Search This Blog

Sunday, July 14, 2013

ANGIN RIBUT

ANGIN RIBUT



Jenis-jenis angin kencang itu dibedakan dari kecepatannya–dan tentu saja besarannya, serta tingkat kerusakan yang diakibatkan. Angin puting beliung (angin ribut) melanda kawasan yang tak terlalu luas dan terjadi hanya dalam kisaran jam, sedangkan topan (badai) mampu meluluhlantakkan kawasan yang luas dan bisa bertahan berhari hari, malah boleh jadi lebih dari seminggu.
Di Amerika, dikenal istilah tornado. Begitu juga dengan hurricane. Tornado merupakan badai lokal yang mempunyai diameter wilayah antara 50 m sampai lebih dari 1,5 mil. Sering muncul di Amerika pada saat udara dingin dari Canada bertemu dengan udara hangat dari mexico. angin dapat bertiup pada kecepetan 60 sampai lebih dari 320 mil per jam, menyebabkan lebih banyak kerusakan dibandingkan angin ribut. Tornado biasanya diikuti oleh hujan es dan petir. Jenis badai ini sangat sulit diprediksi karena durasinya yang pendek.

Di Indonesia, angin ribut atau puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba – tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar seperti spiral hingga menyentuh permukaan bumi dan punah dalam waktu singkat (3 – 5 menit). Kecepatan angin rata – ratanya berkisar antara 30 – 40 knots. Angin ini berasal dari awan Cumulonimbus (Cb) yaitu awan yang bergumpal berwarna abu – abu gelap dan menjulang tinggi. Namun, tidak semua awan Cumulonimbus menimbulkan puting beliung. Puting beliung dapat terjadi dimana saja, di darat maupun di laut dan jika terjadi di laut durasinya lebih lama daripada di darat. Angin ini umumnya terjadi pada siang atau sore hari, terkadang pada malam hari dan lebih sering terjadi pada peralihan musim (pancaroba).  Luas daerah yang terkena dampaknya sekitar 5 – 10 km, karena itu bersifat sangat lokal.

Sebuah super cell yang tampak dari bawah seperti dinding awan yang sangat besar (wall cloud). Awan seperti ini perlu diwaspadai sebab kemungkinan besar menimbulkan badai. (Sumber : wikipedia.org)
SIFAT
  • Tidak bisa diprediksi secara spesific, hanya peluang dalam batasan wilayah , setelah melihat atau merasakan tanda-tandanya baru bisa diprediksi 0.5 – 1jam sebelumnya dengan tingkat kekuakutan kurang dari 50 % (berdasarkan pengalaman)
  • Angin puting beliung hanya berasal dari awan Cumulusnimbus (CB), bukan dari pergerakan angin monsun maupun pergerakan angin pada umumnya, sehingga dapat dapat berpindah/bergeser seusai dengan tekanan tinggi ke tekanan rendah dalam skala luas
  • Tidak semua jenis awan CB menimbulkan puting beliung, karena sangat mikro maka sulit membedakannya, secara teori puting beliung beasal dari jenis awan CB bersel tunggal, super sel dan multisel, kesemuanya itu hanya dapat dilihat dilpangan terbuka bukan dari teori monsun atau siklon atau model cuaca.
  • Suatu daerah atau tempat terlanda puting beliung maka kecil kemungkinan terjadi yang kedua kalinya, atau tidak ada puting beliung susulan karena berasal dari awan CB yang sifat tumbuhnya tergantung dari intensitas konvektif yang juga sulit diperkirakan.
  • Sangat lokal
  • bergerak secara garis lurus
  • waktunya singkat sekitar 3 menit dan tiba-tiba
  • terjadi pada siang atau sore hari,
  • malam jarang terjadi
  • Puting Beliung sangat sulit diprediksi, namun tanda-tandanya dapat diketahui di luar rumah
  • Terjadi pada tanah lapang yang vegetasinya kurang
  • Jarang terjadi pada daerah perbukitan atau hutan yang lebat
Proses Terjadinya Puting Beliung
Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh awan Cumulonimbus (Cb)
Fase Tumbuh
  • Dalam awan terjadi arus udara naik ke atas yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik air maupun Kristal es masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan.
Fase Dewasa/Masak
  • Titik-titik air tidak tertahan lagi oleh udara naik ke puncak awan. Hujan turun menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik dan turun. Temperatur massa udara yang turun ini lebih dingin dari udara sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan turun dapat timbul arus geser memuntir, membentuk pusaran. Arus udara ini berputar semakin cepat, mirip sebuah siklon yag “menjilat” bumi sebagai angin puting beliung. Terkadang disertai hujan deras yang membentuk pancaran air (water spout).
Fase Punah
  • Tidak ada massa udara naik. Massa udara yang turun meluas di seluruh awan. Kondensasi berhenti. Udara yang turun melemah hingga berakhirlah pertumbuhan awan Cb.

GEJALA/TANDA-TANDA AKAN ADANYA ANGIN PUTING BELIUNG
  • satu hari sebelumnya, udara pada malam hari- pagi hari udaranya panas/pengap/sumu’
  • sekitar pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan cumulus (awan berlapis-lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol
  • tahap berikutnya adalah awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap
  • perhatikan pepohonan disekitar tempat kita berdiri, apakah ada dahan atau ranting yang sudah bergoyang cepat, jika ada maka hujan dan angin kencang sudah akan datang
  • terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri
  • biasanya hujan pertama kali turun adalah hujan tiba-tiba dengan deras, apabila hujan nya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari lingkungan kita berdiri
  • Terdengar sambaran petir yang cukup keras, apabila indikator tersebut dirasakan oleh kita maka ada kemungkinan hujan lebat+petir dan angin kencang akan terjadi
  • Jika 1 atau 3 hari berturut – turut tidak ada hujan pada musim penghujan, maka ada kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun tidak.
DAMPAK KERUSAKAN
  • Biasanya hanya menghantam rumah non permanent atau rumah yang beratap seng/asbes maupun pelepah daun nipah serta rumah bedeng
  • atap rumah berterbangan
  • Pohon yang rapuh
ANTISIPASI
  • Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar segera ditebang untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut
  • Perhatiakan atap rumah yang sudah rapuh, karena pada rumah yang rapuh sangat mudah sekali terhempas, sedangkan pada rumah yang permanent, kecil kemungkinan terhempas.
  • Apabila melihat awan yang tiba-tiba gelap, semula cerah sebaiknya untuk tidak mendekati daerah awan gelap tersebut
  • Cepat berlindung atau menjauh dari lokasi kejadian, karena peristiwa fenomena tersebut sangat cepat
  • Untuk jangka panjang pohon dipinggir jalan diganti dengan pohon akar berjenis serabut seperti pohon asem, pohon beringin dsb.
About these ads

kupu-good

kupu-good

kupu-good

Teknik Vertical : Simpul / Knot

Teknik Vertical : Simpul / Knot


Salah satu bagian yang harus dikuasai oleh seorang penggiat di ketinggian adalah pengetahuan tentang simpul dan kemampuan membuat simpul dengan mudah dan cepat.
Gunakanlah simpul yang mudah dan cepat yang sering digunakan dalam kegiatan penyelamatan diketinggian. Jika membuat simpul tanpa harus berpikir dua kali pertolongan akan lebih mudah dilakukan
Simpul yang baik untuk kegiatan di ketinggian ada 4 ( empat) kriteria, antara lain sebagai berikut :

1.   Mudah dibuat.
2.   Mudah dilihat kebenaran lilitannya.
3. Aman, dengan ikatan / lilitan tidak bergerak dan bergeser ataupun  tertumpuk pada saat dibebani.
4.   Mudah dilepas / diurai setelah dibebani.
Macam – macam simpul yang Familiar
Figure of eight knot / simpul delapan


Simpul ini biasanya dipakai untuk menghubungkan tali dengan harness yang  dan menggunakan carabiner, simpul ini juga bisa di pakai untuk membuat anchor (penambat).
Double Loop Figure of eight knot / Double Figure-of-eight on the bight

Simpul ini paling sering digunakan untuk laberang Y-belays. Sifat dari simpul ini, mudah untuk menyesuaikan loops oleh tali bergerak dari salah satu loops ke yang lain.

Bowline knot



Simpul bowline mudah berubah dan membuka. AWAS, jika salah membuatnya akan berakibat fatal. PENTING  juga membuat simpul kancingan di ujung nya, untuk menjaga kemungkinan simpul tersebut terlepas dengan sendirinya.
Simpul Pita


simpul ini digunakan untuk mengikat dua ujung tali yang pipih (webbing) atau menyambungkan 2 tali tersebut menjadi 1
Simpul nelayan / fisherman’s knot


simpul ini digunakan untuk menyambung 2 tali yang sama ukuran nya.
Misalnya : karnmantel dengan karnmantel
Simpul Prusik


Simpul ini biasanya di gunakan untuk prusiking / ascending
Simpul pangkal
Simpul ini biasanya digunakan untuk membuat anchor / penambat,mengikat tandu, dll
Inline knot

Simpul ini biasanya digunakan untuk menghubungkan tandu korban  dengan rescuer
Simpul Kupu – kupu / Butterfly knot
Untuk membuat ditengah atau tali dengan beban vertikal. Bisa juga digunakan untuk menghindari tali yang sudah friksi. Toleransi terhadap kekuatan tali 50%.


Masih banyak lagi simpul-simpul yang lain. . . silahkan dikembangkan sendiri

About these ads

PENGETAHUAN PETA DAN KOMPAS

PENGETAHUAN PETA DAN KOMPAS

PENDAHULUAN
Sebagai seorang penjelajah yang baik, seseorang harus menguasai berbagai ilmu pendukung. Salah satu dari diantaranya ialah Navigasi atau ilmu tentang cara – cara untuk menentukan atau mengarahkan suatu perjalanan atau misi dari satu titik pemberangkatan ke titik tujuan dengan cara aman dan seefisien mungkin.
Navigasi darat adalah sebagian dari ilmu navigasi yang dalam prakteknya selalu mengunakan alat Bantu peta dan kompas.dalam materi ini akan diutarakan mengenai :
1.   Pengertian peta topografi
2.   Pengertian kompas
3.   Teknik pengunaan peta kompas
PETA
Yang dimaksud peta ialah gambaran dari permukaan bumi yang diperkecil dengan skala tertentu sesuai dengan kebutuhan. Peta digambarkan diatas bidang datar dengan sistem proyeksi tertentu.
Peta yang digunakan dalam kegiatan alam bebas adalah peta topografi, karena peta topografi mengambarkan secara proyeksi sebagian fisik bumi. Sehingga dengan memperhatikan peta topografi seseorang dapat memperkirakan bentuk permukaan dari bumi yang akan dihadapi dilapangan
Dalam mengunakan peta topografi juga harus diperhatikan dalam pengunaannya, karena kelengkapan peta tersebut merupakan petunjuk bagi pemakai peta tersebut. Adapun kelengkapan peta topografi adalah sebagai berikut :
1.  Judul Peta
Adalah identitas mengenai peta tersebut antara lain Nama Peta/Daerah atau identitas lain yang menonjol.

2.  Keterangan Pembuatan
Merupakan semua keterangan mengenai pembuatan dan instansi pembuat  peta, dicantumkan pada bagian kiri bawah dari peta.
3.  Nomor Peta
Angka yang menunjukkan nomor peta yang dicantumkan pada sudut kanan atas dari peta.
4.  Pembagian Lembar Peta
Nomor – nomor yang digunakan untuk tujuan mempermudah pengolongan   peta bila memerlukan interprestasi suatu daerah yang lebih luas, dicantumkan disudut kanan bawah dari peta.
5.Sistim Koordinat
Pada peta topografi dikenal dengan sistem koordinat, yaitu perpotongan antara dua garis sumbu. Adapun koordinat yang biasa atau resmi digunakan adalah :
a.Koordinat geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur ( BB dan BT ), yang  ┴      dengan ∑ kontur; non garis lintang ( LU dan LS ). Yang sejajar    dengan ∑ dinyatakan dalam derajad menit dan detik.
b.Koordinat Grid
Perpotongan antara sumbu Opsis ( X ) dengan Ordinat ( Y )   pada koordinat grid, kedudukan suatu titik   dinyatakan dalan ukuran jarak (meter); sebelah selatan   ke Utara dan Barat ke Timur dari sumbu acuan.
Skala bilangan dari kedua system koordinat diatas   (geografis   dan grid) terletak di tepi peta. Kedua sistim   koordinat yang   berlaku Internasional tersebut sering   membingungkan, karena   memang kedua system itu   tidak   mudah dipahami. Oleh   karena itu pembacaan   koordinat dibuat sederhana (tidak dibaca   seluruhnya).
Misalnya : 72100 mE dibaca 21, 909700 mN dibaca 97 dan   seterusnya.
c.Koordinat local
Untuk memudahkan dalam membaca koordinat (pada peta yang tidak ada gridnya). Dapat dibuat garis – garis seperti grid peta. Perlu diingat dalam mengunakan koordinat local, semua unsur yang terlibat mesti diseragamkan dan untuk menghindari kekacauan.
6.  Skala
Adalah perbandingan jarak dipeta dengan jarak horizontal sebenarnya dimedan (lapangan)
………..Jarak di peta                   JP                            JP
SKP =   _________        =      ____           JM   =  ___
……….Jarak dimedan                JM                            SP
7.  Orientasi Arah Utara
Pada peta topografi terdapat tiga arah Utara yang harus diperhatikan sebelum mengunakan peta dan kompas. Karena tiga arah Utara tersebut tidak berada pada satu garis, Tiga arah Utara tersebut adalah :
ØUtara sebenarnya ( True North ) US/TN diberi symbol  ( * ) bintang ,   yaitu utara yang melalui kutub utara di selatan bumi.
ØUtara peta (Grid North) UP/GN diberi symbol GN, yaitu utara yang sejajar  dengan garis jala (sumbu Y).
ØUtara magnitis (Magnitis North) UM
Karena ketiga arah utara tersebut tidak berada pada satu garis, maka akan terdapat penyimpangan – penyimpangan sudut :
a.Penyimpangan sudut antara US-UP disebut Iktilat Peta (IP) atau konvegensi merimion.
b.Penyimpangan sudut antara US-UM disebut Iktilat Magnitis (IM) atau Deklinasi.
c.Penyimpangan sudut antara UP-UM disebut sudut peta magnet (SPM) atau Deviasi. Dalam peta biasa ditulis GM Angle (Grid Magnetic Angle).
Dalam mengunakan peta dan kompas harus diperhatikan tiga arah utara tersebut (ada perhitungan koreksi arah) untuk lintasan – lintasan yang relative pendek diabaikan. Tetapi variasi magnetisnya harus diperhatikan.
8.  Garis Kontur/Garis Ketinggian
Merupakan gambaran bentuk permukaan bumi yang sama tinggi yang diukur dari permukaan laut.
Sifat – sifat garis kontur:
a.  Garis kontur selalu merupakan kurva tertutup sejajar dan tidak akan memotong satu sama lain
b.  Garis kontur yang didalam selalu lebih tinggi dibanding yang diluar.
c.  Interval kontur selalu merupakan kelipatan sama
d.  Indeks kontur diratakan dengan garis tebal
9.  Legenda Peta
Adalah informasi tambahan untuk memudahkan interprestasi peta. Baik itu unsur yang dibuat manusia maupun alam
Legenda peta yang penting untuk dipahami antara lain:
Titik ketinggian
Jalan setapak
Garis batas wilayah
Jalan raya
Air
Pemukiman
Kuburan
MEMAHAMI PETA TOPOGRAFI
1.  Membaca Garis Kontur
a.  Punggungan Gunung
Punggungan gunung merupakan rangkaian   garis   kontur berbentuk huruf “U”  ujung dari   huruf U   menunjukkan   tempat atau daerah   yang lebih   pendek   dari kontur   diatasnya.

b.  Lembah/Sungai
Lembah/Sungai merupakan rangkaian garis kontur   yang berbentuk  “∩”

c.  Daerah landai/datar dan terjal/curam
d.  daerah datar garis konturnya jarang-jarang. Daerah terjal  garis konturnya rapat-rapat

2.  Menghitung Harga Interval Kontur
Bila harga interval kontur tidak dicantumkan pada peta,maka harus dihitung :
a.  Cari dua titik ketinggian yang berbeda (berdekatan). Sebet     saja pertama adalah A dan titik kedua adalah B dalam hal ini   titik A dan B diketahui.
b.  Hitung selisih ketinggian A dan B.
c.  Hitung jumlah kontur dari A sampai B.
d.  Bagilah selisih A-B dengan jumlah kontur A-B, hasilnya   adalah interval kontur.
3.  Utara Peta
Setiap kali menghadapi peta topografi pertama-tama carilah arah utara dari peta itu; selanjutnya disebut utara peta.
Cara menentukan utara peta:
a.  Lihat judul peta. Judul peta selalu ada pada Utara peta   (bagian atas dari     peta)
b.  Lihat tulisan nama gunung dan desa di dalam peta. Utara peta adalah bagian atas peta tersebut.
4.  Mengenal Tanda Medan
Beberapa tanda medan dapat dibaca sebelum berangkat kelapangan, dan carilah dilapangan.
Tanda-tanda medan antara lain :
a.  Lembah antara dua puncak
b.  Lembah yang curam.
c.  Ujung desa atau persimpangan jalan.
d.  perpotongan sungai dengan jalan setapak
e.  Percabangan sungai, belokan sungai, air terjun, dan   lain-lain.
Untuk daerah yang datar dapat digunakan :
a.Persimpangan jalan
b.Percabangan sungai, jembatan dll.
Gunakan bentang-bentang atau bentuk alam yang menyolok dilapangan dan mudah ditemukan/dikenal dipeta. Tanda medan mutlak harus dipahami karena sangat menunjang dalam orientasi.
5.  Menggunakan Peta
Pada perencanaan perjalanan dengan menggunakan Peta Topografi sudah tentu titik awal dan akhir akan diplot di peta. Sebelum berjalan catatlah :
a.   Koordinat titik awal (A)
b.   Koordinat titik tujuan (B)
c.   Sudut peta AB
d.  Tanda medan apa saja yang akan dijumpai   sepanjang    lintasan AB
e.   Berapa lintasan AB dan berapa kira-kira waktu   yang     dibutuhkan untuk menyelesaikan   lintasan A sampai   B tersebut
6.  Membaca Koordinat
Pada koordinat grid harga koordinat adalah perpotongan antara sumbu (X) dan (Y).Cara menyatakan koordinat :
a.   Cara 6 angka misalnya koordinat titik A (234 ; 622), B (237 ;   461)
b.   Cara 8 Angka misalnya koordinat titk A (3740 ; 6225), B (3776 ; 6417). Cara 8 angka lebih akurat dibanding 6 angka.

8.  Mengatur Jarak atau Panjang Lintasan
a.  Panjang lintasan datar
Ukur panjang lintasan dengan mistar, untuk lintasan yang berbelok dapat mengunakan benang yang kemudian diukur dengan mistar.
b.  Panjang lintasan sebenarnya
Peta dibuat penampang dengan jalan menyayat (skala vertical dan horizontal) harus disesuaikan dengan skala peta.   Gambar sayatan lintasan A – B tersebut memperlihatkan   kemiringan dan juga penampang bentuk peta. Ukuran panjang lintasan dengan mengalikannya dengan skala maka didapat jarak sebenarnya.
9.  Membuat rencana perjalanan diatas peta tidak begitu sukar, yang perlu diingat karena dilapangan nanti anda akan berhadapan dengan kondisi alam yang nyata. Perhatikan sifat – sifat kontur dan legenda peta.
KOMPAS
Kompas adalah salah satu alat Bantu dari Navigasi Darat. Sebagai penentu arah, dan alat pengukur sudut mendatar.Jarum kompas akan selalu mengarah/ menunjukkan arah Utara kutub magnit bumi.
Arah yang ditunjukkan oleh jarum kompas disebut Utara Magnit (UM). Sedang sudut yang dibuat/dibentuk antara UM dengan garis sasaran disebut Sudut Kompas (SK)

TEKNIK PETA DAN KOMPAS
Orientasi
Sebelum masuk daerah operasi terlebih dahulu anda harus mengenal tanda medan yang nantinya akan anda jumpai di lapangan. Tanda medan itu dapat diinterperestasikan di peta yang nantinya akan anda pergunakan, misalnya titik – titik ketinggian atau nama gunung dapat juga Tanya penduduk setempat, dalam hal ini bertanya pada penduduk cukup nama gunung atau nama sungai.
Perlu diperhatikan dan diingat, bahwa tanda medan akan berubah bentuknya bila dilihat dari titik kedudukan yang berbeda, maka dalam orientasi anda harus berhati – hati.
1.  Orientasi Peta Secara Umum
Carilah tempat terbuka sehingga tanda – tanda medan terlihat dengan jelas, kemudian Buka dan letakkan peta pada tempat yang datar.
Letakkan kompas diatas peta dengan posisi garis bantu orientasi kompas sejajar dengan sumbu Y dipeta.
Putar – putarlah peta (jangan merubah posisi kompas) hingga jarum kompas sejajar dengan grid/sumbu Y, bila sudah maka letak peta sudah sesuai dengan bentang alam yang nada hadapi.
Cari tanda – tanda medan yang menonjol, kemudian cocokkan dengan peta dan beri tanda/catatlah.
Cari tanda sebanyak mungkin sehingga anda sudah mulai paham dengan daerah tersebut dan sudah dapat memperkirakan posisi anda di peta.


2.  Resection (Menentukan posisi pada peta)
Langkah kerjanya:
Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan seperti, puncak bukit, tikungan jalan ataupun pertigaan jalan/sungai. Lakukan orientasi kemudikan cocokkan tanda medan dengan peta.
Bidikkan kompas dari posisi anda berdiri kesalah satu tanda medan yang terlihat dan dikenal, baik dipeta maupun dimedan. Misalnya tanda medan adalh puncak bukit X (SKX) sudut kompas X = 288o
Sudut peta = 288′ – 180′ = 108′
Kemudian Plot dipeta sebesar SKX (180′) dengan mengunakan busur derajat dan penggaris.
Lakukan hal yang sama untuk titik yang kedua, misalnya titik P diperoleh SKP = 319′  jika anda melakukan langkah – langkah yang benar maka akan diperoleh perpotongan antara SKX dan SKP. perpotongan tersebut anggap kita beri nama titik N.
Titik N itu adalah posisi anda dipeta.
3.  Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai.
Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection :
a) lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita;
b)bidik obyek yang kita amati;
c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta;
d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta, lakukan langkah  b dan c;
e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi
obyek yang dimaksud.
* Dirangkum dari berbagai sumber
Referensi :
Diktat Navigasi Darat Pendidikan – SAR BANTU DARAT
Diktat Kartografi – DEP. HANKAM
Membaca Peta dan Ilmu Medan – Staf AD
The Concise Book of Orienteering – Roger Smith
About these ads

WATER SAFETY

WATER SAFETY

METODE PERTOLONGAN KORBAN DI AIR
A. Persyaratan seorang penolong
Pedoman keselamatan di air
Setiap orang harus mengikuti ketentuan keselamtan di air ketika berada di sekitar air. Ketentuan keselamatan di air sangat penting terlebih lagi bagi pengawas atau pengaruh bagi orang lain yang beraktivitas di air atau orang yang menanggapi jika terjadi keadaan darurat di air seperti: areal kolam renang, pantai, tempat rekreasi, dll (life guard). Berikut ini pedoman yang diberlakukan bagi orang yang berkecimpung di air:
Kemampuan yang harus dimiliki:
  • Berenang

  • Medical First Responder (pertolongan pertama & RJP)
  • Pengendalian boat

  • Teknik pertolongan di air
Tindakan pencegahan terhadap kemungkinan kejadian yang fatal bagi Rescuer, harus dilakukan sebelum melakukan pertolongan, pertimbangan yang perlu diambil adalah berpikir tentang keselamatan dengan berprinsip pada 4 komponen yaitu:
  • Pertimbangan kemampuan
Kemampuan penolong dalam memilih dan menentukan tindakan guna memanfaatkan keterampilan yang dimiliki, serta metode yang paling tepat dilakukan. Pilih prosedur yang paling tepat dengan risiko yang sangat kecil.
  • Pengetahuan
Memahami bahaya-bahaya di air, pengetahuan ini sangat perlu diterapkan dalam melakukan pertolongan.
  • Keahlian
Seorang petugas pertolongan di air harus mempunyai kemahiran dan terampil pada semua aspek pertolongan (menggunakan alat, berhadapan dengan korban)
  • Kesiapan fisik
Fisik sangat mutlak dibutuhkan, meskipun punya keterampilan yang tinggi akan sia-sia jika tidak didukung kemampuan fisik, karena orang akan cepat lelah dan jika kelelahan terjadi maka akan berpengaruh terhadap kemampuan yang lain.
Bahaya di air ada 2:
  1. Penolong sendiri (mental/fisik)
  2. Lingkungan (korban, binatang, arus, dingin)
Mental dan fisik
Aspek mental dan fisik adalah kodisi cukup membahayakan bagi penolong saat memberikan pertolongan dan ini berasal dari dalam diri penolong sendiri seperti: panik, kram, kelelahan, over convidance. Bahaya yang berkaitan dengan mental dan fisik dapat diatasi hanya dengan latihan yang bertingkat dan berlanjut.
Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan bahaya lain bagi Rescuer ketika memberikan pertolongan korban di air dan harus dilakukan tindakan agar dapat menghindarinya. Bahaya dari lingkungan seperti: makhluk hidup lain (ular, sengatan binatang), duri, paku, tonggak, arus, cuaca, batu, jeram, dll).
Metode
Dalam pertolongan di air adalah tahapan/ tingkatan/ urutan langkah untuk memudahkan para penolong mengingat apa dan bagaimana ketika menghadapi kecelakaan di air. Metode ini telah terbukti dan merupakan cara penyelamatan yang paling efektif dalam memberikan pertolongan kepada korban yang terancam dari bahaya tenggelam. Untuk memudahkan ingatan kita maka metode ditata secara berurutan dari tindakan yang paling kecil risikonya hingga langkah pertolongan yang penuh risiko, yaitu:
R             >> Reach,
T              >> Throw,
R             >> Row,
G             >> Go,
T              >> Tow/ Carry
Dengan urutan ini diharapkan penolong akan mudah mengingat dan tertanamkan bahwa memberikan pertolongan korban di air tidak harus seorang penolong masuk ke dalam air tetap harus memilih yang paling aman terhadap dirinya sendiri.
1.       Reach
Pertolongan ini dilakukan dari darat/ pinggir kolam.
Bantuan pertolongan dengan cara menjangkau atau meraih korban, karena posisinya di pinggiran air maka penolong dapat melakukan:
1)      Perpanjang jangkauan Rescuer dapat mempergunakan benda ringan yang terdapat di sekitar tempat kejadian antara lain : galah, kayu panjang, dll
2)      Teriakan, bicaralah pada korban untuk menuntun jika korban respons dan menenangkannya.
3)      Mengamankan diri, posisikan diri pada tempat yang aman, serta mengamankan dengan memegang/ mengikat ke benda-benda yang tidak labil.
4)      Tarik perlahan korban ke tempat aman. Gunakan tarikan teratur, hindari sentakan yang dapat menyebabkan pegangan terlepas.
5)      Amankan korban, pastikan korban sudah berpegangan pada dermaga, pinggiran kolam, atau tepian air.
2.       Throw
Metode ini adalah lanjutan dari Reach dimana metode pertolongan dengan melempar alat apung, posisi penolong berada di daerah aman
1)      Dengan menggunakan tali yang terikat pada alat yang akan dilempar.
2)      Tanpa menggunakan tali
Alat yang digunakan, Ring Buoy atau benda apung lainnya.


3.       Row
Row adalah tindakan yang dilakukan apabila kedua langkah di atas sudah tidak dapat dilakukan, maka Rescuer harus mendekat ke arah korban dengan menggunakan kapal kecil untuk mendekat ke arah korban, dan setelah dekat dengan korban kembali Reach (raih) dan atau Throw (lempar) akan digunakan lagi. Jika sudah dapat meraih korban yakinkan perahu kembali stabil baru kemudian korban dinaikkan ke atas perahu.

4.       Go
Langkah ini adalah pilihan terakhir yang harus dilakukan karena tidak tersedianya alat yang dipergunakan untuk mendekat dan posisi korban jauh atau berada di tempat yang tidak memungkinkan menggunakan perahu. Go maksudnya adalah seorang penolong harus berenang menuju korban dengan membawa alat apung untuk memberikan pertolongan dan dapat kembali menuju posisi aman bersama-sama dengan korban.



5.       Tow
Metode ini adalah metode yang paling berisiko tinggi bagi penolong, karena penolong harus kontak langsung dengan korban, untuk menghindari kondisi yang buruk bagi penolong, pengetahuan dan keterampilan bertahan dan melepaskan diri (defend dan release) harus dikuasai. Usaha penyelamatan ini adalah seorang penolong menarik korban ke darat, pinggir kolam, pinggir danau, atau dermaga.
B.    Teknik Pertolongan
Faktor penting dalam pertolongan adalah upaya penyelamatan jiwa korban, dalam melakukan penyelamatan korban ini dapat dibedakan atas menyelamatkan dalam arti memindahkan korban dari tempat yang bahaya ke daerah aman dan yang kedua menyelamatkan korban dari derita dan cedera yang dialaminya. Kedua faktor tersebut saling beriringan dan tidak dapat dipisahkan.
Pertolongan tanpa menggunakan alat.
Untuk membawa korban sadar atau tidak sadar ke daratan gunakan “Teknik Carry”
-                      Under arm carry
-                      Tired swimmer tow / carry
-                      Wrist tow
-                      Hip carry
-                      Hip carry with pistol grip
-                      Double chin carry
Penyelamatan dengan alat
Prinsip dasar penyelamatan adalah dapat menyelamatkan korban tapi tidak mempunyai resiko yang besar pada penolong sendiri. Oleh karena itu setiap pertolongan di air membawa peralatan pendukung sangat dianjurkan, seperti:
  • Pelampung

  • Papan spinal
  • Rescue tube


  • Ring buoy

  • Throwing Bag

dan masih ada beberapa alat yang lainnya
* dirangkum dari berbagai sumbe