Search This Blog

Sunday, April 28, 2013

Suku Gayo

Suku Gayo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Suku GAYO
COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Gajo (Aceh) in bruidskleding naar de adat TMnr 10002771.jpg
Pengantin Pria Gayo Jaman dulu
Jumlah populasi
kurang lebih 85.000.
Kawasan dengan populasi yang signifikan
Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues
Bahasa
Bahasa Gayo
Agama
Islam
Kelompok etnik terdekat
Alas,,Mandailing, Batak dan Karo.
Suku Gayo adalah sebuah suku bangsa yang mendiami pegunungan di tengah Aceh yang populasinya berjumlah kurang lebih 85.000 jiwa. Suku Gayo secara mayoritas terdapat di kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues. Suku Gayo beragama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya. Suku Gayo menggunakan bahasa yang disebut bahasa Gayo.

Daftar isi

Sejarah

Pada abad ke-11, Kerajaan Linge didirikan oleh orang-orang Gayo pada era pemerintahan Sultan Makhdum Johan Berdaulat Mahmud Syah dari Kesultanan Perlak. Informasi ini diketahui dari keterangan Raja Uyem dan anaknya Raja Ranta yaitu Raja Cik Bebesan dan dari Zainuddin yaitu dari raja-raja Kejurun Bukit yang kedua-duanya pernah berkuasa sebagai raja di era kolonial Belanda.
Raja Linge I, disebutkan mempunyai 4 orang anak. Yang tertua seorang wanita bernama Empu Beru atau Datu Beru, yang lain Sebayak Lingga (Ali Syah), Meurah Johan (Johan Syah) dan Meurah Lingga (Malamsyah).
Sebayak Lingga kemudian merantau ke tanah Karo dan membuka negeri di sana dia dikenal dengan Raja Lingga Sibayak. Meurah Johan mengembara ke Aceh Besar dan mendirikan kerajaannya yang bernama Lam Krak atau Lam Oeii atau yang dikenal dengan Lamuri atau Kesultanan Lamuri. Ini berarti Kesultanan Lamuri di atas didirikan oleh Meurah Johan sedangkan Meurah Lingga tinggal di Linge, Gayo, yang selanjutnya menjadi raja Linge turun termurun. Meurah Silu bermigrasi ke daerah Pasai dan menjadi pegawai Kesultanan Daya di Pasai. Meurah Mege sendiri dikuburkan di Wih ni Rayang di Lereng Keramil Paluh di daerah Linge, Aceh Tengah. Sampai sekarang masih terpelihara dan dihormati oleh penduduk.
Penyebab migrasi tidak diketahui. Akan tetapi menurut riwayat dikisahkan bahwa Raja Linge lebih menyayangi bungsunya Meurah Mege. Sehingga membuat anak-anaknya yang lain lebih memilih untuk mengembara.[1]

Dinasti Lingga

  1. Adi Genali Raja Linge I di Gayo
    1. Raja Sebayak Lingga di Tanah Karo. Menjadi Raja Karo
    2. Raja Meurah Johan (pendiri Kesultanan Lamuri)
    3. Meurah Silu anak dari Meurah Sinabung (pendiri Kesultanan Samudera Pasai), dan
  2. Raja Linge II alias Marah Lingga di Gayo
  3. Raja Lingga III-XII di Gayo
  4. Raja Lingga XIII menjadi Amir al-Harb Kesultanan Aceh. Pada tahun 1533 terbentuklah Kerajaan Johor baru di Malaysia yang dipimpin oleh Sultan Alauddin Mansyur Syah. Raja Lingga XIII diangkat menjadi kabinet di kerajaan baru tersebut. Keturunannya mendirikan Kesultanan Lingga di kepulauan Riau, pulau Lingga, yang kedaulatannya mencakup Riau (Indonesia), Temasek (Singapura) dan sedikit wilayah Malaysia.
Raja-raja di Sebayak Lingga Karo tidak terdokumentasi. Pada era Belanda kembali diangkat raja-rajanya tapi hanya dua era
  1. Raja Sendi Sibayak Lingga (pilihan Belanda)
  2. Raja Kalilong Sibayak Lingga

Kehidupan sosial

Rumah Adat Gayo Pitu Ruang
Masyarakat Gayo hidup dalam komuniti kecil yang disebut kampong. Setiap kampong dikepalai oleh seorang gecik. Kumpulan beberapa kampung disebut kemukiman, yang dipimpin oleh mukim. Sistem pemerintahan tradisional berupa unsur kepemimpinan yang disebut sarak opat, terdiri dari reje (raja), petue (petua), imem (imam), dan rayat (rakyat).
Pada masa sekarang beberapa buah kemukiman merupakan bagian dari kecamatan, dengan unsur-unsur kepemimpinan terdiri atas: gecik, wakil gecik, imem, dan cerdik pandai yang mewakili rakyat.
Sebuah kampong biasanya dihuni oleh beberapa kelompok belah (klan). Anggota-anggota suatu belah merasa berasal dari satu nenek moyang, masih saling mengenal, dan mengembangkan hubungan tetap dalam berbagai upacara adat. Garis keturunan ditarik berdasarkan prinsip patrilineal. Sistem perkawinan yang berlaku berdasarkan tradisi adalah eksogami belah, dengan adat menetap sesudah nikah yang patrilokal (juelen) atau matrilokal (angkap).
Kelompok kekerabatan terkecil disebut sara ine (keluarga inti). Kesatuan beberapa keluarga inti disebut sara dapur. Pada masa lalu beberapa sara dapur tinggal bersama dalam sebuah rumah panjang, sehingga disebut sara umah. Beberapa buah rumah panjang bergabung ke dalam satu belah (klan). Pada masa sekarang banyak keluarga inti yang mendiami rumah sendiri. Pada masa lalu orang Gayo terutama mengembangkan mata pencaharian bertani di sawah dan beternak, dengan adat istiadat mata pencaharian yang rumit.
Selain itu ada penduduk yang berkebun, menangkap ikan, dan meramu hasil hutan. Mereka juga mengembangkan kerajinan membuat keramik, menganyam, dan menenun. Kini mata pencaharian yang dominan adalah berkebun, terutama tanaman kopi. Kerajinan membuat keramik dan anyaman pernah terancam punah, namun dengan dijadikannya daerah ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Aceh, kerajinan keramik mulai dikembangkan lagi. Kerajinan lain yang juga banyak mendapat perhatian adalah kerajinan membuat sulaman kerawang dengan motif yang khas.

Seni Budaya

Kubur tradisional orang Gayo
Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah kesenian, yang hampir tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung berkembang. Bentuk kesenian Gayo yang terkenal, antara lain tari Saman dan seni bertutur yang disebut Didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentuk-bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat. Di samping itu ada pula bentuk kesenian seperti tari Bines, tari Guel, tari Munalu, sebuku/pepongoten, guru didong, dan melengkan (seni berpidato berdasarkan adat).
Dalam seluruh segi kehidupan, orang Gayo memiliki dan membudayakan sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai ketertiban, disiplin, kesetiakawanan, gotong royong, dan rajin (mutentu). Pengalaman nilai budaya ini dipacu oleh suatu nilai yang disebut bersikemelen, yaitu persaingan yang mewujudkan suatu nilai dasar mengenai harga diri (mukemel). Nilai-nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam bidang ekonomi, kesenian, kekerabatan, dan pendidikan. Sumber dari nilai-nilai tersebut adalah agama Islam serta adat setempat yang dianut oleh seluruh masyarakat Gayo.

Seni dan Tarian

Didong Tari Saman Tari Guel
Didong.jpg Saman dance.jpg Guel dance.jpg

Makanan Khas

  • Masam Jaeng
  • Gutel
  • Lepat
  • Pulut Bekuah
  • Cecah
  • Pengat
  • Gegaloh

Galeri

Sumber

  1. ^ M. Junus Djamil. 1959. Gajah Putih. Lembaga Kebudayaan Atjeh. Kutaraja

Bacaan Lanjutan

  • Bowen, John Richard, 1991,"Sumatran Politics and Poetics : Gayo History, 1900-1989", New Haven : Yale University Press.
  • Bowen, John Richard, 1993,"Return to Sender: A Muslim Discourse of Sorcery in a Relatively Egalitarian Society, the Gayo of Nothern Sumatra", in C. W. Watson and Roy Ellen (Eds.), Understanding Witchcraft and Sorcery in Southeast Asia, Honolulu-Hawaii: University of Hawaii Press.
  • Bowen, John Richard, 1993, "Muslims Through Discourse : Religion and Ritual in Gayo Society", Princeton, N.J. : Princeton University Press.
  • SNOUCK HURGRONJE, C., - Het Gajoland en zijne bewoners.
  • Ibrahim, Mahmud, 2007, "Mujahid Dataran Tinggi Gayo", Yayasan Maqamammahmuda.
  • Wiradyana, Ketut dan Setiawan, Taufiqurrahman, 2011, "Gayo Merangkai Identitas", Gudang Penerbit.

Pranala Luar

Gambar slider blog Gayo Nusantara





Gerakan Pemurtadan Melanda Umat

Gerakan Pemurtadan Melanda Umat

Sabtu, November 17, 2012
Permusuhan kaum Yahudi dan Nasrani sangat besar terhadap kaum muslimin, mereka selalu bersatu dalam menghadapi kaum muslimin hanya untuk mengacaukan keimanan kaum muslimin terhadap Islam. Kristenisasi lebih diprioritaskan untuk menjauhkan umat Islam dari agama baru kemudian memurtadkannya, karena misi utama mereka bukan secara langsung menghancurkan kaum Muslimin sebagai seorang Kristen, namun mengeluarkan seorang Muslim dari Islam agar jadi orang yang tidak berakhlaq. Tujuan mereka adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi malas dan hanya mengejar kepuasan hawa nafsu. Dan mereka tidak akan berhenti sebelum umat Islam mengikuti agama mereka, sebagaimana telah disebutkan dalam firman Allah swt:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ (120)
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).” Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” {Qs. Al-Baqarah [2]: 120}.
Diantara musuh-musuh Islam yang paling menonjol adalah kaum Nasrani yang dengki. Mereka tiada henti-hentinya mengerahkan segala kemampuan mereka untuk melawan dan menghadapi kaum muslimin di seluruh belahan dunia. Apalagi setelah mereka mengetahui bahwa kaum muslimin sekarang ini sudah lemah, baik ekonominya, politiknya, moral umatnya dan pemahaman akan agamanya rancu. Sebagaimana dimaklumi bahwa tujuan gerakan mereka itu adalah menggoyahkan aqidah kaum muslimin dan membuat mereka ragu terhadap Islam, yaitu mengeluarkan mereka dari Islam dan mengajak mereka ke dalam agama Nasrani, gerakan inilah yang dikenal dengan sebutan ‘kristenisasi’. Nasrani telah mengeluarkan dana yang sangat banyak dan mengerahkan potensi yang besar demi mewujudkan cita-cita mereka, yaitu mengkristenkan seluruh manusia, khususnya kaum muslimin. Akan tetapi kondisi mereka sebagaimana yang difirmankan Allah swt:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ (36)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.” {Qs. Al-Anfal [8]: 36}.
Demi kelancaran misi tersebut telah diselenggarakan seminar-seminar di berbagai dunia dari dahulu sampai sekarang yang dihadiri oleh para missionaris yang bertugas berbagai daerah untuk saling bertukar pikiran diantara mereka serta mengajukan gagasan masing-masing untuk mencari cara yang paling ampuh dan efisien. Merekapun telah menyusun beberapa program dan langkah-langkah, di antaranya adalah membantu orang desa dengan membagi sembako, memberi pakaian bekas, makanan, dan lain-lain, mengenai kesehatan, cara mereka adalah memberi obat-obatan dan datang ke rumah sakit untuk mendoakan pasien Muslim, selain itu meniru-niru kebiasaan atau adat umat Islam, berpura-pura masuk Islam untuk menikahi orang Islam, mengaku-ngaku menjadi mantan kyai, ustadz, haji dan lain-lain. Dan cara yang lain yaitu dengan menawarkan pekerjaan, membuka kursus-kursus gratis, mengadakan penyembuhan massal untuk menggalang dana.
Gerakan Kristenisasi juga terjadi di dalam kampus-kampus dan sekolah-sekolah, diantara bentuk-bentuknya adalah gerakan hamilisasi yaitu dengan melalui pacaran, mengadakan persekutuan-persekutuan di kampus yang dilaksanakan pada hari Jum’at, penjadwalan kuliah atau garis pelajaran yang bertentangan dengan aktivitas ibadah umat Islam, mendirikan sekolah-sekolah dan kampus Kristen, membagi-bagikan brosur atau pamflet, majalah, buku dan lain-lain. Dan gerakan kristenisasi yang terjadi di sekolah-sekolah misalkan menawarkan pekerjaan bagi lulusan SLTP/SLTA yang mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan. Maka mereka bersedia menerima tawaran apapun untuk mendapatkan pekerjaan dengan syarat masuk Kristen terlebih dahulu.

Itulah makar orang-orang Nasrani untuk menyesatkan kaum muslimin dan ini merupakan tanggung jawab besar bagi kaum muslimin untuk menghadapinya, baik secara individu maupun kelompok, rakyat maupun pemerintah dalam menghadapi arus kristenisasi yang memangsa setiap individu umat ini, yang besar maupun kecil, baik lelaki maupun wanita. Bisa kita katakan bahwa kewajiban itu berlaku secara menyeluruh meskipun harus kita akui bahwa ada solusi dan pemecahan syar’i secara khusus bagi setiap kondisi dan peristiwa, yaitu dengan perincian:
  1. Menanamkan kembali dasar-dasar aqidah Islamiyah di hati kaum muslimin. Melalui kurikulum-kurikulum pendidikan dan tarbiyah dalam skala umum. Dan lebih memusatkan penanaman dasar-dasar aqidah ini bagi generasi muda, khususnya anak-anak, di lembaga-lembaga pendidikan formal maupun non formal, negeri maupun swasta.
  2. Membangkitkan fanatisme beragama yang positif di segala lapisan umat dan menumbuhkan keasadaran membela kesucian dan kehormatan Islam.
  3. Menutup seluruh saluran masuknya produk-produk kristenisasi, seperti film, selebaran, majalah dan lainnya. Yaitu dengan tidak memberi izin masuk dan menetapkan hukuman keras bagi yang melanggarnya.
  4. Memberikan penyuluhan kepada kaum muslimin tentang bahaya-bahaya kristenisasi serta wasilah-wasilahnya, menjauhkan kaum muslimin darinya serta mencegah mereka agar tidak terjerat jaring-jaringnya.
  5. Memperhatikan seluruh bidang yang menjadi kebutuhan primer kaum muslimin, diantaranya adalah pelayanan kesehatan dan pendidikan secara khusus. Berdasarkan realita yang ada dua perkara tersebut merupakan sarana yang vital bagi kaum Nasrani untuk mengambil simpati kaum muslimin dan menguasai akal pikiran mereka.
  6. Hendaknya setiap muslim dimana saja ia berada berpegang teguh kepada agama dan aqidah Islam walau bagaimanapun kondisi dan kesulitan yang dihadapi. Hendaklah mereka memegang teguh syiar-syiar Islam dalam diri mereka dan orang-orang yang berada di bawah penguasaannya sesuai dengan kadar kemampuan masing-masing, dan hendaknya setiap keluarga muslim memiliki benteng yang kokoh dalam menghadapi setiap usaha yang ingin merusak aqidah dan akhlak mereka.
Editor by. GAYO Nusantara.

Peranan Gereja dalam Kristenisasi dan Pemurtadan



Peranan Gereja dalam Kristenisasi dan Pemurtadan

 Minggu, 21/10/2012 10:53:58 | Shodiq Ramadhan.

H. Bernard Abdul Jabbar
Ketua DDII Bekasi


Umat Kristiani terus saja memprovokasi  umat Islam sasaranya sangat jelas sekali agar umat Islam menjadi berang  dan  marah, jika umat Islam sudah marah maka akan melakukan tindakan anarkis dengan melakukan tindakan pengrusakan, aparat dan penguasa akan bertindak untuk melakukan intimidasi, penangkapan bahkan pembunuhan terhadap umat Islam, pasal terorispun dikenakan untuk menjerat  para aktivis dakwa targetnya apalagi kalu bukan untuk melemahkan kekuatan umat Islam  yang akhirnya berujung pada aksi pemurtadan.

Aksi provokasi  yang masih belum hilang dari benak umat Islam adalah pnerbitan peraturan daerah (PERDA) kota Injil di Manokwari yang diantaranya perda itu memuat tentang pasal pasal larangan berkaitan dengan pengunaan simbol simbol Islam, antara lain melarang jilbab, melarang suara azan, serta pelarangan meronovasi dan pendirian masjid yang ijinnya sangat dipersulit, perda itu langsung menyulut kemarahan umat Islam Manokwari yang hanya berjumlah 30 % tapi tidak seyogyanya perda tersebut diberlakukan, kegelisahan  umat Islam Manokwari semakin memuncak  ketika Bupati dan sebagian anggota DPRD Manokwari yang beragama Kristen menyetujuinya dan mendukung perda tersebut diberlakukan.

Aksi provokasi yang paling  mutakhir saat ini adalah yang dilakukan oleh jemaat HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) yang mereka lakukan di daerah Ciketing, Mustika Jaya, Bekasi Timur yang akhirnya menjadi  issu yang cukup hangat dan membanjiri  headline media nasional ataupun media  internasional yang melakukan kebaktian liar sehingga menimbulkan masalah sosial di lingkungan setempat hal ini semakin mencuat dan bergaung respon demi respon dilakukan baik dari tingkatan aparatur negara yang paling bawah sampai kepada presiden   hingga akhirnya muncul wacana dari berbagai pihak yang dimotori oleh salah satu partai dan juga  LSM-LSM liberal untuk merevisi atau bahkan sampai mencabut  Peraturan Bersama Dua  Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 8/9 tahun 2006 yang mengatur tentang pelaksanan pembangunan tempat/rumah ibadah

Sebenarnya apa sih yang dimaui oleh orang orang Kristen itu? Sampai dengan arogansinya dan kengototanya untuk mendirikan gereja  dan apa  sebenarnya peran  gereja dalam upaya Kristenisasi dan pemurtadan?. Sebelum menjawab pertanyaan diatas baiknya kita lihat terlebih dahulu instruksi Paus II tentang upaya peran gereja Vatikan untuk mengKristenkan dunia  yang tertulis dalam berita bulanan majalah “The Straits Time” edisi 24 Januari 1991 sebagai fatwa atau edaran  kepada ummat khatolik dunia  yang disebut sebagai “Redemtory  Missio  atau “The Churchs Missionary Mandate".

Instruksi Paus Paulus Yohanes II sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik:

”Diserukan agar semua umat Katolik dan gereja harus mengambil  tindakan  untuk meyebarkan  agama Katolik dan melakukan Kristenisasi  terhadap semua bagian dunia (to evangelise in all part of the world) termasuk pada negri negri Islam dimana hukum Islam melarang perpindahan agama dan dia menyerukan “Open the doors  to Christ” bukalah pintu untuk Yesus.
Seruan Paus Benedictus XVI  dalam fatwanya di Balkon Residen Castelgando pada 10 April 2007 dia mengatakan ”Chatolics should take their faith all over the world, should not fear showing their faith in the furthest corners of the world. Evangelism was one of the meaning  of easter, urgent that men and women of our era know and meet with Jessus.” (Katolik seyogyanya meletakan imannya keseluruh dunia, tidak sepantasnya takut menabur iman jauh ke pelosok dunia. Evangel (missionaris) salah satu dari makna  paskah sangat mendesak kaum laki laki dan perempuan dalam era sekarang  mengenal dan bertemu dengan Yesus.”

Seruan misi Kristen Protestan

Dr Berkhof mengatakan,”Boleh kita simpulkan bahwa Indonesia adalah suatu daerah pengkabaran injil  yang diberkati Tuhan dengan hasil yang indah dan besar atas penaburan bibit firman Tuhan.” Jumlah umat Kristen Protestan lebih sedikit di banding dengan jumlah umat Islam yang mayoritas jadi tugas zending-zending muda di benua ini  adalah sangat berat bukanlah sisa kaum kafir yang tak seberapah banyak yang perlu untuk mendengar pengkabaran kesukaan itu.

Tapi juga kaum muslimin yang besar yang merupakan benteng  agama yang besar yang sukar dikalahkan oleh pahlawan pahlawan Injil akan tetapi bukan hanya rakyat jelata lapisan bawah yang harus ditaklukan oleh Kristus tapi juga pada masyarakat kaum cendikiawan, golongan atas dan tengah.

Mark Freer (Direktur Lembaga Misi Amerika untuk Indonesia) dalam sambutan Kongres Gereja Kristen Injili Indonesia di Malang pada tanggal 4 – 7 Januari 2001 mengatakan, ”Untuk menggencarkan missi Kristen kususnya di Indonesia maka perlu dimanesfestasikan peranan gereja dan juga merujuk kepada strategi Matius  10 : 16, ”lihat Aku mengutus kamu seperti domba  ketengah tengah srigala karena itu hendaklah kalian cerdik seperti ular dan tulus seperti  merpati."

Jika anda tidak mampu mempesonakan mereka secara brilliant (kemampuan intelektual) maka silakan mereka dengan tipu daya.

Dr Roy D Mason (Direktur Global Evangelism Ministries/GEM) dalam sambutannya pada pertemuan missionaris dunia di Narita Jepang, 12- 13 Okktober 2003 mengatakan,”Gereja berada dalam pinggiran dunia belum menjadi suatu gereja untuk dunia seharusnya penginjilan diberi pemaknaan sebagai petualangan dalam memenangkan teman teman sendiri dan mempengaruhi orang lain.”

Peran Gereja dalam Upaya Kristenisasi dan Pemurtadan

Dalam dunia misi Kristen dikenal dengan istilah “Misi Global” yaitu sebuah gerakan religius untuk menguasai dunia baik secara strutural  maupun  cultural yang dilakukan oleh gereja dan komponen kekristenan dengan berbagai aliran gerakan ini adalah merupakan amanat dari kitab injil mereka agar semuabangsa ini menjadi pengikut Yesus Kristus seperti yang termaktub dalam injil Matius 28 : 19-20

“Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dengan nama bapak dan anak dan roh kudus,20dan ajarlah mereka melakukan segalah sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu ,”

Ayat tersebut diatas dikenal dengan sebutan ”AMANAT AGUNG” (the great commandment) dan ditinjau dari tipologi kalimat yang  termasuk jenis kalimat perintah dan statusnya adakah kalimat perintah yang sangat kuat maka tidak heran seluruh gerakan kekristenan untuk merumuskan berbagai cara untuk serta merta mengkristenkan dunia.

Karena misi agama dibarengi dengan masuknya secara kolonialisme dan juga cara imperalisme dan cara cara yang menipu dan kedustaan yang juga dilegalkan apabilah dilakukan atas nama agama maka ia bergerak secara dinamis dogmatis yang akhirnya mendorong umat Kristen sangat bersemangat dalam menyebarkan ajaran ini dan juga menopang dengan selalu mengikuti  anjuran anjuran gereja yang sangat dipatuhi  sebagai institusi yang menyatukan mereka dan sebagai pusat komando dan segalah informasi.

Maka tak mengherankan seluruh komponen dikerakan untuk mewujudkan misi mereka termasuk mengoptimalkan  peran gereja yang memiliki kontribusi yang sangat dominan dalam menjalankan misi pemurtadan diseluruh dunia khususnya Indonesia sebagai lahan subur untuk menyambut  tahun 2020.

Sebagai tahun tuaian (panen) umat Kristiani  sebagai program jangka panjang yang telah dicanangkan sejak tahun 1970 untuk menjadikan Indonesia sebagai daerah Kristen.  

Tidak heran juga, bila lembaga lembaga misi berkeliaran dimana-mana juga gereja-gereja muncul dimana-mana hingga angka pertumbuhan yang sangat signifikan di Indonesia ini pertahun saja sudah mencapai 160 % sedangkan di Bekasi yang pada tahun 1980 hanya ada 3 gereja kini di tahun 2010 sudah mencapai 360-an gereja baik yang berizin ataupun yang liar.

Diantara lembaga lembaga yang dibentuk oleh gereja sebagai upaya melancarkan misi dan program mereka yang berskala nasional maupun internasional.

Organisasi /Lembaga yang bersekala International :

1. Christian Service International (CSI)

Yaitu gabungan gereja gereja seluruh dunia yang bersatu padu baik Kristen ataupun Katolik dalam usaha untuk mempersatukan misi dan kekuatan Kristen dari berbagai aliran yang ada hal ini didorong untuk mengagas rumusan theology yang di sebut dengan "Theology of Unity in Diversity" yaitu teologi kebersatuan dan keberbedaan sebagai follow up dari ayat Bibel yang menekankan perlu adanya “Kesatuan Tubuh Kristus” agar seluruh komponen merekatkan diri dalam mengkristenkan dunia.

2. Christianity Without The Religion

Suatu organisasi yang bergerak dan merambah ke dunia multimedia untuk memanisfetasikan model penginjilan dan dalam rangkah infitrasi nilai-nilai kekristenan dalam dunia multimedia dan televisi sloganya adalah ”Hancurkan nilai nilai yang ada dan tiupkan nilai-nilai baru" yaitu nilai- nilai Kristus dipimpin oleh seorang pastor Greg Albercht.

3. Alpha World Evangelism Ministries

Suatu lembaga para misionaris dunia yang dikumpulkan dalam satu wadah atau lembaga misionaris guna menyamakan persepsi dan tujuan  yang mengarah pada globalisasi agama menuju terciptanya “SATU DUNIA SATU AGAMA” berpusat di California USA.

4. Compassion

Lembaga misi Amerika yang khusus menangani pendidikan bagi anak anak yang tidak mampu untuk diberikan tunjangan buku buku pelajaran, biaya sekolah, beasiswa, kebutuhan pokok, gizi, kesehatan bahkan mendirikan tempat tempat kursus bagi anak-anak yang tidak mampu memberikan pelatihan keterampilan bimbingan belajar di gereja dengan fasilitas gratis, dsb. Bertempat di Colorado Amerika Serikat dan banyak bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia

5. OMS (Oriental Mission society)

Lembaga ini beraliran Wesleyan. Penganut ajaran Jhon Wesley ini mendukung sarana dan prasarana Gereja Kristen Injili Nusantara (GKIN) yang mendirikan Sekolah Seminari Alkitab Nusantara (SAN) di Malang, juga Sekolah Tinggi Theologi Nusantara (STTN) di Salatiga.

Organisasi/Lembaga yang bersifat nasional :

1. Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG)

Suatu lembaga/badan yang didirikan untuk memperluas jangkauan misi sehingga antar gereja di setiap gereja di kota dan wilayah melebur dengan lembaga yang sama dan ini adalah elemen kekuatan gabungan Kristen yang mewadai gereja-gereja di Indonesia.

2. Nation Care for Indonesia (NCFI)

Lembaga Kristen yang menaungi berbagai gabungan element Kristen untuk advokasi bantuan hukum, investigasi dan lain sebagainya.

3.YMCA (Young Mens Christian Associatian)

Lembaga kepemudaan dari semua unsur- unsur Kristen yang bergerak menangani seluruh kegiatan pemuda-pemudi Kristen.

4. FGBMFI (Full Gospel Business Men’s Fellowship International)

Yaitu perkumpulan para pengusaha Kristen yang banyak membantu pendanaan di bidang misi dan merupakan sumber donatur untuk kegiatan Kristenisasi dan juga pemurtadan.

5. GIDEON  INTERNATIONAL

Perkumpulan para propesional dalam segala bidang yang memfokuskan diri dalam penerbitan Alkitab dan dibagikan secara gratis, ke hotel-hotel, rumah sakit, sekolah dan lain sebagainya.

6. Christian Marketplace

Perkumpulan para missionaris lokal dari berbagai denominasi gereja yang berkonsentrasi menjalankan aksi- aksi terselubung dalam misinya seperti menyelusup, mengadakan tipu daya, berpura-pura Islam, mencari target wanita muslimah untuk dipacari kemudian dinikahi dan dimurtadkan dan tugas-tugas lainya yang sangat banyak dan bervariatif.   

Kristenisasi  dilakukan dengan berbagai wajah yang hampir sebagian besar terselubung topeng inilah yang dimaksud dengan Kristenisasi terselubung (hidden mission) wajahnya Yesus tapi  topengnya kemanusiaan, sosial, dan bentuk bentuk kemanusiaan yang lainnya sehingga banyak menyebabkan umat Islam yang tertipu sekarang ini banyak kita dapati dengan nama festival, karnaval dan lain sebagainya.

Oleh karena itu gereja sebagai intitusi tempat berkumpulnya kalangan Kristen dan juga sebagai lambang kesatuan umat harus lebih memliki kapasitas yang optimal dan mengambil peranan yang sangat besar.

Sebagai satu gagasan perlunya menyatukan kekuatan Kristen dalam satu rumusan teologi yang disebut dengan “theology of unity in diversity”. Teologi kebersatuan dan keberbedaan sebagai follow up dari ayat Bibel yang menekankan perlunya adanya “Kesatuan tubuh Kristus” agar seluruh komponen kekristenan merekatkan diri dalam rangka “mengkristenkan dunia” dalam Alkitab perjanjian baru khususnya surat surat Paulus dikatakan bahwa gereja, umat Kristen, dan berbagai komponen kekristenan adalah anggota tubuh Kristus agar tubuh bisa bergerak normal dan leluasa, maka seluruh anggota tubuh harus bersinergi dan bekerja sama untuk mencapai efektifitas dan optimalisasi misi mereka (Roma  12 : 4-5, Korintus 12 : 12-27, Efsius 4 : 16).

[Essay Foto] Perjalanan ke Merah Mege

|

[Essay Foto] Perjalanan ke Merah Mege

merah megePERJALANAN bersama dua orang turis Hugo Jensen asal Francis dan Joe Bierly asal Inggris yang didampingi LG Touris Guide menuju Merah Mege pada Minggu, 21 April 2013, diawali dengan melihat latihan pacuan kuda tradisional Gayo di lapangan pacuan kuda Blang Bebangka Pegasing, Hugo dan Jo sempat menunggangi kuda pacu Gayo yang sedang melakukan latihan pacu, latihan ini rutin dilaksanakan tiap hari minggu ujar drh. Bahrawati seorang pemilik kuda yang sedang mengamati kudanya berlatih dan menyempatkan diri menunggangi kuda menemani turis asal Inggris Jo berkeliling disekitar tribun pacuan kuda Blang Bebangka.merah mege_1
Perjalanan kembali dilanjutkan menuju arah selatan Blang Bebangka hingga Kampung Gelelungi mengikuti jalan mulus bermarka menaiki perbukitan dan pegunungan hingga tim berhenti diatas bukit dikawasan Linung Ayu memperhatikan sejenak lereng gunung dengan kemiringan lebih dari 45 derajat yang dijadikan lahan perkebunan kopi, turis asal Inggris Jo berkomentar apakah tidak sebaiknya dibuat terasering?, Ria seorang guide dari LG Touris Guide berusaha menjawab berbagai kendala kenapa petani tidak membuat terasering. Begitu juga dengan merah mege_2Hugo, dia menanyakan tentang pupuk organik apakah yang digunakan oleh petani sambil merekam dengan kamera videonya dan menarasikan semua yang dia lihat dan didapatnya dari keterangan Ria yang diterjemahkannya dalam bentuk narasi berbahasa Francis ke mikrofon kameranya. Hugo seorang jurnalis yang berusaha membuat sebuah Film Dokumenter tentang Kopi dan perjalanannya di Gayo.merah mege_3
Tiba di kampung Merah Mege Kecamatan Atu Lintang, rombongan langsung menuju lahan perkebunan milik Pak Zaini, seorang petani kopi berprestasi yang telah membawa nama Kopi Gayo sebagai Juara ditingkat Nasional sebagai Kopi terbaik pada saat penyelenggaraan Lomba di Bali. disini Pak Zaini banyak menjelaskan kepada Hugo dan Jo berbagai masalah tentang kopi organik Gayo yang telah mendunia sambil menikmati minuman kopi buatan sendiri Pak Zaini di atas balai-balai yang didirikan ditengah kebun Pak Zaini merah mege_4sambil menceritakan tentang pengalamannya berkebunkopi Pak Zaini mengatakan “Inilah namanya minum kopi di tengah kebun kopi”.
Setelah dijamu makan siang rombonganpun ditemani oleh Pak Zaini melihat pembudidayaan kopi musang atau yang lebih dikenal dengan kopi Luwak di Kampung tetangga Pak Zaini tepatnya di Kampung Gayo Aseli.(Narasi/Foto: Munawardi)merah mege_5

musang dan kopi
musang dan kopi
Giling Kopi
Giling Kopi
menikmati pemandangan alam sambil menunggu hidangan kopi
menikmati pemandangan alam sambil menunggu hidangan kopi.

FOTO-FOTO GAYO ZAMAN DI GAYO

 
TARI GUEL


                                                                PEJUANG GAYO

                                                                  SUKU GAYO

                                                             GAYO KITLV LEIDEN

                                                           GAYO ZAMAN KOLONIAL

                                                     GAYO MONUMENT in PEGASING

                                                             GAYO ZAMAN KOLONIAL

                                                 GAYO MUSIC in BLANG KEDJEREN

                                                         GAYO BLANG KEDJEREN

                                                       GAYO BLANG KEDJEREN

                                                                  Art. KENI GAYO

                                                          GAYO ZAMAN KOLONIAL

                                                        GAYO BLANG KEDJEREN

                                                           GAYO PERJUANGAN

                                                       BENTENG PERTEMPURAN

                                                              PEJUANG WANITA

                                                    GERBANG KERAJAAN GAYO

                                                          GAYO MASA KOLONIAL

                                                       GAYO TARI TRADITIONAL

                                                                  GAYO PEJUANG

                                                          GAYO ZAMAN KOLONIAL

                                                            GAYO ACESORIES

                                                    GAYO BIVAK BLANGKEDJEREN


* Foto Dokumen GAYO Nusantara.