Search This Blog

Tuesday, December 3, 2013

Kandidat (9) Logo dan Bendera Dewan Adat Gayo

 Kandidat (9) Logo dan Bendera Dewan Adat Gayo

Kandidat (9) Logo dan Bendera Dewan Adat Gayo

Kandidat logo dan bendera Dewan Adat Gayo karya Hardiatha (Jakarta Timur)
Ardhi-Design-Art-Logo-02
Ardhi-Design-Art-Bendera-2

Bahasa (Gayo) ku Tergerus Waktu

 Bahasa (Gayo) ku Tergerus Waktu

Bahasa (Gayo) ku Tergerus Waktu

Oleh: M. Fadli Ferdiansyah Putra*
fadli ferdiansyahSEBAGAI warga Aceh Tengah, terutama bersuku Gayo. Terdengar aneh,  jika tidak pandai berbahasa Gayo.  Seperti saya sendiri, saya lahir di Tanoh Gayo tetapi saya kurang mahir berbahasa Gayo. Lucu memang, tetapi saya pikir mengapa saya tidak bisa berbahasa Gayo dengan baik dan benar mungkin karena pergaulan dan lingkungan.
Mengapa saya mengangkat judul ini? Karena selain saya ikut merasakannya, saya juga mulai merasa prihatin dengan nasib bahasa Gayo sekarang ini. Terutama di kalangan anak muda Gayo yang mulai gengsi menggunakan bahasa Gayo.
Contoh sederhana adalah banyaknya penggunaan bahasa Gayo yang melenceng dari tutur kata, tutur kepada orang tua, abang, kakak, adik, bahkan teman sebaya. Ironis memang, ketika sopan santun sudah tidak bisa dijaga. Misal dalam tutur memanggil adik laki-laki ayah atau ibu dari keluarga bersuku Gayo seperti pak cik, kil, cik, ama ucak. Berganti alur dengan masuknya budaya lain menjadi om atau paman.
Lainnya seperti panggilan untuk adik perempuan ibu seperti encu, ibi berganti alur menjadi bunda atau tante. Jika ini kita biarkan, bayangkan nasib bahasa Gayo di masa anak cucu kita. Para sejarawan Gayo, memprediksi 50 Tahun ke depan bahasa Gayo akan lenyap dari Tanoh Gayo.
Sama halnya dengan remaja di kota besar, remaja Gayo juga mulai terpengaruh dengan bahasa-bahasa alay (anak lebay). Jika sedang berkumpul, mereka suka menggunakan bahasa yang kerap ditampilkan di televisi seperti kata lo, gue, ente, cemungut, masbuloh, ilfil, jutek, jeles, cakep, bete dan masih banyak lagi.
Memang terdengar keren, jika anak Gayo sudah mulai ikut modern seperti anak kota metropolitan. Tetapi coba pikir ke depan, bila ini dibiarkan tidak menutup kemungkinan bahasa Gayo akan benar-benar hilang dari muka bumi.  Ini memang terdengar mengerikan, tetapi itulah kenyataannya.
Bahkan akan lebih mengerikan lagi, bila dari segi bahasa saja bisa lenyap, apalagi dari segi budaya? Coba kita perhatikan jika sedang ada acara didong Gayo. Para remaja Gayo hanya segelincir saja yang nampak antusias menontonnya, tetapi jika ada konser group band di lapangan Musara Alun, maka akan sesak dipenuhi dengan remaja yang saling berpasang-pasangan.
Hal lainnya yang bisa kita jadikan contoh, coba kita perhatikan di sekeliling kita. Banyak anak-anak sekolah dasar yang tak pandai berbahasa gayo dengan baik, bahkan  rata-ratanya mereka hanya tahu bahasa kotor hanya untuk sekedar mengejek temannya sendiri.
Mungkin di tingkat sekolah dasar masih ada pelajaran muatan lokal yang mempelajari bahasa Gayo dan bahasa Arab, tetapi bagaimana dengan yang di jenjang yang lebih tinggi seperti SMP dan SMA? Pelajaran tentang bahasa Gayo sudah tidak ada lagi. Mengapa demikian? Apakah karena tingkat SMP dan SMA sudah penuh mata pelajaran yang lebih penting dari sekadar bahasa Gayo?
Menurut saya, salah satu cara untuk mengembalikan dan melestarikan bahasa Gayo ke para remaja adalah melalui musik atau lagu-lagu Gayo. Dengan otomatis, mereka akan mencari tahu apa makna dan arti kata tersebut, seperti aliran-aliran musik Ervan ceh kul yang kini kebanyakan disukai oleh kalangan muda Gayo.
Intinya kita sebagai generasi penerus budaya Gayo, harus melestarikan bahasa kita sendiri.  Jangan sampai punah dari atas permukaan bumi Tanoh Gayo. Karena bahasa Gayo lah yang menyatukan kita yang menyokong budaya kita dan melindungi adat istiadat kita. Mari kita lestarikan bahasa kita, bahasa Gayo.(editor:  ZI)

http://leuserantara.com/2013/12/01/agar-ruslan-tau-puskud-bukan-milik-pemda-bener-meriah-jangan-asbun/

Kandidat (8) Logo dan Bendera Dewan Adat Gayo

 Kandidat (8) Logo dan Bendera Dewan Adat Gayo

Kandidat (8) Logo dan Bendera Dewan Adat Gayo

Kandidat logo dan bendera Dewan Adat Gayo karya Ihwan (Medan)
Logo_DAG_3_Wan-Art
Bendera_DAG_3_Wan-Art

Kandidat (7) Logo dan Bendera Dewan Adat Gayo

Kandidat (7) Logo dan Bendera Dewan Adat Gayo

Kandidat (7) Logo dan Bendera Dewan Adat Gayo

Kandidat Logo dan Bendera karya Hardiatha (Jakarta Timur)
Ardhi-Design-Art-Logo-01
Ardhi-Design-Art-Bendera-1

Kandidat (6) Logo dan Bendera Dewan Adat Gayo

Kandidat (6) Logo dan Bendera Dewan Adat Gayo

Kandidat (6) Logo dan Bendera Dewan Adat Gayo

Kandidat (6) Disain logo dan bendera Dewan Adat Gayo kiriman Eko Setiawan dari Jember Jawa Timur.
Logo-DAG_Eko_setiawan
Bendera-DAG_eko_setiawan

Inilah Gambaran Singkat Kondisi Pasar Kopi Indonesia Saat Ini


Inilah Gambaran Singkat Kondisi Pasar Kopi Indonesia Saat Ini

Coffee Latte | Macehat Coffee
Coffee Latte | Macehat Coffee
Sebagai salah satu di antara 10 komoditas unggulan penyumbang devisa negara, kopi telah menjadi simbol yang melekat bagi Indonesia yang merupakan produsen kopi terbesar di dunia setelah Brazil dan Vietnam. Meski demikian, nilai devisa negara dari ekspor komoditas ini masih fluktuatif meski menunjukkan trend peningkatan. Karena itu peningkatan produksi kopi nasional masih berpeluang besar untuk ditingkatkan.
Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), Irfan Anwar, menjelaskan, rata-rata nilai ekspor kopi pada tahun 2012 telah mencapai di atas 1,5 juta US$. Atau, menyumbang sebesar 1,18% devisa negara dari non migas.
“Peran kopi dalam peningkatan devisa negara masih dapat ditingkatkan karena potensi ke arah tersebut masih terbuka sangat lebar. Faktor utama dalam meningkatkan peran kopi untuk devisa ialah dengan meningkatkan produksi kopi nasional,” kata Irfan Anwar, kepada Kopibrik ketika ditemui di kantornya, PT. Coffindo di Jalan Tani Asli, Binjai KM 9, Deli Serdang, baru-baru ini.
Irfan menjelaskan, luas areal produktif perkebunan kopi Indonesia dewasa ini mencapai 950.000 hektar dari luas areal perkebunan kopi sebesar 1,3 juta hektar. Dari luar areal produktif tersebut dihasilkan kopi dengan produksi rara-rata 750.000 ton per tahun. Artinya, dari sekitar 5 juta keluarga petani kopi, dihasilkan 780 kilogram per hektarnya.
Sementara itu, Vietnam yang hanya memiliki lahan produktif seluas 550.000 hektar mampu menghasilkan 2.000 – 3.000 kilogram per hektar. Juga Brazil yang mampu memproduksi 3.000 – 4.000 kilogram per hektar.
Dijelaskan Irfan, peningkatan produksi kopi nasional bisa dilalukan dengan program intersifikasi yang meliputi beberapa langkah. Antara lain pemberian pupuk yang ramah lingkungan dengan harga terjangkau bagi para petani. Perlu juga dilakukan penggantian tanaman tua dengan tanaman bibit unggul yang diberikan secara gratis kepada petani. Dan, penyuluhan kepada petani untuk melakukan budidaya kopi dengan benar.
Sementara, program ekstensifikasi dapat dilakukan dengan cara pembukaan lahan baru untuk kopi arabika pada lahan-lahan yang sesuai di wilayah Aceh Tengah (Aceh), Cangkringan (Yogyakarta), Tana Toraja (Sulawesi Selatan), Flores dan Papua.
Langkah lain ialah penanaman kopi arabika di areal kehutanan tanpa menggangu ekosistem hutan. “Hal ini telah dilakukan oleh pihak inhutani di Kabupaten Bandung Barat, Sukabumi, Cianjur dan beberapa kabupaten di Jawa Barat,” terang Irfan.
Selama beberapa tahun belakangan ini, jelas Irfan, volume eskpor kopi nasional juga mengalami fluktuasi meski mulai mengalami peningkatan hingga pada tahun 2012. Tahun 2010, volume ekspor sempat mengalami penurunan. Total ekspor saat itu hanya mencapai 440,241 ton. Penurunan itu berdampak pada tahun berikutnya menjadi sebesar 353,698 ton atau turun sebesar 25% . Namun, pada tahun 2012 mulai membaik menjadi 510.000 ton atau naik 45%.
Hal lain yang cukup menggembirakan ialah, selain ekspor kopi biji, ekspor kopi instan juga meningkat menjadi 70.000 ton. “Ini merupakan peningkatan signifikan dibanding tahun 2011 sebesar 7.196 ton. Hal ini membuktikan bahwa industri pengolahan kopi dalam negeri terus bergairah,” ujarnya.
Dari sisi devisa negara, nilai ekspor kopi Indonesia tahun 2012 diperkirakan mencapai di atas 1,5 juta US$. Menurut Irfan, angka tertinggi yang pernah dicapai sejauh ini. Namun, yang tidak kalah menarik ialah, konsumsi kopi dalam negeri yang juga mengalami kenaikan yang cukup berarti.
“Jumlah penduduk Indonesia yang telah mencapai 240 juta merupakan potensi yang sangat luar biasa dalam menyerap produk-produk yang dihasilkan oleh industri dalam negeri termasuk produk olahan berbahan baku kopi,” ungkapnya.

Baca Juga...

JPW Coffee – Produsen Kopi Luwak Asli Indonesia

Toko Grosir Kopi Luwak Di Surabaya

Surabaya adalah salah satu kota besar di Indonesia, bahkan kota terbesar kedua setelah Jakarta. Kota yang juga sebagai pusat industri, perdagangan, pendidikan dan bisnis di bagian timur negara Indonesia ini cocok untuk anda yang ingin memulai usaha anda. Dengan membuka toko grosir kopi luwak di Surabaya, anda bisa meraup keuntungan lebih. Bisnis ini bisa menjadi […]

Berapa Batasan Konsumsi Kopi Setiap Hari?

Meminum kopi bukanlah sekedar kegiatan biasa. Meminum kopi menjadi bagian dari budaya di berbagai negara. Kopi, konon merupakan minum yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air putih dan teh. Di Indonesia sendiri, meminum kopi merupakan hal yang umum ditemukan sehari-hari. Baik itu dikala sendiri, sedang berkumpul bersama, bertamu, di rumah, atau di warung kopi. […]

Penyeduhan Kopi Dengan Syphon Coffee Maker

Ada banyak cara untuk menyeduh kopi, dengan berbagai alat yang berbeda. hasilnya juga berbeda-beda. Para penikmat kopi, misalnya kopi luwak, bisa mencoba berbagai macam cara misalnya dengan French Press atau pour over. Kalau mau lebih unik dan mendapatkan kenikmatan kopi yang tidak biasa, maka syphon coffee maker bisa menjadi alternatif untuk dicoba. Alat penyeduh kopi […]

Antara Kopi vs Teh

Bagaimanapun kandungan dalam teh ataupun kopi tidak 100 persen berbeda, sehingga pilihan tepat di antara keduanya harus didasarkan pada pertimbangan di luar urusan selera kita. Salah satunya tujuan pada saat itu adalah ingin memilih dari kedua minuman tersebut mana yang terbaik. Kelebihan dari teh atau kopi pada saat – saat tertentu berdasarkan manfaat yang ingin […]

Pentingnya Menyimpan Kopi Dengan Cara Tepat

Apabila seseorang ingin membeli kopi yang cukup langka, barangkali ia ingin mendapatkannya dalam jumlah yang besar. Katakanlah itu adalah kopi luwak, kopi yang sampai saat ini masih menjadi salah satu kopi termahal di dunia. Hal yang menjadi persoalan berikutnya adalah bagaimana cara menyimpan kopi tersebut. Seseorang ingin mendapatkan kopi karena ingin mendapatkan cita rasa khas […]

A National Coffee Trader & Exporter. Toward Integrated Supply Chain Manager, Upstream and Downstream in coffee industry.

COFFINDO

Established in 1999, COFFINDO started as a coffee company. At the moment, the company has grown into a national export and trading company with 14 years' experiences.

Headquarter in Medan, North Sumatra, Coffindo has presence in 9 sales offices: Medan, Jakarta, Surabaya, Pekanbaru, Bali, Bandung, Balik Papan, Singapore and United State of America.
Coffindo has exported to 27 main destination countries such as USA, Europe, Asia, Middle East, Australia, and many others made Coffindo becomes a one of Indonesia largest coffee exporter

Coffindo recently has 2,621 hectares coffee plantation in Dairi, Pakpak Bharat, and this is the biggest coffee plantation in North Sumatera

Coffindo has 13,661 conventional potential buyers spread over 27 countries worldwide




1st

Indonesia Fastest Growing Company in Commodity Industry.

9 Sales Offices


27 Export

Destination Countries

2,621 Hectares

Coffee Plantation

13,661

Potential Buyers

INDONESIA SPECIALTY COFFEE

INDONESIA SPECIALTY COFFEE

Coffee Price /
Ton
Price /
Pounds
Lasuna Special US$14,000 US$6.35
Mandheling Longberry US$11,500 US$5.22
Sumatra Super Peaberry US$5,350 US$2.43
ELB Green Dino US$4,850 US$2.2
Jumbo Eighteen Plus US$4,550 US$2.06

INDONESIA ROBUSTA SINGLE ORIGIN

INDONESIA ROBUSTA SINGLE ORIGIN

Robusta Differential Basis Price /
Ton
Price /
Pounds
Lampung ELB 350 bc LDN+500 US$2,175 US$0.99
Lampung ELB 450 bc LDN+450 US$2,125 US$0.96
Lampung Grade2 LDN+350 US$2,025 US$0.92
Lampung Grade 3 LDN+250 US$1,925 US$0.87
lampung Grade 4 LDN+200 US$1,875 US$0.85
Lampung 20/25 LDN+150 US$1,825 US$0.83
Sidikalang Grade 2 LDN+725 US$2,400 US$1.09
Sidikalang Grade 3 LDN+500 US$2,175 US$0.99
Sidikalang Grade 4 LDN+400 US$2,075 US$0.94

INDONESIA ARABICA SINGLE ORIGIN

INDONESIA ARABICA SINGLE ORIGIN

Arabica Differential Basis Price /
Ton
Price /
Pounds
Mandheling FTO NY+116 US$5,000 US$2.27
Mand. High Grade NY+91 US$4,450 US$2.02
Mandheling Grade 1 NY+84 US$4,275 US$1.94
Mandheling Grade 2 NY+60 US$3,750 US$1.7
Mandheling Grade 3 NY+53 US$3,600 US$1.63
Mandheling Grade 3 Special NY+19 US$2,850 US$1.29
Mandheling Grade 4 NY+3 US$2,500 US$1.13
Mandheling Grade 5 NY-3 US$2,375 US$1.08
Mandheling Grade 6 NY-8 US$2,250 US$1.02
Mand. Low Grade NY-16 US$2,075 US$0.94
Mandheling Pixel NY-28 US$1,825 US$0.83
Aceh Gayo Grade 1 NY+84 US$4,275 US$1.94
Lintong Grade 1 NY+85 US$4,300 US$1.95
Toraja Grade 1 NY+85 US$4,300 US$1.95
Kalosi Grade 1 NY+79 US$4,175 US$1.89
Flores Grade 1 NY+90 US$4,425 US$2.01
Java Prianger Grade 1 NY+85 US$4,300 US$1.95

CEO PT. Coffindo: Irfan Anwar

CEO PT. Coffindo: Irfan Anwar

CEO PT. Coffindo, Irfan Anwar
CEO PT. Coffindo, Irfan Anwar
Siapa sajakah pemain ekspor kopi terbesar Indonesia saat ini? Yang pasti salah satunya Irfan Anwar. Ia adalah pendiri sekaligus CEO PT. Coffindo, pengusaha yang telah berhasil menancapkan tampuk sukses sebagai eksportir kopi di usia 32 tahun. Namanya pun tak asing karena sejak Desember 2012 ia resmi dihunjuk sebagai Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI).
Irfan, begitu ia akrab disapa, sebenarnya lahir dari keluarga pengusaha. “Sejak lama keluarga ayah sudah menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit,” katanya. Namun, entah karena apa pria penerima penghargaan Asia Pasific Entrepreneurship Awards (APEA) 2011 kategori Outstanding Entrepreneurship Award ini, tidak begitu tergiur dengan komoditas unggulan nomor satu dari Sumatra itu. Menurutnya, menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit tidak menjadi semenantang bisnis kopi.
Bukannya Irfan tidak tertarik di bisnis perkebunan kelapa sawit. “Buktinya, sekarang, selain kopi, saya juga punya bisnis perkebunan sawit dan properti. Cuma saat itu bagi saya bisnis sawit terlalu mudah untuk dijalankan, sebab keluarga saya sudah menjalankan bisnis itu dari tahun ke tahun,” kata Irfan dalam pembicaraan di suatu siang dengan Kopibrik ditemani Latte Coffee.
PT. Coffindo
PT. Coffindo
“Beda dengan kopi,” sambungnya. Kopi, bagi coffeepreneur berdarah campuran Aceh ini, memiliki tantangan tersendiri meskipun samasekali ia buta dengan kopi ketika mengawali bisnis ini.
“Sejak awal saya terjun ke bisnis ini, pengetahuan saya tentang kopi nol. Pada awalnya saya bahkan bukan peminum kopi. Saya tidak tahu mana kopi yang enak dan tidak enak,” ujarnya. Irfan mengaku, selama dua tahun ia sengaja mempelajari kopi dengan serius dari pemain-pemain kopi di Medan yang saya anggap punya nama dan sukses di komoditi ini.
Ia pun menyebut beberapa nama eksportir kopi besar dari Medan yang sudah bermain di komoditi selama puluhan tahun.
CEO PT. Coffindo, Irfan Anwar
CEO PT. Coffindo, Irfan Anwar
“Sampai sekarang saya masih banyak belajar dari mereka. Saya beruntung bisa mengenal mereka. Mereka selalu rela membantu saya kapan pun saya punya kesulitan membangun bisnis ini,” katanya.
Sebenarnya, selain terjun ke bisnis kopi, Irfan telah berkali-kali mencoba peruntungan di bisnis lain. Ia mulai mencoba-coba terjun sebagai pengusaha ketika masih kuliah. Hingga akhirnya, kopi jatuh pada pilihan terakhir setelah membuka gudang kopi di kawasan Jalan Bromo, Medan, tahun 1999.
Gudang kopi yang masih berdiri sampai sekarang itu menjadi awal keseriusannya sebagai pedagang kopi. Sebagai pemula, saat itu pasar yang disasar masih domestik. Ia membeli biji kopi dari beberapa daerah di Sumatra: Aceh, Sidikalang, Lintong Ni Huta, Lampung dan beberapa daerah lain dan dijual kembali ke beberapa buyer di beberapa daerah di Indonesia.
Teknologi internet menjadi satu senjata ampuh PT. Coffindo. Salah satu trik yang ia lakukan ialah dengan membangun link melalui website iklan teks di Google (Adwords) sehingga nama Coffindo sebagai trader kopi semakin dikenal luas di beberapa negara. Saat ini, PT. Coffindo menjadi salah satu eskportir kopi terbesar ke Amerika, Eropa dan Asia. “Yang terbesar masih ke Amerika. Belakangan mulai naik ke Jepang,” katanya.
PT. Coffindo
PT. Coffindo
Menurut Irfan, dari tahun ke tahun kopi Indonesia selalu diperhitungkan di pasar dunia karena kualitas dan kuantitas produksi yang masih tersuplai dengan teratur. Di pasar dunia, kualitas kopi Indonesia masuk kategori tiga besar setelah Eihophia dan Brazil.
“Dari segi kuantitas Indonesia memang masih kalah dengan Vietnam dan Brazil, tapi dari sisi kualitas kopi Indonesia selalu diperhitungkan,” kata Ifran. AEKI mencatat, luas areal produktif perkebunan kopi Indonesia dewasa ini mencapai 950.000 hektar dari luas areal perkebunan kopi sebesar 1,3 juta hektar dengan produksi rara-rata 750.000 ton per tahun. (Baca: Inilah Gambaran Singkat Kondisi Pasar Kopi Indonesia Saat Ini).
PT. Coffindo
Jalan Tani Asli, Medan Binjai KM 9 No.88.
www.coffindo.com