Search This Blog

Monday, July 8, 2013

Bawa Bantuan, Presiden Terbang ke Lokasi Gempa di Bener Meriah, Aceh Oleh : DESK INFORMASI - Dibaca: 259 kali

SEKRETARIAT KABINET RI

Selasa, 09 Juli 2013 - 07:48 WIB

Bawa Bantuan, Presiden Terbang ke Lokasi Gempa di Bener Meriah, Aceh

Oleh : DESK INFORMASI
- Dibaca: 259 kali




Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didampingi Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono, Selasa (9/7) pukul 06.00 pagi tadi, terbang menuju Lhok Seumawe, Aceh, guna meninjau korban gempa berkekuatan 6,2 skala Richter, Selasa (2/7) lalu di Kabupaten Bener Meriah. Selain akan menyerahkan bantuan, Presiden akan melihat langsung pelaksanaan tanggap darurat oleh Satgas BNPB, TNI-Polri & Pemda.

"Besok, Presiden SBY akan berangkat ke Bener Meriah, Aceh, dengan membawa bantuan selimut dan kebutuhan lainnya, semoga dapat kurangi kesulitan pengungsi," tulis Presiden SBY di akun twitter @SBYudhoyono, Senin (8/7) malam.

Dari Bandara Malikussaleh, Lhokseumawe.  Presiden dan rombongan akan menggunakan helikopter menuju Desa Rejewali, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah.
Sambil mengunjungi warga yang terkena musibah di tempat pengungsian, dalam kunjungan ini Presiden SBY juga ingin memastikan seluruh bantuan tersalurkan dengan baik.
Menjelang kunjungannya ke lokasi gempa, Presiden SBY terus mempelajari laporan gempa Aceh. Sebelumnya, Presiden sudah  menginstruksikan kepada jajaran pemerintah di Aceh untuk serius menangani gempa di Aceh Tengah.
Presiden SBY juga telah memanggil Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan para Kepala Staf TNI dan Kapolri terkait penanganan tanggap darurat gempa di Aceh, Senin (8/7), dan memimpin sidang kabinet paripurna  yang agendanya antara lain mendengarkan pemaparan Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif telah melaporkan kepada Presiden SBY  bahwa hingga hari Minggu (7/7)  delapan orang hilang, diduga tertimpa reruntuhan rumah, 40 orang meninggal, 63 orang luka berat masih dirawat di rumah sakit, 2.362 orang rawat jalan, dan pengungsi mencapai 22.125 orang.

Gempa 6,2 SR di Aceh juga merusak  15.919 unit rumah, dan  623 unit bangunan fasilitas umum. Puluhan ribu masyarakat korban gempa di Aceh Tengah dan Bener Meriah kini menempati tenda-tenda darurat selain tenda peleton karena rumah mereka rusak berat dan ringan akibat gempa.

Sebagian masyarakat korban gempa tidak mengungsi ditempat penampungan yang telah ditetapkan, tapi mendirikan tenda plastik di dekat rumahnya yang

Bantuan

Sejak pekan lalu, bantuan bagi korban gempa Aceh terus mengalir, baik dari pemerintah maupun swasta. Bantuan tersebut pembagiannya menganut sistem satu posko utama tanggap darurat BPBD d di Pendopo Bupati Bener Meriah. Posko BNPB ini memonitor 15 titik lokasi di Bener Meriah dan 20 titik pengungsi di Aceh Tengah. Beberapa lokasi pengungsi diantaranya Desa Blang Mancung, Blang Mancung Barat, Bah dan Desa Serampah.

Bantuan dikirimkan melalui beberapa tempat. Pada Jumat (6/7) bantuan dari Medan dengan menggunakan pesawat terbang Hercules TNI AU dikirim 13 ton logistik berupa mie instan 500 dus, sarden 70 dus, biskuit 90 dus, kecap 50 dus, kopi 20 dus, gula 500 kg, teh 2 dus, pembalut 2 dus, bubur bayi 16 dus, air mineral 40 dus, popok bayi/pampers 6 dus, dan sebagainya.

Sedangkan dari jalur darat dikirim 3 ton bantuan logistik, termasuk bantuan dari Bank BRI berupa selimut, pakaian sekolah, air mineral, susu, teh, kopi dan sebagainya.

Melalui Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, BNPB juga mengirimkan bantuan menggunakan pesawat kargo sebanyak 24 ton logistik dan peralatan bantuan dari BNPB, Kementerian Sosial dan Bank Mandiri.

Bantuan yang dikirimkan dari BNPB berupa tenda keluarga 100 unit, velbet 200 unit, genset 20 unit, tambahan gizi 2.400 paket, sandang  1.000 paket, tenda gulung 1.000 unit, kids ware 1.000 paket, family kit 2.000 paket, kelambu 1.000 lembar, selimut 2.000 lembar dan kantong mayat 100 lembar, makanan siap saji 270 dus, kasur lipat 600 unit.

Dari Kemensos berupa selimut 500 lembar, kurma 2 ton, tenda keluarga 22 unit, tenda pengungsi 4 unit,  tenda payung 4 unit dan sebagainya. Sedangkan dari Bank Mandiri berupa kompor smart stove 1.000 unit dan penjernih air 2 unit. Jalur udara ke Aceh melalui Lhokseumawe kemudian dilanjutkan jalur darat dan diserahkan ke BPBA Bener Meriah dan BPBA Aceh Tengah untuk selanjutnya didistribusikan kepada korban.
 
Tradisi Meugang

Menyambut Ramadan 1434 Hijriah para korban di lokasi pengungsian melaksanakan tradisi "meugang", yakni pemotongan hewan. Gubernur Aceh Zaini Abdullah menyalurkan bantuan 50 ekor sapi untuk perayaan meugang  bagi korban gempa di Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Diperkirakan sebanyak 22 ribu lebih warga korban gempa di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah tetap merayakan hari tradisi pemotongan hewan (meugang) dan ibadah puasa di tenda pengungsian.

Ia menjelaskan, bantuan sapi itu juga diharapkan dapat meringankan sedikit masyarakat yang tertimpa musibah gempa berkekuatan 6,2 skala Richter, Selasa (2/7).

Lembaga "Wali Nanggroe" Aceh juga menyalurkan bantuan sapi meugang sebanyak 24 ekor kepada masyarakat Aceh Tengah dan Bener Meriah yang tertimpa gempa bumi tektonik awal Juli 2013. (WID/ES)

 Copyright © 2012 - 2013 Sekretariat Kabinet RI. All rights reserved.

Tiba di Lhok Seumawe, Presiden Langsung Tinjau Lokasi Terparah Gempa di Aceh

  SEKRETARIAT KABINET RI

Selasa, 09 Juli 2013 - 10:10 WIB

Tiba di Lhok Seumawe, Presiden Langsung Tinjau Lokasi Terparah Gempa di Aceh

Oleh : DESK INFORMASI
- Dibaca: 180 kali




Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono telah mendarat di Bandar Udara Malikus Saleh, Lhok Seumawe, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Selasa (9/7) pukul 09.05 WIB. Presiden disambut oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif, Gubernur Aceh Zaini Abdullah, kepala BPBD, dan lain-lain.

Turut serta dalam rombongan Presiden SBY ke Aceh itu beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II di antaranya Menteri Koordinator Bidang Kesejaahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Djoko Suyanto, Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan Kapolri Jendral Timur Pradopo.

Selanjutnya, Presiden dan rombongan akan menggunakan 7 - 8 helikopter dan mendarat di Helipad yang dibuat di sebuah lapangan di Desa Rejewali, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, untuk melihat lokasi terparah gempa yang berkekuatan 6,2 skala Richter, Selasa (2/7) lalu. Tiba di Kecamatan Ketol, Presiden Yudhoyono langsung meninjau lokasi bencana di Desa Blang Mancung dan Desa Serempah.

Dalam kesempatan ini, Presiden juga dijadwalkan mengunjungi lokasi gempa di Kabupaten Bener Meriah. Selanjutnya, jika kondisi memungkinkan, Presiden SBY dan rombongan akan langsung pulang ke Jakarta. Namun, jika cuaca kurang bagus, Presiden dan rombongan akan bermalam di Aceh Tengah.

Dalam kunjungan kali ini, Presiden juga akan memantau bagaimana program-program pemerintah seperti membantu rehabilitasi rumah-rumah yang rusak akibat gempa bumi dijalankan dengan baik. Selain itu, tentunya bantuan yang sudah berjalan seperti Raskin maupun BLSM dapat ditingkatkan pemberiannya bagi daerah yang terkena gempa tersebut.
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat juga diminta terus memantau keperluan logistik di daerah bencana tersebut dan dipastikan akan cukup untuk tujuh hari ke depan. Presiden juga menegaskan bahwa setiap hari dirinya mendapatkan laporan dari lapangan. “Saya juga berkomunikasi bahkan langsung dengan pimpinan satuan tugas yang bekerja di lapangan,” jelas Presiden.

Data yang dikumpulkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat ada sekitar 15-16 ribu rumah yang terkena dampak gempa bumi Aceh ini. Rinciannya adalah jumlah rumah yang rusak berat sebanyak 6.178 unit, 3.061 rusak sedang, dan 6.780 rusak ringan.

Untuk itulah, dalam kunjungan ke Aceh kali ini, Presiden SBY juga akan  memastikan bahwa yang diperlukan baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dalam rangka menangani korban gempa itu sudah dipenuhi. Dengan demikian, proses rehabilitasi dan rekonstruksi akan berjalan lebih cepat dan lebih baik. (EN/WID/ES)
 

Copyright © 2012 - 2013 Sekretariat Kabinet RI. All rights reserved.

Didampingi Ibu Negara, Presiden SBY Beri Dukungan Moril Korban Gempa di Aceh Tengah

  SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

Selasa, 09 Juli 2013 - 12:10 WIB

Didampingi Ibu Negara, Presiden SBY Beri Dukungan Moril Korban Gempa di Aceh Tengah

Oleh : DESK INFORMASI
- Dibaca: 105 kali




Beberapa saat setelah mendarat di Helipad di Desa Rejewali, Selasa (9/7) pagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didampingi Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono, langsung menuju lokasi pengungsian Desa Kute Gelime, Ketol, Aceh Tengah, Selasa (9/7).
Tiba di lokasi pengungsian, seorang bocah korban gempa Gayo membacakan puisi untuk presiden. Dalam puisi yang dibacakan lewat pengeras suara, si bocah berharap gempa ini adalah gempa terakhir di negeri ini.
“Semua musibah sudah kehendak Allah. Pemerintah bertanggungjawab atas bencana ini, akan membantu semua kebutuhan, seperti rehab rumah dan bantuan lain,” ujar SBY memberikan dukungan moril usai mendengarkan puisi itu.
Setelah itu Presiden SBY duduk bersama korban gempa Gayo di dalam tenda. Beberapa pengungsi terlihat menangis usai bersalaman dengan Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono. Ratusan warga juga memenuhi posko pengungsi di Desa Kuta Gelime itu.
Kepada salah seorang pengungsi, Ibu Nur yang dengan menangis mengisahkan kehilangan suami dan anaknya,  Presiden SBY didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Gubernur Aceh Zaini Abdillah memberikan dukungan moral. “Sabar ya Bu Nur. Semoga suami dan anaknya segera diketemukan,” tuturnya.
Presiden juga menenangkan sejumlah pengungsi yang histeris. Presiden berharap kehidupan korban gempa dapat kembali normal.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden SBY juga menyerahkan bantuan secara simbolis berupa paket yang berisi selimut dan lainnya.
Setelah itu, SBY menuju tenda lain berisi anak-anak usia dini. Anak-anak ini menyanyikan beberapa lagu menyambut kedatangan SBY.
Selesai mendengarkan anak-anak bernyanyi, SBY sekali lagi mengharapkan agar korban gempa Gayo tetap tabah. (EN/ES)

Copyright © 2012 - 2013 Sekretariat Kabinet RI. All rights reserved.

Ini Data Terkini Kerugian Gempa Gayo Aceh Tengah


 Ini Data Terkini Kerugian Gempa Gayo Aceh Tengah

Ini Data Terkini Kerugian Gempa Gayo Aceh Tengah

Takengon – LintasGayo : Hingga hari keenam, Senin 8 Juli 2013 setelah terjadinya Gempa Gayo, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah telah menghimpun sejumlah data ekses gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) tersebut.
Dari data resmi tersebut, sebanyak 33 orang dinyatakan meninggal dunia, 6 orang masih berstatus hilang, 92 luka berat, 352 luka ringan dan 2.150 orang terserang penyakit.
Untuk kerusakan rumah warga, tercatat 13.862 unit rusak dengan rincian rusak berat 5.516 unit, sedang 2.750 unit dan rusak ringan 5.596 unit.
Selanjutnya kantor pemerintahan dinyatakan rusak 77 unit. Rinciannya 48 unit rusak berat, 20 unit rusak sedang dan rusak ringan sebanyak 9 unit.
Data lengkap kerugian yang ditandatangani Bupati Aceh Tengah, Ir. H. Nasaruddin, MM tersebut dapat diunduh di sini.
(LG003)
data-gempa-8-Juli-2013

16.000 Orang Mengungsi Paska Gempa di Aceh

SEKRETARIAT NEGARA - RI

Sabtu, 06 Juli 2013 - 10:01 WIB

16.000 Orang Mengungsi Paska Gempa di Aceh

Oleh : DESK INFORMASI
- Dibaca: 168 kali




Hingga Jumat (5/7) malam, jumlah korban meninggal akibat gempa berkekuatan 6,2 SR yang mengguncang Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah, Selasa (2/7) siang, telah mengakibatkan 35 orang meninggal dunia, 275 orang luka-luka, 4.292 rumah rusak, dan 83 bangunan fasilitas umum rusak. Sementara jumlah pengungsi mencapai 16.000 orang.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran persnya Jumat (5/7) malam mengemukkan, gempa 6.2 SR ini dinyatakan sebagai bencana tingkat provinsi oleh Gubernur Aceh karena menyangkut dua kabupaten yang terdampak parah yaitu Kab. Bener Meriah dan Kab. Aceh Tengah.
“Masa tanggap darurat ditetapkan selama 2 minggu yaitu 3-17 Juli 2013. Selanjutnya nanti akan dievaluasi apakah masa tanggap darurat dihentikan atau dilanjutkan dengan melihat kondisi di lapangan,” ungkap Sutopo.
Ia menyebutkan, selama masa tanggap darurat maka fokus utama adalah pencarian dan penyelamatan korban, perawatan dan pengobatan bagi korban luka-luka dan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, seperti kebutuhan sandang, permakanan, air bersih, obat-obatan, sanitasi, penampungan sementara dan pelayanan kesehatan.
Pencarian dan penyelamatan korban oleh tim SAR gabungan, lanjut Sutopo, masih terus dilakukan karena dilaporkan masih ada 8 orang hilang di Aceh Tengah. Data sementara jumlah pengungsi mencapai 16.000 jiwa, dimana di Bener Meriah 12.500 jiwa dan di Aceh Tengah 3.500 jiwa. “Pengungsi ada yang tersebar di titik-titik pengungsian tetapi juga ada yang di halaman rumahnya. Masyarakat sebagian masih trauma tinggal di rumah,” kata Sutopo.
Sutopo menjelaskan, distribusi bantuan terus dilakukan. BNPB telah mengirimkan sekitar 40 ton bantuan logistik dan peralatan ke Bener Meriah dan Aceh Tengah, baik melalui jalur darat maupun dari udara dengan pesawat Hercules dan kargo.
“Hingga saat ini logistik masih mencukupi hingga 7 hari ke depan. Ketersediaan alat-alat kesehatan dan obat juga mencukupi.  Kebutuhan mendesak bagi pengungsi adalah tenda keluarga, selimut, tikar/matras/kasur, permakanan, sandang dan air bersih,” papar Sutopo.
35 Tewas
Kepala Pusdat Data dan Informasi BNP Sutopo Purwo Nugroho menambahkan, upaya penanganan tanggap darurat gempa Aceh terus dilakukan hingga sekarang. Jumlah korban tercatat 35 orang meninggal, 8 hilang, 275 orang luka-luka, 4.292 rumah rusak, dan 83 bangunan fasilitas umum rusak. Dari 35 orang meninggal tersebut di Bener Meriah terdapat 9 orang dan 26 orang di Aceh Tengah.
Berdasarkan rapat koordinasi di Posko Bener Meriah yang dipimpin Kepala BNPB, Syamsul Maarif, pada Kamis (4/7) malam har,i dilaporkan oleh Bupati Bener Meriah bahwa ada 3 orang warga Aceh Tengah yang saat kejadian gempa meninggal di Bener Meriah sehingga terdata di Bener Meriah dan Aceh Tengah. Sebelumnya dilaporkan 12 orang meninggal di Bener Meriah. Dengan demikian korban meninggal dari Bener Meriah terdapat 9 orang yang sudah ada identitasnya. Korban luka-luka 109 orang dimana 43 orang di RSUD Muyan Kute, 50 orang di Puskesmas Pante Raya, dan 16 orang di Puskesmas Lampaha. Sebanyak 789 rumah rusak, dimana 537 unit rumah rusak sedang-berat dan 252 unit rumah rusak ringan.

Di Aceh Tengah terdapat 26 orang meninggal dan 8 orang hilang. Kamis (4/7) pukul 17.00 Wib Tim SAR gabungan dan warga menemukan 4 korban anak-anak yang tertimbun longsor di Desa Bah, Kec. Ketol, Kab Aceh Tengah dengan menggunakan alat berat. Korban yang ditemukan dalam kondisi meninggal adalah Isahdan (9 thn), Zainuddin (12 thn), Riski (9 thn), dan Rian (9 thn). Menurut keterangan warga, saat gempa ada 8 anak-anak yang berlari di bawah pegunungan, dimana 4 selamat dan 4 tertimbun longsor.

Di Aceh tengah korban Luka-luka 166 orang, dimana rawat inap 114 orang dan rawat jalan 52 orang.  Kerusakan 3.503 unit rumah rusak dimana 1.368 unit rumah rusak berat, 2.135 unit rumah rusak ringan.

(Humas BNPB/ES)

 Copyright © 2012 - 2013 Sekretariat Kabinet RI. All rights reserved.
SEKRETARIAT NEGARA -RI

Kamis, 04 Juli 2013 - 09:00 WIB
Kementerian PU Tanggap Darurat Kerusakan Jalan Akibat Gempa di Aceh
Oleh : DESK INFORMASI
- Dibaca: 178 kali




Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga terus melakukan upaya tanggap darurat terhadap ruas jalan nasional Bireun-Takengon yang megalami kerusakan akibat gempa Aceh, Selasa (2/7).

Staf Ahli Menteri PU Bidang Keterpaduan Pembangunan, Taufik Widjojono mengatakan, kondisi ruas jalan tersebut tertutup longsoran pada beberapa titik seperti Sta 91+800, Sta 94+000 dan Sta 82+100.

“Sebagian hanya menutupi bahu jalan namun ada juga dua titik yang menutupi hingga badan jalan yaitu pada Sta 68+000,” kata Taufik.

Dia menjelaskan, selain longsoran tanah pada ruas jalan Bireun-Takengon juga ada yang tertutupi pohon akibat gempa. Bahkan pada Sta. 79+900 oprit jembatannya turun dan aspalnya mengalami patahan.

Kementerian PU langsung melakukan upaya tanggap darurat dengan mengerahkan loader dan alat bantu lainnya sejak dini hari tadi. Namun upaya tanggap darurat sempat terganggu oleh kondisi gelap gulita akibat padamnya listrik di sebagian Aceh.

“Pekerjaan sempat dihentikan karena situasi gelap dan ditakutkan longsoran susulan yang tidak bisa di prediksi.pagi hari kita lakukan kembali penggeseran material longsor,” katanya.

Taufik juga mengatakan, kepanikan warga yang terus meningkat akibat masih terjadinya gempa susulan berakibat lalu lintas kendaraan di jalan nasional Aceh tersebut sangat padat. Akibatnya, petugas lapangan Kementerian PU kesulitan mengakses ruas jalan yang akan ditangani.

Kementerian PU bersama Dinas Cipta Karya setempat telah mengoperasikan dua mobil tangki air bersih untuk keperluan para korban gempa. Suplai air bersih tersebut untuk melayani tiga lokasi pengungsi yaitu rumah sakit, pengungsi di Kecamatan Pondok Baru dan pengungsi di Kecamatan Ketol. Jumlah pengungsi di ketiga lokasi tersebut mencapai 2.100 orang.

Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih tambahan, Kementerian PU juga segera memasok 16 buah Hidran Umum yang telah diberangkatkan dari Medan, Sumatera Utara. (Kemenpu/WID/ES)



Copyright © 2012 - 2013 Sekretariat Kabinet RI. All rights reserved.

PU Kirim Tambahan Mobil Tangki Air Ke Aceh

SEKRETARIAT NEGARA - RI

Senin, 08 Juli 2013 - 11:52 WIB

PU Kirim Tambahan Mobil Tangki Air Ke Aceh

Oleh : desk informasi
- Dibaca: 110 kali



Kementerian Pekerjaan Umum (PU) kembali menambah dua Mobil Tangki Air (MTA) untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga korban gempa Aceh.  Tambahan MTA yang berasal dari Gudang Cipta Karya di Tanjung Morawa, Medan, Sumatera Utara tersebut telah diberangkatkan melalui jalur darat pada Sabtu (6/7) sore.

Dalam kesempatan yang sama, dari Gudang Medan turut dikirim 20 toilet knock down, 10 hidran umum serta 400 jerigen air. Staf Ahli Menteri PU Bidang Keterpaduan Pembangunan, Taufik Widjojono mengatakan, tambahan peralatan untuk membantu para korban juga dimobilisasi dari Gudang Pusat Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya di Bekasi Jawa Barat.

“Untuk yang dari Gudang Pusat kita berangkatkan melalui transportasi udara,” terang Taufik.

Peralatan tambahan tersebut berupa 20  toilet knock down, 100 jerigen air kapasitas 10 liter, dua pompa alcon, 20 PAC dan dua roll selang.  Sebelum datangnya tambahan dari Gudang Cipta Karya di Medan dan Bekasi, Kementerian PU sendiri telah mengoperasionalisasikan 6 MTA, 40 HU, 60 toilet knock down dan 100 jerigen air. Peralatan tersebut beroperasi pada dua kabupaten yang terkena dampak gempa paling serius yaitu Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Kementerian PU pun membantu korban gempa dengan menerjunkan langsung Satuan Tugas (Satgas) Tanggap Darurat Ditjen Cipta Karya.  Mereka membantu penanganan tanggap darurat yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Aceh serta BPBD Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.

Pola penanganan pelaksanaan tanggap darurat dilaksanakan BPBD dalam satu Posko Utama di Pendopo Bupati Bener Meriah yang memonitor 15 titik lokasi di Bener Meriah dan 20 titik pengungsi di Aceh Tengah. Beberapa lokasi pengungsi diantaranya Desa Blang Mancung, Blang Mancung Barat, Bah dan Desa Serampah.

Gempa Aceh terjadi pada Selasa (2/7) pukul 14.30 Waktu Indonesia Barat (WIB). Pusat gempa berlokasi 4,7 Lintang Utara-96,61 Bujur Timur dengan kedalaman 10 Kilometer berada di darat 35 Kilometer barat daya Bener Meriah. Hingga Sabtu sore, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan ada 35 korban jiwa, 975 jiwa luka-luka serta 20 jiwa belum ditemukan. (Kemenpu/WID/ES)

Copyright © 2012 - 2013 Sekretariat Kabinet RI. All rights reserved.

Selasa Tinjau Lokasi, Presiden Pelajari Laporan Gempa Aceh

  SEKRETARIAT NEGARA - RI

Senin, 08 Juli 2013 - 09:44 WIB

Selasa Tinjau Lokasi, Presiden Pelajari Laporan Gempa Aceh

Oleh : desk informasi
- Dibaca: 232 kali



Menjelang kunjungannya ke lokasi gempa, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus mempelajari laporan gempa Aceh. Presiden dijadwalkan meninjau pusat bencana di Kab Bener Meriah, Aceh, hari Selasa (9/7). 

Saat telekonferensi dari Istana Bogor, Jawa Barat, dengan jajaran pemerintah di Aceh, Jumat (5/7) malam, Presiden SBY menginstruksikan kepada jajaran pemerintah di Aceh untuk serius menangani gempa di Aceh Tengah. "Cari sampai ketemu," kata Presiden.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif melaporkan kepada Presiden SBY  bahwa hingga hari Minggu (7/7)  delapan orang hilang, diduga tertimpa reruntuhan rumah, 40 orang meninggal, 63 orang luka berat masih dirawat di rumah sakit, 2.362 orang rawat jalan, dan pengungsi mencapai 22.125 orang.

Gempa 6,2 sr di Aceh juga merusak  15.919 unit rumah, dan  623 unit bangunan fasilitas umum.

Jumlah korban di Aceh Tengah terus bertambah karena dampak bencana di Aceh Tengah lebih parah dibandingkan di Bener Meriah. Di Aceh Tengah, 232 desa dari 352 desa yang ada terdampak langsung gempa. 31 orang meninggal dunia. 4 orang masih dinyatakan hilang. 40 orang luka berat masih dirawat dimana 1 orang dirawat di RS Banda Aceh. Awalnya 118 orang yang dirawat karena luka berat. Terdapat 19.870 orang mengungsi yang tersebar di 70 titik. Total rumah yang rusak ada 13.862 unit, dimana 5.516 rusak berat, 2.750 rusak sedang, dan 5.596 rusak ringan. Sedangkan fasilitas umum yang rusak ada 547 unit, seperti puskesmas, sekolah (TK, SD, SMP, SMA), masjid, mushola dan kantor pemerintahan.

Di Kabupaten Bener Meriah sedikitnya 8 desa dari 233 desa yang terdampak langsung oleh gempa.  9 orang meninggal, 23 rang luka berat masih dirawat, dimana 5 dirawat di RS PMI Lhokseumawe dan 3 dirawat di RSU Banda Aceh.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB DR. Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan pengungsi di Kabupaten Bener Meriah sekitar 2.265 orang. Pengungsi perlu memperoleh bantuan tenda dan selimut karena daerahnya pegunungan yang pada malam hari suhu mencapai 14 derajat celcius. Rumah rusak 2.057 unit, dimana 662 rusak berat, 311 rusak sedang, dan 1.184 rusak ringan. Sedangkan fasum yang rusak ada 76 unit.

Bantuan untuk korban dan pengungsi terus berdatangan. Sabtu (6/7) pukul 16.00 WIB bantuan Presiden sebanyak 4 truk telah tiba di Bener Meriah. BNPB mengirimkan lebih 40 ton bantuan logistik dan peralatan ke Aceh.

Sebelumnya  900 personel TNI dan 350 anggota Polri dibantu berbagai unsur lain serta sekitar 40 ton logistik dan peralatan  sudah dikirim ke Aceh. BNPB menyediakan Rp 40 miliar anggaran tanggap darurat sampai 17 Juli. Sedang beberapa kementerian menyiapkan dana siap pakai sebesar Rp 500 juta. (BNPB/WID/ES)

Copyright © 2012 - 2013 Sekretariat Kabinet RI. All rights reserved.

Bawa Bantuan, Presiden Terbang ke Lokasi Gempa di Bener Meriah, Aceh


SEKRETARIAT NEGARA - RI

Selasa, 09 Juli 2013 - 07:48 WIB

Bawa Bantuan, Presiden Terbang ke Lokasi Gempa di Bener Meriah, Aceh

Oleh : DESK INFORMASI
- Dibaca: 166 kali



Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didampingi Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono, Selasa (9/7) pukul 06.00 pagi tadi, terbang menuju Lhok Seumawe, Aceh, guna meninjau korban gempa berkekuatan 6,2 skala Richter, Selasa (2/7) lalu di Kabupaten Bener Meriah. Selain akan menyerahkan bantuan, Presiden akan melihat langsung pelaksanaan tanggap darurat oleh Satgas BNPB, TNI-Polri & Pemda.

"Besok, Presiden SBY akan berangkat ke Bener Meriah, Aceh, dengan membawa bantuan selimut dan kebutuhan lainnya, semoga dapat kurangi kesulitan pengungsi," tulis Presiden SBY di akun twitter @SBYudhoyono, Senin (8/7) malam.

Dari Bandara Malikussaleh, Lhokseumawe.  Presiden dan rombongan akan menggunakan helikopter menuju Desa Rejewali, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah.
Sambil mengunjungi warga yang terkena musibah di tempat pengungsian, dalam kunjungan ini Presiden SBY juga ingin memastikan seluruh bantuan tersalurkan dengan baik.
Menjelang kunjungannya ke lokasi gempa, Presiden SBY terus mempelajari laporan gempa Aceh. Sebelumnya, Presiden sudah  menginstruksikan kepada jajaran pemerintah di Aceh untuk serius menangani gempa di Aceh Tengah.
Presiden SBY juga telah memanggil Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan para Kepala Staf TNI dan Kapolri terkait penanganan tanggap darurat gempa di Aceh, Senin (8/7), dan memimpin sidang kabinet paripurna  yang agendanya antara lain mendengarkan pemaparan Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif telah melaporkan kepada Presiden SBY  bahwa hingga hari Minggu (7/7)  delapan orang hilang, diduga tertimpa reruntuhan rumah, 40 orang meninggal, 63 orang luka berat masih dirawat di rumah sakit, 2.362 orang rawat jalan, dan pengungsi mencapai 22.125 orang.

Gempa 6,2 SR di Aceh juga merusak  15.919 unit rumah, dan  623 unit bangunan fasilitas umum. Puluhan ribu masyarakat korban gempa di Aceh Tengah dan Bener Meriah kini menempati tenda-tenda darurat selain tenda peleton karena rumah mereka rusak berat dan ringan akibat gempa.

Sebagian masyarakat korban gempa tidak mengungsi ditempat penampungan yang telah ditetapkan, tapi mendirikan tenda plastik di dekat rumahnya yang

Bantuan

Sejak pekan lalu, bantuan bagi korban gempa Aceh terus mengalir, baik dari pemerintah maupun swasta. Bantuan tersebut pembagiannya menganut sistem satu posko utama tanggap darurat BPBD d di Pendopo Bupati Bener Meriah. Posko BNPB ini memonitor 15 titik lokasi di Bener Meriah dan 20 titik pengungsi di Aceh Tengah. Beberapa lokasi pengungsi diantaranya Desa Blang Mancung, Blang Mancung Barat, Bah dan Desa Serampah.

Bantuan dikirimkan melalui beberapa tempat. Pada Jumat (6/7) bantuan dari Medan dengan menggunakan pesawat terbang Hercules TNI AU dikirim 13 ton logistik berupa mie instan 500 dus, sarden 70 dus, biskuit 90 dus, kecap 50 dus, kopi 20 dus, gula 500 kg, teh 2 dus, pembalut 2 dus, bubur bayi 16 dus, air mineral 40 dus, popok bayi/pampers 6 dus, dan sebagainya.

Sedangkan dari jalur darat dikirim 3 ton bantuan logistik, termasuk bantuan dari Bank BRI berupa selimut, pakaian sekolah, air mineral, susu, teh, kopi dan sebagainya.

Melalui Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, BNPB juga mengirimkan bantuan menggunakan pesawat kargo sebanyak 24 ton logistik dan peralatan bantuan dari BNPB, Kementerian Sosial dan Bank Mandiri.

Bantuan yang dikirimkan dari BNPB berupa tenda keluarga 100 unit, velbet 200 unit, genset 20 unit, tambahan gizi 2.400 paket, sandang  1.000 paket, tenda gulung 1.000 unit, kids ware 1.000 paket, family kit 2.000 paket, kelambu 1.000 lembar, selimut 2.000 lembar dan kantong mayat 100 lembar, makanan siap saji 270 dus, kasur lipat 600 unit.

Dari Kemensos berupa selimut 500 lembar, kurma 2 ton, tenda keluarga 22 unit, tenda pengungsi 4 unit,  tenda payung 4 unit dan sebagainya. Sedangkan dari Bank Mandiri berupa kompor smart stove 1.000 unit dan penjernih air 2 unit. Jalur udara ke Aceh melalui Lhokseumawe kemudian dilanjutkan jalur darat dan diserahkan ke BPBA Bener Meriah dan BPBA Aceh Tengah untuk selanjutnya didistribusikan kepada korban.
Tradisi Meugang

Menyambut Ramadan 1434 Hijriah para korban di lokasi pengungsian melaksanakan tradisi "meugang", yakni pemotongan hewan. Gubernur Aceh Zaini Abdullah menyalurkan bantuan 50 ekor sapi untuk perayaan meugang  bagi korban gempa di Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Diperkirakan sebanyak 22 ribu lebih warga korban gempa di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah tetap merayakan hari tradisi pemotongan hewan (meugang) dan ibadah puasa di tenda pengungsian.

Ia menjelaskan, bantuan sapi itu juga diharapkan dapat meringankan sedikit masyarakat yang tertimpa musibah gempa berkekuatan 6,2 skala Richter, Selasa (2/7).

Lembaga "Wali Nanggroe" Aceh juga menyalurkan bantuan sapi meugang sebanyak 24 ekor kepada masyarakat Aceh Tengah dan Bener Meriah yang tertimpa gempa bumi tektonik awal Juli 2013. (WID/ES)


Gempa Aceh, Tim Reaksi Cepat Telah Berada di Lokasi


SEKRETARIAT NEGARA - RI

Rabu, 03 Juli 2013 - 05:21 WIB

Gempa Aceh, Tim Reaksi Cepat Telah Berada di Lokasi

Oleh : DESK INFORMASI
- Dibaca: 678 kali



Duka kembali menyelimuti Tanah Air, setelah Gempa berkekuatan 6,2 skala Richter (SR) yang mengguncang Bener Meriah, Aceh Tengah, dan sejumlah kabupaten/kota lainnya di Aceh pada Selasa (2/7) pukul 14.37 WIB, yang dilanjutkan dengan Gempa Susulan.
Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh, Fauzi, dilaporkan 1 orang meninggal, puluhan orang luka, 22 rumah rusak berat dan 2 masjid rusak berat di daerah Cekal dan Sumber Jaya.
Dilaporkan beberapa ruas jalan retak dan tertimbun longsor. Sementara di Aceh Tengah, melaporkan terdapat 1 orang anak meninggal dunia, 140 orang luka-luka dan dibawa ke rumah sakit, 300 unit rumah rusak berat/ringan.
Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief kepada redaksi mengungkapkan bahwa penyelamatan dan pedataan korban masih terus dilakukan. “BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), BPBD bersama TNI, Polri, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat telah dan sedang melakukan penanganan darurat. Selain itu, upaya pencarian dan penyelamatan dan pendataan korban terus dilakukan,” kata Andi Arief.
Terkait beredarnya isu di sosial media tentang adanya letusan Gunung Api Burni Telong, Andi menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar. “Laporan PVMBG, 23:00 WIB, terekam 64 gempa vulkanik dalam, 49 gempa vulkanik dangkal, dan 92 gempa tektonik. Pemantauan Gunung Burni Telong telah dintensifkan. Status masih Normal.” Papar Andi seraya menambahkan jika jumlah kegempaan vulkanik dalam dan gempa vulkanik dangal terus meningkat, aktivitas G Burni Telong akan ditingkatkan dari Normal ke Waspada, sesuai informasi dari Dr.Surono PVMBG.
Andi juga berharap, intesitas para tokoh, budayawan dan ilmuwan kebencanaan mensosialisasikan potensi dan mitigasi bencana seperti kegiatan International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS), , “Gempa: Dialog Sains dan Agama,” Kamis (27/6) dapat ditingkatkan. “Indonesia telah memiliki Peta Gempa Nasional, dari peta tersebut sudah sangat jelas hampir di semua titik memiliki potensi kegempaan.” lanjut Andi.
Andi juga mengemukakan, Tim Reaksi Cepat penanggulangan bencana dari pusat, Selasa (2/7)  malam, pukul 21.00 Wib dengan menggunakan pesawat khusus juga telah berangkat ke Aceh. Dan menurut laporan sudah di lokasi bencana. Tim terdiri dari BNPB, SRC PB (Satuan Reksi Cepat Penanggulangan Bencana), Kementerian Sosial, Kementerian PU dan Kementerian Kesehatan dan sebagainya.
Bedasarkan pantauan redaksi, 1 ruas jalan terputus di Km 92 Takengon, Kecamatan Kebayakan, Kampung Muliye. Korban meninggal karena. tertimbun rumah yang runtuh di desa Bah, Belang Mancung, Kec Ketol, Kab Aceh Tengah.
(YS/ES)

Liputan 6: Kumpulan Artikel » gempa aceh


Liputan 6 SCTV
08 Juli 2013 | 18:25:24

Liputan 6: Kumpulan Artikel » gempa aceh

Posted By. GAYO Nusantara.

Liputan 6: Kumpulan Artikel » gempa aceh


Liputan 6 SCTV
08 Juli 2013 | 18:16:07

Liputan 6: Kumpulan Artikel » gempa aceh

Posted By. GAYO Nusantara