Bener Meriah (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan akan dengan korban gempa dan meninjau langsung lokasi bencana terparah di Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, Senin (8/7).

Komandan Posko Terpadu Bencana Aceh Tengah dan Bener Meriah Kol Inf Hipdizah di Redelong, Sabtu menyatakan, Kepala Negara pada Senin bertolak dari Jakarta ke Bandara Malikussaleh, Kota Lhokseumawe. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Bener Meriah dengan helikopter.

Tiba di Bandara Rembele, Bener Meriah, Presiden SBY langsung meninjau lokasi bencana di Desa Blang Mancung dan Desa Serempah di Kecamatan Ketol.

"Bila cuaca mendukung, setelah meninjau lokasi bencana Presiden langsung kembali. Tapi apabila cuaca tidak mendukung, karena sudah sore, maka Kepala Negara akan menginap di Takengon, Aceh Tengah," katanya.

Kecamatan Ketol merupakan kawasan terparah akibat gempa berkekuatan 6,2 skala Richter pada Selasa (2/7), karena hampir 90 persen rumah penduduk rusak parah.

Selanjutnya, dua desa di kecamatan yang berada di lereng gunung, yakni Desa Bah dan Serempah, amblas yang mengakibatkan rumah dan belasan warga bersama tanah longsor dan menutup sungai di bawahnya.

Di dua desa tersebut diperkirakan ada 12 orang yang tertimbun, dan lima orang sudah ditemukan, sedangkan tujuh lagi masih dalam pencarian.

Hipdizah yang juga Danrem 011/Lilawangsa itu menyatakan, tim relawan yang terdiri anggota TNI, Polri, SAR, dan Sentra Kumunikasi Mitra Polri akan melanjutkan pencarian korban.

Untuk memudahkan pencarian, dikerahkan tiga alat berat. "Sekarang ini sudah ada tiga alat berat di lokasi. Kita harapkan dengan adanya alat tersebut pencarian korban akan lebih cepat," katanya.

Selain itu, katanya, penyaluran makanan dan kebutuhan lain berjalan lancar, sehingga diharapkan selama masa tanggap darurat hingga tanggal 17 Juli 2013, persediaannya tetap lancar.

Gempa yang terjadi pukul 14.35 WIB itu mengakibatkan 38 orang meninggal dunia, yang tersebar di Bener Meriah 9 orang dan Aceh Tengah 29 orang, sedangkan luka berat 160 orang lebih.

Mengenai jumlah rumah yang rusak, Hipdizah menyatakan, masih dalam pendataan yang lebih akurat.
(KR-IRW/E001)