Search This Blog

Sunday, January 5, 2014

Ini Rekomendasi Pertemuan Masyarakat Gayo dan Alas


Ini Rekomendasi Pertemuan Masyarakat Gayo dan Alas

Ini Rekomendasi Pertemuan Masyarakat Gayo dan Alas

By on January 4, 2014
0
Delegasi Musyarah Adat Gayo Raya dan Alas (Foto:Lg)
Delegasi Musyarah Adat Gayo Raya dan Alas (Foto:Lg)
Takengen | Lintas Gayo –  ”SILATURRAHMI”  dan Musyawarah Akbar Masyarakat Adat Gayo Raya dan Alas yang bertemakan ” Gayo dan alas dipersimpangan Jalan ”  berjalan dengan hikmat dan lancar.
Kegiatan yang dilaksanakan Dihotel Linge Land Sabtu  (04/01/2014), sebelum ditutup menghasilkan rekomendasi dari hasil sidang peleno yang dilakukan, meliputi.
  1. Bahwa Peserta  dan Narasumber yang mengkaji Qanun Pemerintah Aceh Nomor : X Tahun 2012 tentang Lembaga Wali Nanggroe, menyesalkan tindakan Pemerintah Aceh ( DPR Aceh) dan Gubernur Aceh tidak menggubris berbagai kelemahan yang muncul dalam Qanun tersebut diantaranya termasuk adanya potensi destruktif terhadap etnik-etnik yang ada di Aceh.
  2. Yang paling miris bahkan masukan dari Komnas HAM tentang bahaya diskriminasi yang memberangus eksistensitas suku-suku Bangsa yang ada Provinsi Aceh, tidak gubris bahkan di negosiasikan oleh Pemerintah Aceh yang berkedudukan di Banda Aceh.
  3. Menyatakan bahwa wilayah-wilayah yang berbeda Budaya dan Adat Istiadat dapat menerima Qanun tersebut bila mengakomodir hal-hal yang berkaitan dengan Adat dan Budaya semata
  4. Mendesak Pemerintah Pusat mengakomodir terwujudnya Provinsi Aceh Lueser Antara (ALA) dan Aceh Barat Selatan (ABAS), sebagai solusi final.
Saman Formagalu
Penampilan Saman dari Formagalus (Foto:Lg)
Diakhir penutupan acara dihibur dengan Saman Gayo dari Formagalus yang membuat hadirin berdetak kagum serta enggan beranjak dari ruangan,  dan musik tradisional lain. (Zan.KG)

Acara Silaturahmi Masyarakat Gayo-Alas, Selesai


 Acara Silaturahmi Masyarakat Gayo-Alas, Selesai

Acara Silaturahmi Masyarakat Gayo-Alas, Selesai

By on January 5, 2014
Takengen | Lintas Gayo – Acara Silaturahmi dan Musyawarah Akbar Masyarakat Adat Gayo Raya dan Alas yang digelar di Aula Linge Land Aceh Tengah , kemarin berkat kerja sama sumua panitia pelaksana, dari senin (30/12) hingga hari H Sabtu (4/1).
Kami pihak panitia pelaksana terus menyusun, mengatur agenda kegiatan agar acara ini sukses hingga akhir.
adapun panitia pelaksana kegiatan Silaturahmi dan Musyawarah Akbar Masyarakat Adat Gayo Raya dan Alas Terdiri dari 5 Organisasi mahasiswa yang berdonisi pada dua kabupaten yang terdiri dari kabupaten  aceh tengah dan bener meriah, yakni dari Dewan Eksekutif  Mahasiswa STAIN, SENAT MAHASISWA STIKes YPNAD, BEM STKIP,BEM ALWASLIYAH, dan BEM STIHMAT.
Dari dimulainya hingga selesainya acara panitia terus menyibukkan diri dengan mengatur agenda acara yang akan dilaksanakan,  ketua panitia mewakili seluruh panitia pelaksana mengucapkan terimakasih  kepada semua pihak yang telah meluankan waktu, tenaga, pikiran demi menyukseskan acara ini, semoga dengan hasil akhir acara ini yang dituangkan dalam rapat pleno oleh para perwakilan tokoh-tokoh adat yang hadir  dapat memberikan kontribusi sebagai pertimbangan kepada pemerintah pusat untuk mengklarifikasi Qanun Wali nanggroe yang diskriminatif terhadap suku-suku lain di Aceh seperti Suku Gayo, Alas, Tamiang, Singkil dan sejumlah suku lainnya. karna dinilai melanggar HAM dan mengancam eksistensi sejumlah adat budaya di Aceh.(Satria/Ril)

“Sarik” dalam Guel, Sebuku, Didong dan Puisi “Mantra” yang Menghipnotis

“Sarik” dalam Guel, Sebuku, Didong dan Puisi “Mantra” yang Menghipnotis

“Sarik” dalam Guel, Sebuku, Didong dan Puisi “Mantra” yang Menghipnotis

guel_knaHENTAKAN Guel, pepongotan, Didong,dan Puisi yang diramu dalam “Sarik” tampil memukau dan menghipnotis pengunjung “Gayo Bersilaturahmi” dan Pelantikan pengurus Keluarga Negeri Antara (KNA) di Aula Utama Asrama Haji Banda Aceh, Sabtu malam (4/12/2014).

Penampilan dua penari Guel Aga dan Sandi diawali dengan tepukan Didong dengan beat cepat, lalu kedua penari terdiam diatas panggung. Lalu disambut sebuku dan lagu “aman” vocal Misda seraya terdengar tabuhan gegedem, seorang penari mulai bergerak, dan satu lagi tetap diam membatu. sebuku kemudian berhenti dan kembali pukulan tepukan dan percusi berbeat cepat menggema.
Aga, si penari Guel masih belum bergerak, dan terus terbungkuk. Lalu, kala musik mulai pelan, terdengar puisi, tidak terlihat sosok pembacanya. Setelah melewati sebait puisi berjudul “Mantra Gayo” (Muasal), Wiratmadinata muncul lewat kerumunan penonton yang memadati Aula Utama Asrama Haji. Wira terus berjalan dan naik ke panggung, berputar-putar seraya membaca puisi.
Aga yang tampil menggunakan mulai bergerak dan seperti tidak menyadarkan diri. Habis gerakan “guel” dia praktekkan, melompat dan memutar opoh ulen-ulen lalu kembali lagi.
“Ini luar biasa. Pasti penarinya ikut kesurupan,” kata Agam, warga Lampriet yang hadir menyaksikan “Sarik”.
Seraya bergerak guel, Wira, penyair yang dikenal sebagai penyair nasional dan juara 1 puisi piala HB Yasin beberapa tahun lalu itu terus berteriak dengan syair “Kembalikan pada muaranya”.
“Puisi ini memang Mantra,” kata Wira selepas tampil kepada LintasGayo.co di Asrama Haji.
Garapan seni “Sarik” digagas bersama dan diharapkan akan menjadi sebuah garapan baru untuk kesenian Gayo. Aga sangat sepakat apabila penggabungan ini dapat menjadi solusi kebuntuan seni di tanoh Gayo. “Garapan ini serius, nanti akan terus disempurnakan,” Ujar Aga singkat.
Sarik ditutup puisi Pawan Uten karya Sofyan Griantara yang berbahasa Gayo. (tarina)

Soal Pembangunan Wilayah Gayo, Gubernur Bilang Bukan sekedar Retorika

 Soal Pembangunan Wilayah Gayo, Gubernur Bilang Bukan sekedar Retorika

Soal Pembangunan Wilayah Gayo, Gubernur Bilang Bukan sekedar Retorika

zaini 
Banda Aceh-LintasGayo.co: Pemerintah Aceh mempunyai perhatian besar pada fasisiltas pelayanan publik di wilayah Gayo, dan itu harus dilaksanakan bersama, agar maksimal.

“Memang ini sudah telat sejak 5 tahun lalu, tapi kita sudah harus mulai,”kata Gubernur Aceh pada acara pelantikan ketua dan pengurus Keluarga Negeri Antara (KNA) di Aula Utama Asrama Haji Banda Aceh Sabtu malam (4/1/2014).
Gubernur menyebutkan, anggaran dari APBA yang dialokasikan ke  wilayah Tengah tidak kalah dengan kabupaten kota lainnya di Aceh.
“Bahkan di sektor pertanian sangat besar,” ujar Gubernur.
Dikatakannya ini bukan retorika, karena itu bisa dilihat dari anggaran yang dialokasikan  khusus untuk wilayah Gayo.
“Dan dalam waktu dekat jalan tembus KKA akan kita buka untuk kelancaran distribusi pertanian dari Bener Meriah dan Aceh Tengah,” demikian kata Gubernur. (tarina)

Gubernur Zaini: Gayo Sebagai Bangsa Aceh Asli Benar Adanya

Gubernur Zaini: Gayo Sebagai Bangsa Aceh Asli Benar Adanya

Gubernur Zaini: Gayo Sebagai Bangsa Aceh Asli Benar Adanya

gubernur_kna 
Banda Aceh-LintasGayo.co: Gubernur Aceh dr H Zaini Abdullah menyebutkan, pandangan mengenai Gayo sebagai masyarakat tertua dan merupakan bangsa Aceh asli,itu benar adanya.

“Gayo sebagai bangsa Aceh yang asli adalah benar,” kata Gubernur Zaini saat melantik ketua dan pegurus Keluarga Negeri Antara (KNA) di Aula Utama Asrama Haji, Banda Aceh Sabtu malam (4/1/2014).
Menurut Gubernur, sejarah putra Gayo Merah Silo memperkuat hubungan Gayo dan peisir, dan Merah Silo-lah putra Gayo asli pendiri kerajaan Samudra Pasai.
“Makanya Gayo tidak dapat terpisah dengan Aceh karena Gayo punya peran strategis dalam pembangunan Aceh, yakni peran sejarah dan peran ekonomi,”ujar Gubernur Aceh Zaini Abdullah.
Begitu pula cerita Malem Dewa yang populer di Aceh Selatan, sangat melekat pada masyarakat pesisir sebagai legenda Malem Dewa dan Peteri Bungsu dari negeri Antara.
“Ini berarti hubungan Negeri Antara dan pesisir sudah ada sejak semula, dan ini harus dipertahankan,” jelas Gubernur.
Disebutkan pula, Gayo merupakan sub-etnis yang tidak bisa dipisahkan dari keluarga besar Aceh, karena kerajaan Aceh pertama ada di tanah Gayo.
“Terbukti Merahsilolah pendiri Samudra Pasai,” ulang Gubernur dihadapan masyarakat Gayo Banda Aceh dan Aceh Besar.(tarina)