Search This Blog

Sunday, July 14, 2013

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT : LUKA DAN PATAH TULANG

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT : LUKA DAN PATAH TULANG


Jenis Perdarahan Luar :

Teknik Mengendalikan Perdarahan Luar

* Tekan langsung tepat diatas luka dengan penutup luka. Umumnya perdarahan akan berhenti ± 5 s.d.15 menit. Jika perdarahan belum berhenti, tambahkan penutup luka tanpa melepas penutup luka sebelumnya.
* Tinggikan daerah cedera lebih tinggi dari jantung. (biasanya hanya pada cedera alat gerak saja).
* Tekan pada pembuluh nadi diantara luka dengan jantung.
Teknik lain Mengendalikan Perdarahan Luar
* immobilisasi dengan atau tanpa bidai.
* Torniket (sebagai alternatif terakhir & hanya pada kasus tertentu saja)
* Kompres dingin
Cedera Jaringan Lunak (Luka)
* Jaringan lunak tubuh meliputi kulit, jaringan lemak, pembuluh darah, jaringan ikat, membran, kelenjar, otot & saraf.
* Cedera jaringan lunak (luka) berdasarkan keterlibatan jaringan kulit, dibagi menjadi :
* Luka Terbuka : cedera jaringan lunak disertai kerusakan/terputusnya jaringan kulit.
* Luka tertutup : cedera jaringan lunak tidak disertai dengan kerusakan jaringan kulit.
Jenis – Jenis Luka
Jenis Luka terbuka :
* Luka lecet
* Luka sayat / iris
* Luka robek
* Luka tusuk (termasuk dalam hal ini luka tembak)
* Luka sobek (avulsi)
* Luka amputir (amputasi)
* Luka gigitan & sengatan
* Cedera remuk terbuka
* Luka bakar
Jenis Luka Tertutup :
* Memar
* Hematoma
* Cedera remuk tertutup
Luka Lecet & Luka Sayat / Iris
Luka Sobek/Avulsi & Luka Robek
Luka Tusuk,  luka Tembus  & Luka Gigitan Binatang
Luka Amputir (Amputasi)
Luka memar & Hematoma
Perawatan Luka Terbuka
* Pastikan daerah luka terlihat.
* Bersihkan daerah sekitar luka.
* Kontrol perdarahan bila ada.
* Lakukan penatalaksanaan syok pada luka yang parah.
* Cegah kontaminasi lanjut.
* Beri penutup luka & balut bila perlu.
* Baringkan penderita bila kehilangan banyak darah dan lukanya cukup parah.
* Tenangkan penderita.
* Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Perawatan Luka Tertutup
* Pastikan daerah cedera terlihat.
* Perawatan luka tertutup dilakukan seperti halnya perdarahan dalam.
* Khusus untuk memar dapat dilakukan :
   R  = rest
   I  = ice pack
   C  = compressed
   E  = elevation
* Tenangkan penderita.
* Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Prinsip Penutupan & Pembalutan Luka
* Penutupan meliputi seluruh permukaan luka.
* Upayakan permukaan luka sebersih mungkin sebelum menutup luka, kecuali bila luka disertai perdarahan yang masih mengalir
* Pemasangannya harus memenuhi prinsip aseptik
* Jangan dipasang pembalut sebelum perdarahan terhenti, kecuali pembalutan penekanan.
* Balutan tidak terlalu kencang/longgar & jangan biarkan ujung sisa terurai.
* Jangan menutup ujung jari. Bagian itu bisa jadi petunjuk.
* Bila luka kecil upayakan untuk memperluas daerah pembalutan
* Untuk anggota gerak balut dari distal ke proksimal
* Lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan
Cedera Sistem Otot Rangka : Jenis Patah Tulang
* Patah Tulang tertutup.
Tidak ada luka , permukaan kulit utuh, Fragmen tulang tidak berhubungan dengan udara luar.
* Patah tulang terbuka.
Ada luka terbuka, kulit di atas/dekat bagian yang patah rusak, fragmen tulang mungkin terlihat atau menonjol keluar.
Cedera Sistem Otot Rangka : Tanda & Gejalanya
Cedera Sistem Otot Rangka : Pertolongan Pertamanya 
1 .  Lakukan prosedur penilaian penderita.
2.   Kenali & atasi keadaan yang mengancam nyawa, jangan terpancing dengan cedera yang terlihat berat.
3.   Pasang bidai leher (neck collar) dan beri oksigen jika ada sesuai protokol.
4.   Ingat pada cedera alat gerak, lakukan pemeriksaan GSS sebelum & sesudah perawatan.
5.   Stabilkan bagian cedera secara manual sampai saat tindakan immobilisasi selesai dilakukan, jangan sampai menambah rasa sakit pada penderita.
6.   Paparkan seluruh bagian yang diduga cedera.
7.   Atasi perdarahan & rawat luka yang terjadi.
8.   Siapkan alat & bahan pembidaian selengkapnya.
9.   Lakukan pembidaian sesuai dengan prinsip-prinsip pembidaian.
10.Untuk mengurangi rasa sakit penderita, istirahatkan bagian yang cedera, kompres dingin (pada cedera tertutup) & pemberian analgetik bisa dipertimbangkan.
11. Letakan penderita pada posisi yang nyaman.
12. Bila ditemukan cedera terkilir, istirahatkan & tinggikan daerah yang cedera. Beri kompres dingin (maks. 30 menit) setiap jam jika perlu. Balut tekan & tetap tinggikan.
13. Lakukan pemeriksaan berkala & rujuk ke fasilitas kesehatan.
Pembidaian : Tujuan & Macamnya.
Pembidaian :
tindakan penggunaan alat bantu guna menstabilkan bagian tubuh yang cedera.
Tujuannya :
1. Mencegah pergerakan (immobilisasi) bagian yang cedera.
2. Menghindari terjadinya cedera baru.
3. Mengistirahatkan.
4. Mengurangi rasa nyeri.
Macam-macam bidai :
* Bidai keras
* Bidai yang dapat dibentuk.
* Bidai traksi.
* Gendongan/belat/bebat.
* Bidai improvisasi.
Alat bidai harus cukup kuat & ringan agar bisa difungsikan sebagai penopang.

Prinsip-Prinsip Pembidaian
1. Sedapat mungkin informasikan rencana tindakan kepada penderita.
2. Paparkan bagian yang cedera, rawat perdarahan yang terjadi.
3. Buka pakaian & perhiasan penderita yang sekiranya menutupi/mengganggu di daerah yang cedera.
4. Nilai GSS – gerakan, sensasi, sirkulasi – bagian distal yang cedera sebelum melakukan pembidaian.
5. Siapkan dahulu peralatan selengkapnya.
6. Jangan mencoba merubah posisi bagian yang cedera, usahakan bidai pada posisi saat ditemukan.
7. Jangan mencoba memasukan bagian tulang yang patah.
8. Sebelum dipasang, ukur dahulu bidai pada anggota tubuh penderita yang sehat.
9. Bila cederanya adalah patah tulang, bidai sepanjang dua sendi yang mengapit tulang yang patah tersebut.
10. Bila cederanya adalah sendi, bidai sepanjang tulang yang mengapit tulang yang patah tersebut, bidai pula sendi distalnya.
11. Bila memungkinkan, lapisi dahulu bidai dengan bahan yang lunak/lembut.
12. Isi bagian kosong diantara tubuh dan bidai dengan pelapis yang berbahan lunak/lembut.
13. Ikatan jangan  terlalu kuat atau terlalu longgar.
14. Ikatan cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak bergerak, kemudian sendi atas dari tulang yang patah.
15. Satukan dengan tubuh atau alat gerak yang lain.
16. Nilai GSS setelah selesai pembidaian, bandingkan dengan GSS saat sebelum dibidai.
17. Melakukan pembidaian memerlukan waktu, meski begitu lakukan dengan efektif & efisien.
18. Jangan membidai berlebihan. Penggunaan papan spinal atau bidai tubuh akan sangat membantu menghindari banyaknya pembidaian & lamanya waktu pada satu penderita
Pembidaian Untuk Cedera Alat Gerak Atas
Pembidaian Untuk  Cedera Alat Gerak Bawah
Patah Tulang Iga
* Kemungkinan terjadi lebih besar pada usia tua.
* Penyulit yang mungkin terjadi adalah patahan tulang merobek lapisan pleura sehingga paru bocor & terjadi pneumothoraks, hemothoraks atau gabungan keduanya.
* Flail chest : terjadi patah tulang iga majemuk dimana satu atau lebih tulang iga patah menjadi tiga bagian atau lebih.
Tanda & Gejala
* Nyeri dada saat bernapas.
* Perubahan bentuk dada & dinding dadanya.
* Dinding dada tidak mengembang baik saat bernapas, bahkan terjadi gerakan paradoks (ada bagian dada yang bergerak berlawanan)
* Penderita terkesan melindungi bagian yg.cedera (guarding position).
* Memar yang jelas & luas di daerah dada.
* Pelebaran pembuluh balik leher, mata merah, sianosis, bagian tubuh atas bengkak.
* Batuk darah & muncul tanda syok.
Penanganan Patah Tulang Iga
* Lakukan prosedur penilaian, buka jalan napas.
* Berikan oksigen jika ada sesuai protokol. Bersiap melakukan BHD & RJP.
* Periksa fisik dada korban, temukan apakah ada tanda adanya perdarahan dalam.
* Hentikan perdarahan luar jika ada.
* Berikan bantalan pada bagian yang patah.
* Pada kasus flail chest, upayakan bagian yang patah terganjal sehingga tidak ikut bergerak saat bernapas
* Pasang gendongan lengan di sisi dada yang cedera.
* Biarkan penderita dalam posisi yang dianggap paling nyaman, yakni bisa memberi ruang gerak dada maksimal sesuai keadaannya.
* Pantau tanda vital secara berkala
* Tangani syok yang dialami & rujuk ke RS secepatnya.
*Dirangkum dari berbagai sumber
Referensi :
Diktat PMI Yogyakarta dan Diktat RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta

No comments: