Search This Blog

Monday, April 29, 2013

PII Sarankan Ibukota Aceh Dipindahkan ke Takengon


PII Sarankan Ibukota Aceh Dipindahkan ke Takengon

bna mapBanda Aceh – Wacana pemindahan Ibukota Provinsi Aceh ke Takengon sudah muncul sejak tahun 2005 pasca Banda Aceh  luluh lantak akibat gempa bumi dan tsunami.
Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PII) Aceh menilai perlu untuk mewacanakan kembali hal ini, sesuai letak geografis, lebih merata ke seluruh wilayah Aceh, sekaligus meredam isu berpotensi menimbulkan konflik.
“PII Aceh melihat isu pemekaran muncul karena ada kesenjangan pembangunan antar daerah di Aceh,” sebut Ahmad Yanis, Ketua III PII Aceh dalam rilisnya kepada wartawan, Minggu (28/4/2013).
Menurutnya, ada tiga alasan kenapa perlu mempertimbangkan Ibukota Aceh ke Takengon, yang pertama pertimbangan stabilitas politik di Aceh, kemudian pertimbangan Sosio-Ekonomi dan Pertimbangan Fisik dan Geografis.
“Dari sejarah kita ketahui bahwa, daerah dataran tinggi Gayo yang merupakan benteng alam yang sangat strategis bagi pertahanan pasukan kerajaan Aceh,” katanya.
Dataran ini juga sempat digunakan oleh Sultan Aceh Tuanku Muhammad Daudsyah (1874-1903) beserta pengawalnya maupun tokoh-tokoh penting dalam Perang Aceh, kemudian Panglima Polem dan Cut Nyak Dhien juga pernah bertahan kesini bertahan dari serangan penjajah di pesisir.
“Ada banyak contoh Negara yang telah sukses meindahakan Ibukota dan Pusat Pemerintahan, diantaranya Malaysia, Brasil dan Myanmar. Sementara di Aceh, Banda Aceh dijadikan sebagai pusat bisnis dan pusat pendidikan,” tambah Indra Perdana, Sekretaris Umum PII Aceh.
Dengan dipindahkannya Ibukota ke Takengon, lanjut Indra, akses daerah ke pusat pemerintahan menjadi lebih dekat terutama yang berada di wilayah perbatasan dan wilayah perbatasan dan Selatan Aceh akan lebih terperhatikan.
“Ddimulai dengan pembukaan jalan Blangkejren-Lokop dan Nisam-Takengon lalu Beutoeng-Blangkejren. InsyaAllah kita dapat membangun Aceh lebih baik. Urat nadi kehidupan perekonomian dan pembangunan Aceh akan bisa lebih baik,” sebut Indra di akhir rilisnya. (Sp/Arunda)

No comments: