Search This Blog

Monday, April 29, 2013

Demokrasi Vs Khilafah

Demokrasi Vs Khilafah


DSCI0137Langsa – DPD II Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Langsa melaksanakan Halqah Islam dan Peradaban (HIP) yang bertajuk “Demokrasi vs Khilafah” di Aula Dakwah STAIN ZCK Langsa, Minggu (28/4/2013).
Acara ini menghadirkan tiga pembicara yaitu DR Muhammad Bin A Bakar MA Kepala Prodi Ilmu Politik FISIP Unimal, DR Arim Nasim MSi Akt Direktur PKPEI UPI Bandung/LM DPP HTI dan DR Zulkarnaini MA Ketua STAIN ZCK Langsa.
Ketua STAIN ZCK Langsa DR Zulkarnaini MA memaparkan bahwa kondisi umat Islam sekarang ini sangat jauh mengalami kemunduran dan penjajahan akibat kebodohan.
Umat harus segera bebas dari penjajahan intelektual dan bangkit dari kemunduran dengan mengoptimalkan pendidikan karena dengan pendidikan maka umat akan terbebas dari kebodohan.
Zulkarnaini mencontohkan kondisi umat Islam di Cordoba dan Baghdad dimasa Khilafah Abbasiyah, pada masa itu umat Islam menjadi marcusuar dunia yang dikagumi oleh umat manusia.
“Kondisi umat Islam mengalami kemunduran dan penjajahan akibat kebodohan dan cara untuk mengatasi semua itu adalah dengan pendidikan dan hal itu akan semakin terwujud dengan Khilafah,” ungkap Zulkarnaini.
Kemunduran umat Islam merupakan bukti bahwa umat membutuhkan pemimpin yang amanah, umat membutuhkan sistem yang benar-benar mensejahterakan dan umat membutuhkan perubahan itu secepatnya.
Sistem Demokrasi yang mengatur umat sekarang ini adalah sistem rusak dan tidak mambuktikan kesejahteraan. Suara rakyat adalah suara Tuhan merupakan warna dari sistem rusak tersebut yang tidak boleh diadopsi oleh umat Islam.
Selain itu, sistem demokrasi juga telah terbukti gagal melahirkan sosok pemimpin yang amanah dan adil melainkan sistem tersebut telah melahirkan sosok pemimpin yang korup dan tidak islami.
Sementara itu, pembicara pertama Dr Muhammad Bin A Bakar MA menjelaskan, bahwa esensi kepemimpinan dan pemerintahan dalam Islam harus memenuhi tiga hal yaitu keadilan, tauhid dan dan amanah sebagai esensi kekuasaan. Dimana Syari’ah memiliki supremasi tertinggi.
“Untuk mewujudkan kesejahteraan, umat haruslah memilih pemimpin yang paham Islam. Sosok pemimpin itu haruslah memahami tiga hal yaitu keadilan, tauhid juga sadar tentang pertanggungjawabanya di akhir kelak,” papar Kepala Prodi Ilmu Politik FISIP Unimal tersebut.
Semengtara itu DR Arim Nasim, selaku pembicara kedua dalam acara tersebut menjelaskan, Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslimin di dunia untuk menegakkan hukum syara’.
Arim juga menambahkan juga menambahkan bahwa Khilafah dibangun dalam empat pilar yakni kedaulatan di tangan syara’, kekuasaan di tangan umat, mengangkat satu orang khalifah menjadi kewajiban atas seluruh kaum muslimin, serta tabanni (adopsi) terhadap hukum-hukum syara menjadi otoritas khalifah. Sehingga esensi Khilafah adalah untuk peneggakan Syariah secara kaffah dan menyatukan umat Islam di seluruh dunia.
“Sedangkan demokrasi dibangun oleh beberapa pilar diantaranya adalah pemisahan agama dengan kehidupan (sekulerisme), kedaulatan berada ditangan rakyat dan suara mayoritas. Sehingga, inti dari demokrasi adalah menjadikan manusia sebagai Tuhan dalam membuat hukum,” ujarnya.
Arim Nasim menyimpulkan, Khilafah adalah satu-satunya bentuk pemerintahan yang wajib ditegakkan oleh umat Islam dan mengganti demokrasi yang telah gagal mensejahterakan umat, serta memalingkan manusia dari Syariat Allah.
Acara diakhiri dengan seruan hangat DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kota Langsa untuk umat dalam rangka menggugah kesadaran umat dan menyatukan potensi umat demi terwujudnya Islam yang menebar rahmat dalam Khilafah Islamiyah, dengan ikut serta hadir untuk menyukseskan acara Muktamar Khilafah yang akan diadakan di Stadion Lampineung Kota Banda Aceh pada tanggal 26 Mei 2013. (Musri)

No comments: