Search This Blog

Thursday, April 25, 2013

Tokoh Gayo Gelar Pertemuan di Mlaysia

Serambinews.com

Tokoh Gayo Gelar Pertemuan di Mlaysia

Sabtu, 6 Oktober 2012 14:51 WIB
JAKARTA - Puluhan tokoh Gayo hadir di Kedah Darul Aman, Malaysia, menghadiri Konferensi Internasional Kerajeen Linge Gayo, 7-9 Okober. Perhelatan besar itu diselenggarakan World Gayonese Association (WGA) dan Universiti Utara Malaysia (UUM).

“Ini adalah konferensi pertama yang membicarakan tentang sejarah Gayo, kebudayaan, dan pembangunannya yang berlangsung di luar negeri. Kami ingin menghimpun pendapat mengenai Gayo secara menyeluruh,” kata Koordinator Program, Sabela Gayo kepada Serambi di Jakarta, Kamis (4/10).

Di antara para tokoh Gayo yang hadir dalam konferensi itu terdiri atas politisi, kepala pemerintahan, tokoh budaya, sejarawan, pemuda dan lainnya.

Bangsa Gayo di Aceh bermukim di enam  kabupaten, Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Tamiang, Aceh Timur, Aceh Tenggara. Jauh sebelum penyerbuan Belanda ke Tanah Gayo pada 1904, di daerah itu telah terbebentuk pemerintahan kejurun, yaitu pemerintahan dari satu kerajaan kecil yang dipimpin seorang raja, yaitu Kejurun Bukit, Kejurun Linge, Kejurun Siah Utama, Kejurun Petiamang di Gayo Lues,  Kejurun Abuk di Serbejadi.

Di Tanah Gayo juga pernah berdiri Kerejeen Linge yang kelak salah seorang keturunannya, Sultan Johansyah, mendirikan Kerajaan Aceh Darussalam.

Politisi DPR RI berdarah Gayo, Nova Iriansyah merupakan salah seorang pembicara dalam konferensi itu.

Ia mengatakan, Gayo adalah bangsa tua.  Penjelajah dunia, Marco Polo dalam catatannya saat singgah di Perlak,  dari perjalanan dari Cina menuju Italia, 1292 menyebutkan tentang adanya “kerajaan kecil” dan “laut kecil” di pedalaman. Rakyat pedalaman menyebut daerahnya sebagai “Lainggow” dan menyebut rajanya dengan “Ghayo O Ghayo” atau raja gunung yang suci.

“Catatan itu mengkonfirmasikan kepada kita tentang komunitas Gayo yang bermukim di pedalaman,” kata Nova Iriansyah.(fik)

Editor : hasyim

No comments: