Search This Blog

Wednesday, June 26, 2013

Tapak Tilas Mesir Bebesen, Singgasana Para Ulama Gayo


 Tapak Tilas Mesir Bebesen, Singgasana Para Ulama Gayo

Tapak Tilas Mesir Bebesen, Singgasana Para Ulama Gayo

Oleh: Muhammad Rusydi DR*
MEMANG tidak seperti biasanya jika seorang ulama menyebut dirinya ulama Kebanyakan. Daerah Gayo tepatnya di kawasan yang sering tak tampak di mata kita Mesir Bebesen. Mesir Bebesen sebuah desa yang kecil nan tenang dengan pemandangan hijau dan suara bising alunan mesin kopi Belanda yang menjadi penghibur masyarakatnya ketika suara kicauan burung di pagi hari mulai menghilang.
Awal Kata Mesir Sebagai Singgasana Sang Ulama
Dahulu daerah tersebut merupakan daerah yang terpisah dari sebuah kampung besar kampung Bebesen, di daerah ini sangat terkenal dengan yang namanya mesin kopi Belanda yang masih menggunakan aliran sungai yang kecil namun memiliki arus yang deras dan sungai itu dimanfaatkan oleh masyarakat untuk sekedar mandi mencuci pakaian terawang dan kerawang serta mencari ikan-ikan kecil sebagai lauk tambahan.
“Roda”. Dahulu para masyarakat di luar daerah menamainya dengan Roda dikarenakan terdapat roda besar yang menjadi kincir pembangkit listrik mesin kopi Belanda, dan memang mesin kopi itu adalah mesin kopi termashur pada saat masa itu.
Munculnya kata Mesir ketika pada masa  V.O.C, Agresi Militer Belanda hingga MUNA (Majelis Ulama Nanggroe Aceh) ketika para ulama Aceh yang di pimpin oleh Tgk. Muhammad Daud Beur’ueh mencari beberapa tokoh Gayo saat masa DI\TII bergejolak di bagian semenanjung sumatera bagian barat hingga Aceh, setelah menenemukan Tgk Ilyas Leube dan ketika mereka menanyakan di mana tokoh yang terkenal lainnya di Takengon dahulu disebut “Takingeun” maka masyarakat menjawab “I roda” para ulama Aceh heran bagaimanakah letak  roda maka para masyarakat menjawab “mpesir (terpisah)“, dan ketika masa itu para Ulama Aceh dan Belanda mengenal daerah tersebut dengan nama “mpesir” atau “Mesir” yang saat ini menjadi kawasan singgasana beberapa ulama Gayo.
Beberapa ulama Gayo yang tinggal di Mesir Bebesen
Abu Bakar Syamaun berdiri sebelah kanan dari Tgk Ilyas Leube
Abu Bakar Syamaun berdiri sebelah kanan dari Tgk Ilyas Leube
Abu Bakar Bin Syama’un
Merupakan beberapa tokoh pergerakan masa di DI/TII bersama seorang ulama besar lainnya d daerah kenawat Tgk. Ilyas Leube serta tokoh lainya sangat masyhur terdengar di telinga para pejuang jaman penjajahan hingga pada jaman konflik Aceh para pejuang kemerdekaan Aceh separatis GAM, beliau merupakan salah satu pencetus ideologi Pemerintahan Aceh (Membangun Demokrasi Aceh jilid 1) bersama dengan Tgk Ilyas leube, Hasan Muhammad Di Tiro (Hasan Tiro) dan para pejuang pergerakan lainnya.
Abu Bakar Bin Syamaun adalah seorang tokoh yang di kenal oleh masyarakat bebesen dan masyarakat bagian Danau Laut Tawar. Beliau lahir di Bebesen tahun1933, aktif dalam pergerakan DI/TII. Beliau dan tgk ilyas leube pernah diasingkan di daerah Bireuen dan dihilangkan identitasnya oleh para tokoh PKI masa itu, hingga sekarang sahabat macan dari Takengon ini (Tgk Ilyas Leube) memang tidak pernah menonjolkan dirinya, namun banyak penulis yang memuat tentang dirinya.
Tgk.Harun
Banyak yang kurang mengenal tokoh yang stu ini, Tgk harun merupakan kaum kalangan muda pada masa itu. Tgk Harun adalah tokoh pendidikan, beliau merupakan salah satu ulama yang memiliki kecerdasan di atara sahabatnya, ia juga pernah menjadi salah satu tokoh yang di segani oleh para MUNA pada masa itu namun karena Allah berkehendak lain beliau wafat di usia muda, namun walau demikian banyak kontribusi ygang di salurkannya kepada muda Gayo pada masa itu, hingga sekarang masih sedikit literatur tentang beliau.
Mahmud Ibrahim
Mahmud Ibrahim
Mahmud Ibrahim
Tokoh yang satu ini mungkin masih di kenal luas oleh banyak kalangan, beliau merupakan ulama yang masih hidup diantara beberapa ulama di Mesir. Dengan kecintaanya pada Gayo, ia pernah menjadi sekretaris daerah Aceh Tengah kini tokoh ulama, birokrat dan juga sejarawan ini  berhasil menyelesaikan dan meraih gelar Master of Arts (MA) pada Program Pasca Sarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Dengan judul tesisnya Nilai-nilai Pendidikan dalam Adat Istiadat Gayo, tokoh masyarakat Gayo yang juga Kepala Baitul Mal Kabupaten Aceh Tengah ini sangat dihormati oleh masyarakat sebagai ulama dan orang tua masyarakat Gayo.(muhammadrusydidr@yahoo.com)

No comments: