Search This Blog

Friday, May 3, 2013

Pengadu Domba Tidak Masuk Surga

Pengadu Domba Tidak Masuk Surga pengadu dombadosa-dosa pelaku sihirhadist adu dombatidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba

17 Rajab
Pengadu Domba Tidak Masuk Surga
Hudzaifah bin Al-Yaman radhiallahu anhuma berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ
Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba.” (HR. Muslim no. 105)
Maksudnya: Tidak akan masuk surga pertama kali bersama dgn orang-orang yang masuk, melainkan dia akan disucikan dulu di neraka.
Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhuma dia berkata:
مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى قَبْرَيْنِ فَقَالَ أَمَا إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ قَالَ فَدَعَا بِعَسِيبٍ رَطْبٍ فَشَقَّهُ بِاثْنَيْنِ ثُمَّ غَرَسَ عَلَى هَذَا وَاحِدًا وَعَلَى هَذَا وَاحِدًا ثُمَّ قَالَ لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya kedua penghuni kubur ini sedang disiksa. Dan mereka berdua disiksa bukan karena sesuatu yang besar. Adapun salah seorang di antara mereka disiksa karena suka mengadu-domba sedangkan yang lainnya disiksa karena tak menjaga dirinya dari (percikan) kencingnya.” Kemudian beliau meminta pelepah kurma basah, lalu membelahnya menjadi dua. Kemudian beliau menanam salah satunya pada kubur yang pertama & yang satu lagi pada kubur yang kedua. Kemudian beliau bersabda, “Semoga siksa keduanya diringankan selama kedua pelepah ini belum kering.” (HR. Al-Bukhari no. 6055 & Muslim no. 292)
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu dia berkata: Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ مَا الْعَضْهُ هِيَ النَّمِيمَةُ الْقَالَةُ بَيْنَ النَّاسِ
“Inginkan kalian aku beritahukan apa itu al-’adhu? Dia adalah adalah adu domba, menyebarluaskan isu di tengah masyarakat.” (HR. Muslim no. 2606)
Penjelasan ringkas:
Namimah atau adu domba adalah perbuatan menukil ucapan sebagian orang lalu membawanya kepada sebagian orang lainnya dgn tujuan utk merusak hubungan baik di antara kedua golongan tersebut. Ini merupakan amalan yang sangat tercela, Allah Ta’ala sendiri yang langsung mencelanya & melarang kaum muslimin utk mendengarkan celaannya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu mengikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kesana kemari mengadu domba, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas, lagi banyak dosa.” (QS. Al-Qalam: 10-12)
Namimah termasuk dari dosa-dosa besar, karenanya Nabi shallallahu alaihi wasallam mengabarkan bahwa di antara amalan yang paling banyak menyebabkan seseorang disiksa dlm kuburnya adalah karena dia melakukan namimah di muka bumi ini. Adapun maksud kalimat ‘disiksa bukan karena sesuatu yang besar’ dlm hadits Ibnu Abbas di atas, maka itu bukan berarti kedua amalan itu bukanlah dosa besar. Akan tetapi yang dimaksud adalah bahwa kedua amalan itu kecil atau enteng di mata mereka berdua atau di mata banyak manusia, akan tetapi sebenarnya kedua amalan ini sangat besar dosanya di mata Allah Ta’ala. Ini dipertegan oleh hadits Hudzifah di atas yang menyebutkan secara tegas bahwa pelaku namimah tak akan masuk surga.
Adapun berkenaan dgn hadits Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu di atas, maka Ibnu Abdil Barr telah menyebutkan dari Yahya bin Abi Katsir bahwa beliau berkata, “Dalam sekejap, pelaku adu domba & kedustaan bisa menimbulkan kerusakan dgn kerusakan yang tak bisa ditimbulkan oleh penyihir dlm satu tahun.”
Abu Al-Khaththab berkata dlm Uyun As-Sa`il, “Di antara bentuk sihir, mengadakan adu domba & merusak hubungan di antara manusia.”
Alasan namimah disamakan dgn sihir, karena kedua amalan ini bisa mengadakan kerusakan di tengah-tengah manusia secara cepat, tersembunyi, & disertai dgn makar atau tipu daya. Dari sisi inilah para ulama menyamakan keduanya, bukan dari sisi hukuman bagi pelakunya. Karena sudah dimaklumi bahwa pelaku sihir adalah kafir sementara pelaku namimah masih seorang muslim walaupun dia berbuat dosa yang sangat besar. Lihat Fath Al-Majid Syarh Kitab At-Tauhid bab: Penjelasan Beberapa Bentuk Sihir.
Tambahan pelajaran dari hadits Ibnu Abbas di atas:
1.    Penetapan adanya azab kubur, sebagai bantahan kepada sekte Mu’tazilah yang mengingkarinya.
2.    Penetapan adanya syafaat Nabi shallallahu alaihi wasallam di dunia, sesuai dgn apa yang Allah Ta’ala kehendaki.
3.    Di antara tanda kenabian beliau shallallahu alaihi wasallam adalah mengabarkan kejadian yang ghaib.
4.    Namimah atau adu domba adalah dosa besar tapi tak mengeluarkan pelakunya dari Islam, dgn dalil Nabi shallallahu alaihi wasallam memberikan syafaat kepadanya. Sementara sudah dimaklumi bahwa orang kafir tak diizinkan utk mendapatkan syafaat.
5.    Karena perbuatan Nabi shallallahu alaihi wasallam dgn meletakkan pelepah kurma di atas adalah syafaat, maka tak boleh seorang pun mencontohnya dgn meletakkan/menaburkan karangan bunga di atas kubur dgn alasan yang sama seperti Nabi shallallahu alaihi wasallam. Karena sekali lagi, kejadian ini adalah kekhususan utk beliau shallallahu alaihi wasallam.
sumber: www.al-atsariyyah.com tags: Al Yaman, Alaihi Wasallam,

No comments: