Search This Blog

Wednesday, May 8, 2013

Gol A Gong : Menulis itu Ibadah, Mengabdi Kepada Pembaca

 

Gol A Gong : Menulis itu Ibadah, Mengabdi Kepada Pembaca

Gol A Gong dan Khalisuddin di Wapres Cafe Takengon. (Lintas Gayo | Ria Devitariska)
Gol A Gong dan Khalisuddin di Wapres Cafe Takengon. (Lintas Gayo | Ria Devitariska)
Takengon | Lintas Gayo – Menjadi seorang penulis ternyata merupakan pekerjaan yang mengaysikkan, selain bisa bermanfaat bagi orang lain, menulis juga akan mengasah huruf-huruf yang tertidur didalam otak. Itu kata Gol A Gong seorang penulis novel saat berbagi pengalamannya di Wahana Apresiasi (Wapres) Cafe, Selasa, 7 Mei 2013. Ternyata ingin mengabdi kepada pembacanya lewat novel-novel yang ditulisnya.
“Saya jadi penulis, karena ingin mengabdi kepada pembaca, ini merupakan pesan yang selalu ditanamkan oleh orang tua saya dan istri tercinta”, kata pemilik nama asli Heri Hendrayana Harris ini.
Dia menceritakan, dengan mengabdi kepada pembaca dirinya memancangkan niat untuk menciptakan generasi penulis dan generasi pembaca. ”Keuntungan menjadi penulis adalah kaya hati, karena menulis ibadah dengan membuat orang membaca menjadi terhibur sekaligus memberikan pencerahan”, ujarnya.
Pengabdian kepada pembaca, dilakukannya karena tidak meratanya dunia literasi di Indonesia. “Dunia literasi tidak merata di Indonesia, literasi hanya dimiliki oleh kalangan intelektual saja sedangkan yang lain tidak, contohnya kita berbicara menulis disini belum tentu tukang becak bisa mengerti apa yang kita bicarakan”, lanjutnya.
Karena itulah, Gol A Gong yang mendapat persetujuan istrinya mendirikan Rumah Dunia yang dijadikannya sebagai pusat sumber belajar bagi semua kalangan yang ingin menulis dan mambaca.
“Rumah Dunia yang saya dirikan, tidak hanya diikuti oleh kalangan intelektual saja akan tetapi semua kalangan yang ingin belajar boleh kesana, dan saat ini saya telah membimbing beberapa orang yang awalnya tak paham literasi untuk menulis, dan kini mereka rata-rata telah memiliki buku”, ungkap Gol A Gong.
Gol A Gong juga pernah merasa bersalah kepada anak-anaknya, dikesibukannya membimbing orang-orang untuk bisa menjadi penulis, ternyata ada yang terlupakan untuk bisa mencurahkan perhatiannya kepada anak-anaknya. ”Saya juga merasa bersalah kepada anak-anak saya, saya jarang membimbing mereka “, kata Gol A Gong terharu.
Namun, ditengah kesibukannya di Rumah Dunia untuk membimbing orang-orang yang belajar disana, sang anak juga turut memperhatikan apa yang dijarkan oleh ayahnya itu, alhasil setahun setelahnya, anak Gol A Gong sudah merampungkan sebuah novel.
“Saya terkejut, anak saya bisa membuat novel, setelah ada penerbit yang mau menerbitkan novel anak saya, saya tidak berani membacanya, hanya memberikan kepada istri”, kenang Gol A Gong.
Diskusi menulis bersama si penulis Balada si Roy ini difasilitasi Komunitas Seni Budaya Lintas Gayo (KSB-LG) bekerjasama dengan Wapres Cafe Takengon. Moderator acara ini dipercayakan kepada pembina KSB-LG, Khalisuddin. Acara berlangsung semarak penuh keakraban serta diisi beberapa pembacaan puisi dan lagu Gayo. (Darmawan Masri/red.03)

No comments: