WATER SAFETY
METODE PERTOLONGAN KORBAN DI AIR
A. Persyaratan seorang penolongPedoman keselamatan di air
Setiap orang harus mengikuti ketentuan keselamtan di air ketika berada di sekitar air. Ketentuan keselamatan di air sangat penting terlebih lagi bagi pengawas atau pengaruh bagi orang lain yang beraktivitas di air atau orang yang menanggapi jika terjadi keadaan darurat di air seperti: areal kolam renang, pantai, tempat rekreasi, dll (life guard). Berikut ini pedoman yang diberlakukan bagi orang yang berkecimpung di air:
Kemampuan yang harus dimiliki:
- Berenang
- Medical First Responder (pertolongan pertama & RJP)
- Pengendalian boat
- Teknik pertolongan di air
- Pertimbangan kemampuan
- Pengetahuan
- Keahlian
- Kesiapan fisik
Bahaya di air ada 2:
- Penolong sendiri (mental/fisik)
- Lingkungan (korban, binatang, arus, dingin)
Aspek mental dan fisik adalah kodisi cukup membahayakan bagi penolong saat memberikan pertolongan dan ini berasal dari dalam diri penolong sendiri seperti: panik, kram, kelelahan, over convidance. Bahaya yang berkaitan dengan mental dan fisik dapat diatasi hanya dengan latihan yang bertingkat dan berlanjut.
Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan bahaya lain bagi Rescuer ketika memberikan pertolongan korban di air dan harus dilakukan tindakan agar dapat menghindarinya. Bahaya dari lingkungan seperti: makhluk hidup lain (ular, sengatan binatang), duri, paku, tonggak, arus, cuaca, batu, jeram, dll).
Metode
Dalam pertolongan di air adalah tahapan/ tingkatan/ urutan langkah untuk memudahkan para penolong mengingat apa dan bagaimana ketika menghadapi kecelakaan di air. Metode ini telah terbukti dan merupakan cara penyelamatan yang paling efektif dalam memberikan pertolongan kepada korban yang terancam dari bahaya tenggelam. Untuk memudahkan ingatan kita maka metode ditata secara berurutan dari tindakan yang paling kecil risikonya hingga langkah pertolongan yang penuh risiko, yaitu:
R >> Reach,
T >> Throw,
R >> Row,
G >> Go,
T >> Tow/ Carry
Dengan urutan ini diharapkan penolong akan mudah mengingat dan tertanamkan bahwa memberikan pertolongan korban di air tidak harus seorang penolong masuk ke dalam air tetap harus memilih yang paling aman terhadap dirinya sendiri.
1. Reach
Pertolongan ini dilakukan dari darat/ pinggir kolam.
Bantuan pertolongan dengan cara menjangkau atau meraih korban, karena posisinya di pinggiran air maka penolong dapat melakukan:
1) Perpanjang jangkauan Rescuer dapat mempergunakan benda ringan yang terdapat di sekitar tempat kejadian antara lain : galah, kayu panjang, dll
2) Teriakan, bicaralah pada korban untuk menuntun jika korban respons dan menenangkannya.
3) Mengamankan diri, posisikan diri pada tempat yang aman, serta mengamankan dengan memegang/ mengikat ke benda-benda yang tidak labil.
4) Tarik perlahan korban ke tempat aman. Gunakan tarikan teratur, hindari sentakan yang dapat menyebabkan pegangan terlepas.
5) Amankan korban, pastikan korban sudah berpegangan pada dermaga, pinggiran kolam, atau tepian air.
2. Throw
Metode ini adalah lanjutan dari Reach dimana metode pertolongan dengan melempar alat apung, posisi penolong berada di daerah aman
1) Dengan menggunakan tali yang terikat pada alat yang akan dilempar.
2) Tanpa menggunakan tali
Alat yang digunakan, Ring Buoy atau benda apung lainnya.
3. Row
Row adalah tindakan yang dilakukan apabila kedua langkah di atas sudah tidak dapat dilakukan, maka Rescuer harus mendekat ke arah korban dengan menggunakan kapal kecil untuk mendekat ke arah korban, dan setelah dekat dengan korban kembali Reach (raih) dan atau Throw (lempar) akan digunakan lagi. Jika sudah dapat meraih korban yakinkan perahu kembali stabil baru kemudian korban dinaikkan ke atas perahu.
4. Go
Langkah ini adalah pilihan terakhir yang harus dilakukan karena tidak tersedianya alat yang dipergunakan untuk mendekat dan posisi korban jauh atau berada di tempat yang tidak memungkinkan menggunakan perahu. Go maksudnya adalah seorang penolong harus berenang menuju korban dengan membawa alat apung untuk memberikan pertolongan dan dapat kembali menuju posisi aman bersama-sama dengan korban.
5. Tow
Metode ini adalah metode yang paling berisiko tinggi bagi penolong, karena penolong harus kontak langsung dengan korban, untuk menghindari kondisi yang buruk bagi penolong, pengetahuan dan keterampilan bertahan dan melepaskan diri (defend dan release) harus dikuasai. Usaha penyelamatan ini adalah seorang penolong menarik korban ke darat, pinggir kolam, pinggir danau, atau dermaga.
B. Teknik Pertolongan
Faktor penting dalam pertolongan adalah upaya penyelamatan jiwa korban, dalam melakukan penyelamatan korban ini dapat dibedakan atas menyelamatkan dalam arti memindahkan korban dari tempat yang bahaya ke daerah aman dan yang kedua menyelamatkan korban dari derita dan cedera yang dialaminya. Kedua faktor tersebut saling beriringan dan tidak dapat dipisahkan.
Pertolongan tanpa menggunakan alat.
Untuk membawa korban sadar atau tidak sadar ke daratan gunakan “Teknik Carry”
- Under arm carry
- Tired swimmer tow / carry
- Wrist tow
- Hip carry
- Hip carry with pistol grip
- Double chin carry
Penyelamatan dengan alat
Prinsip dasar penyelamatan adalah dapat menyelamatkan korban tapi tidak mempunyai resiko yang besar pada penolong sendiri. Oleh karena itu setiap pertolongan di air membawa peralatan pendukung sangat dianjurkan, seperti:
- Pelampung
- Papan spinal
- Rescue tube
- Ring buoy
- Throwing Bag
dan masih ada beberapa alat yang lainnya
* dirangkum dari berbagai sumbe
No comments:
Post a Comment