Search This Blog

Wednesday, June 26, 2013

Alas Gayo Mulai Sirna


Alas Gayo Mulai Sirna

suaraleuserantara June 26, 2013 0
Anan Linung, Nutu Nayu : Seorang nenek di kampung Linung Bulen kecamatan Bintang, menutu nayu diusianya yang tak muda lagi. Kamis (20/6/2013). Nayu adalah istilah gayo memproses tikar secara tradisional di dataran tinggi gayo. (foto: SuaraLeuserAntara/wyra)
Anan Linung, Nutu Nayu : Seorang nenek di kampung Linung Bulen kecamatan Bintang, menutu nayu diusianya yang tak muda lagi. Kamis (20/6/2013). Nayu adalah istilah gayo memproses tikar secara tradisional di dataran tinggi gayo. (foto: SuaraLeuserAntara/wyra)
TAKENGEN |SuaraLeuserAntara|: Ike ilagang turah i lepih (kalau sudah mulai dikerjakan harus diselesaikan-red), demikian pribahasa Gayo yang melekat pada para pembuat penganyam tikar gayo (Gayo-nayu).
Tikar gayo terbuat dari kertan (tumbuhan yang hidup dirawa-rawa). Kini Tikar Gayo sangat sulit didapatkan di dataran tinggi gayo khususnya Kabupaten Aceh Tengah, yang dahulunya merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat gayo sebagai tempat duduk ornag yang dimuliakan juga sebagai seserahan.
“ Sayang mengunakan untuk keseharian, kecuali untuk tamu terhormat, reje (kepala desa), imam, petue (orang yang dituakan-red),” kata Wardiana Inen Hasbenar pembuatan anyaman tikar, yang telah menekuni membuat alas gayo sejak 25 tahun hingga sekarang, dan tinggal satu-satunya perempuan yang berusia tua yang masih membuat tikar gayo, di kampung Linung Bulen Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah.
Proses pembuatan tikar, membutuhkan kesabaran, ketekunan, ketelitian sebagai pertanda filosofi yang sangat berharga di gayo. Dengan duduk di atas alas gayo adalah orang terhormat dan memunculkan kebersamaan, penghargaan. “Siapa yang duduk di atas tikar, akan mengemban amanah hidup,” kata Purnama K Ruslan, ketua Dewan Kesenian Takengen, Minggu (23/6/2013).
Katanya lagi, bahwa langkanya tikar, salah satu keprihatinan kita sebagai masyarakat yang menghormati adat tapi alas gayo sudah punah, mengalami kepunahan yang tragis,kata bang Pur panggilan akrabnya.
Kini, tikar gayo mulai sulit didapati, seiring langkanya kolam-kolam tempat tumbuhnya kertan, dan tidak ada regenerasi para pembuat tikar yang dilakukan kaum perempuan di gayo. Sehingga tikar gayo memiliki harga yang fantastis, sekitar Rp 500 ribu. Kalah saing dengan tikar plastik yang menjamur di pasaran yang hanya dibandrol Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu saja.
Pembuatan tikar bagi masyarakat gayo dilakukan kaum perempuan. Dahulu, semua anak gadis yang dewasa biasa telah mampu membuat tikar, minimal mengetahui proses nayu. Kini di dataran tinggi tidak lagi dijumpai alas gayo dijual di pasaran. Pun ingin mendapatkan tikar, harus langsung ke pengrajin.
Bahan utama pembuatan tikar gayo adalah kertan, biasanya dibuat untuk tikar berukuran panjang yang disebut juga Alas Kolak (4 meter x 1,5 meter) dan Tetopang ( 3 x 1 meter).
Ada juga Cike, Sepirok, dan Beldem, sebagai bahan baku yang mirip kertan namun memiliki ukuran yang sedikit berbeda sehingga biasa digunakan untuk membuat kerajinan khas gayo lainnya seperti tempat nasi, tempat membungkus barang bawaan, bahkan untuk membungkus mayat yang hendak dibawa ke makam, terkadang ikut dikubur dalam makam.
Cike lebih banyak dibuat untuk Ampang (tempat duduk pengantin saat ijab kabul dan alas duduk orang yang dihormati-red). Sentong, tempat nasi yang terbuat dari cike atau beldem.
“Kalau warna tambahan hanya dua dalam tikar gayo, merah dan hijau,” kata Inen Aina, pembuat alas gayo, di kampung Kung, Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah.
Proses nayu juga tidak mudah, beberapa proses pembuatan tikar (gayo: nayu), dimulai dengan Nuling, memotong kertan di kolam. Peram, menyimpang kertan selama tiga hari sebelum dijemur.
Pepet (jepit-red), kertan yang sudah kering dijadikan kasur tidur, atau ditindih dengan benda-benda yang berat agar lebih pipih. Sale (meletakkan kertan yang sudah kering di para- para-red) biasanya orang gayo dulu menyimpannya di atas dapur hingga kering.
Ramal (mengikat kertan dan dicuci kembali). Tutu, menumbuk kertan di atas batu yang keras biasanya dilakukan tiga orang perempuan atau lebih. Tidak sekedar menumbuk karena beresiko kertan sobek. Pada proses menumbuh di atas batu ini, biasanya bisa menghasilkan suara yang indah dengan dentuman kayu di atas batu, dengan berirama.
Proses terakhir, Nayu (menganyam tikar, menjalin kertan menjadi tikar -red). Masyarakat gayo dulu membuat tikar hendak menjelang bulan ramadhan.
Selain untuk mengisi kekosongan waktu karena tidak dapat bekerja keras, juga bisa dijadikan tikar baru saat lebaran ketika menerima tamu. Terlebih bisa dijual untuk kebutuhan berlebaran.
Sebelum Ramal, ada beberapa Kertan yang diberi warna hijau dan merah dengan menggunakan kesume (pewarna buatan yang dibeli di pasar tradisional-red). Proses itu disebut dengan Rayang.
Ketika menjaling tikar, Nayu kertan yang sudah melalui tahap proses pewarnaan dijadikan sebagai motif tikar. Beberapa motif yang dikenal di kalangan masyarakat gayo, kiding lipen (kaki kelabang), tulen iken (tulang ikan), rehal, taris keben, leladu, lintem dan pinggiran tikar disebut Riris.
Uniknya lagi kelebihan ujung kertan saat membuat tikar tidak dipotong dengan gunting tapi dengan pisau, sehingga membutuhkan kesabaran juga, disebut Tetos.
Tikar gayo, ada juga disebut alas bebujung yaitu tikar yang tidak disambung, sehingga mengikuti panjang kertan itu sendiri, tidak seperti alan kolak yang bisa mencapai 4 meter.
Langus, adalah memipihkan kertan dengan tangan menggunakan sepotong bambu kering. Bila ada kekurangan kertan untuk dijalin.
Bila nayu sudah kerjakan tapi tidak juga menghasilkan tikar, bisa saja disebabkan oleh kesibukan pembuatnya biasa disebut Puyuken (kerjaan yang tidak diselesaikan-red). (wyra)

Benang Merah Raja Karo dengan Kerajaan Aceh


 Benang Merah Raja Karo dengan Kerajaan Aceh

Benang Merah Raja Karo dengan Kerajaan Aceh

Empat sebayak Karo bersama istrinya.@senina77.wordpress.com
Empat sebayak Karo bersama istrinya.@senina77.wordpress.c
Adri Istambul Lingga Gayo mengenakan pakaian kebesarannya. Setelan jas warna gelap dengan dasi merah melengkapi bulang-bulang (penutup kepala), buka bulu (kain segitiga penutup pundak belakang), dan selempang yang berwarna senada. Hari itu, Kamis pertama Juni ini, Adri menjadi penggagas sekaligus pemimpin upacara ngampeken tulan-tulan bagi leluhurnya, Raja Senina Lingga.
Merupakan keturunan langsung (golongan sembuyak) Raja Senina Lingga, Adri berasal dari kalangan bangsawan Sibayak Lingga generasi kedelapan. Dia adalah keturunan langsung dari Sibayak Lingga Raja Kin, salah satu dari lima putra Raja Senina Lingga. Menurut pemaparan Adri dalam upacara ngampeken tulan-tulan, Raja Senina Lingga dalam hidupnya menikahi sepuluh istri dan memiliki sepuluh anak: lima perempuan dan lima laki-laki.
Kelima putranya adalah Sibayak Lingga Sebanaman, Sibayak Lingga Ahad, Sibayak Lingga Raja Kin, Sibayak Lingga Mbisa, dan Sibayak Lingga Umbat.
Detail riwayat hidup para leluhur masyarakat Karo tidak terdokumentasi dengan baik. Buktinya, Adri tidak bisa menyebutkan kelahiran ataupiun kematian Raja Senina Lingga dan keturunannya dengan pasti. Raja Senina Lingga disebut wafat karena uzur pada usia 120 tahun. Sepeninggal sang Raja, Kerajaan Sibayak Lingga—yang istananya, Gerga, berada di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo—dipimpin kelima putranya secara bergilir.
Namun kesaktian Raja Senina Lingga sangat kuat membekas dalam kenangan Adri dari cerita-cerita mitologi yang ia dapatkan dari para pendahulunya. Kesaktian Raja Senina Lingga syahdan diwarisi langsung dari ayahnya, Raja Natang Negeri. Raja Natang Negeri adalah salah satu putra dari Raja Linge I dari Kerajaan Linge (Lingga) di Tanah Gayo, Aceh. Kerajaan Linge, seperti disebutkan dalam buku Gajah Putih karangan M Junus Djamil (1959), didirikan orang Batak pada masa Kerajaan Perlak diperintah Sultan Machudum Johan Berdaulat Mahmud Syah abad ke 11.
Raja Linge I memiliki enam anak. Selain anak perempuan dan anak bungsunya, anak-anak Raja Linge I pergi dari istana. Natang Negeri merantau ke Tanah Karo. Ia bermukim di Desa Lingga dan mendirikan Kerajaan Sibayak Lingga. Di usia remaja, ia menikahi tiga gadis: Beru Sebayang, Beru Ginting Rumah Page, dan Beru Tarigan Nagasaribu. Dari Beru Sebayang, lahir seorang putra, Sibayak Lingga (Raja Senina Lingga). Ketika Senina Lingga menjadi penguasa, raja di Kesultanan Aceh, yang merupakan kerabatnya, memberikan pisau Bawar dan bendera bertuliskan kalimat syahadat.
“Sebagai tanda dia saudara dari Sultan Iskandar Muda dan keturunan Raja Linge. Benda pusaka itu masih kami pegang (simpan) sebagai tanda bukti keluarga saya,” ujar Adri.
Dengan pisau Bawar itu, kesaktian Raja Senima Lingga bertambah. Di masa hidupnya, raja itu menjadi pentolan dalam menyerang dan mengusir serdadu Belanda. Dalam adu strategi perang, Raja Senina Lingga tergolong piawai. Menurut cerita turun-temurun yang didengar Adri, sang Raja selalu menggenggam tombak bintang dan menunggangi kuda putih setiap kali memimpin pasukannya bergerilya melawan Belanda. Pertempuran demi pertempuran dilakukan raja itu hingga ke Desa Bintang Meriah dan Kuracane, Aceh.
Raja Senina Lingga meninggal pada usia 120 tahun. Sebelum mangkat, ia berpesan agar dimakamkan di Bukit Ndaholi, Desa Bintang Meriah. Dalam upacara kematiang, yang berlangsung empat hari empat malam, jenazahnya diarak ke seluruh wilayah kekuasaan Kerajaan Sibayak Lingga. Saat menuju tempat pemakaman, kepalanya terpisah dari tubuhnya. Menurut Adri, hal itu terjadi karena kesaktiannya. Tubuhnya dimakamkan di tanah, sedangkan kepalanya disimpan di geriten yang dibangun di atas makamnya.
Hanya, tengkorak Raja Senina Lingga nyaris dibakar dalam sebuah kerusuhan. Menurut Adri, kerusuhan itu dilatari peristiwa revolusi sosial pasca-Proklamasi Kemerdekaan. Kerusuhan itu mengusik makam para raja di Karo. Raja-raja yang dianggap bersekutu dengan Belanda menjadi sasaran amuk revolusi.
“Padahal leluhur kami memerangi Belanda,” ujar Adri. “Saat itu Tanah Karo dibumihanguskan. Oleh kakek saya, kepala (tengkorak) itu dibawa mengungsi ke Kutacane.”
Setelah kondisi membaik, pada 1950-an, kerabat keturunan Raja Senena Lingga kembali ke Desa Bintang Meriah dan menempatkan tengkorak itu di dalam kurung manik. “Kurung manik ini rumah persinggahan. Rumah asli Raja Senina Lingga masih berdiri di Desa Lingga,” kata Adri.
Setelah 63 tahun disimpan di rumah persinggahan, tengkorak berumur 400 tahun itu akhirnya dikembalikan ke geriten-nya di Bukit Ndaholi. Semua keturunannya, dari golongan sembuyak, kalimbubu, dan anak beru, kembali bersatu mengantarkan nini mereka ke tempat peristirahatan yang lebih tinggi.[] (sumber : majalah tempo | http:/atjehpost.com)

Ini Kata Kru SCTV Mengenali Gayo


 Ini Kata Kru SCTV Mengenali Gayo

Ini Kata Kru SCTV Mengenali Gayo

Radit-nari
Takengon-LintasGayo : Beragam cara orang mengetahui dan mengenal Gayo, seperti yang diceritakan dua orang kru SCTV, Radit dan Akem yang hadir ke Takengon Aceh Tengah 2 hari ini untuk mengisi program Ngubek-ngubek Liputan6. yang akan ditayangkan pada bulan Ramadhan mendatang.
Radit sang News Presenter, mengatakan, dirinya mengenal Gayo sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), 27 tahun silam, setelah ayahnya memberinya sebuah buku, penulisnya adalah H.M. Iwan Gayo dengan karya besarnya Buku Pintar.
“Saya mengenal Gayo dari buku yang ditulis Iwan Gayo, yang diberikan oleh ayah saya untuk bahan bacaan semasa SD”, kata David kepada LintasGayo.co, Minggu (23/06/2013) di Hip Burger Takengon.
Radit mengenang, buku yang ditulis Iwan Gayo, wartawan yang meraih penghargaan Adinegoro asal Gayo tersebut sangat membantunya dalam menorehkan prestasi di sekolah.
“Berkat buku Iwan Gayo, saya selalu dapat ranking 1 dikelas mulai dari kelas 1 hingga kelas 6, karena hanya saya yang punya buku tersebut, teman saya belum ada, buku itu berisi banyak sekali ilmu yang saya peroleh”, ujar presenter liputan6 SCTV tersebut.
Sementara pengakuan sang Kameramen, Akem, mengaku sudah mengenal Gayo sejak kecil dari tetangganya, seorang tentara.
“Saya mengenal Gayo dari tetangga saya yang seorang Danramil di Batu Sangkar. Asmara Jaya namanya, dia orangnya kuat banget, terkenal dengan tinjunya,” kata Akem bersemangat.
Dilanjutnya, jika sedang di Batu Sangkar, nyaris setiap hari Akem bertegur sapa dengan Asmara Jaya dan kerap bercerita tentang Gayo.
“Om, Asmara Jaya sering bercerita tentang Gayo, dari dialah saya kenal Gayo hingga akhirnya saya datang kesini melihat apa yang diceritakannya sekitar 20 tahun yang lalu, saat ini Om Asmara masih tinggal dekat dengan rumah orangtua saya di Sumbar”, tutur Akem.
Ke Takengon, kedua kru TV ini juga dengan seorang kru kameramen lainnya, Effendi yang merupakan putra Gayo asli asal Ketol. Effendi adik kandung Mico Kasah yang news presenter di TVRI.
“Saya asli orang Gayo, cuman merantau ke Jakarta, saya sempat bersekolah di SMAN 2 Takengon, sanak family masih banyak disini, jadi saya tak asing lagi dengan Gayo”, terang Effendi yang sejak 2006 bekerja di SCTV.
(Darmawan/Red.003)

PLTA Diserbu, Rusdi Masuk Datu Beru

PLTA Diserbu, Rusdi Masuk Datu Beru

suaraleuserantara June 26, 2013 0
Walaupun terluka dengan sebab yang belum diketahui, M. Rusdi ,60, warga Kampung Bintang, terpaksa dilarikan ke UGD RSU Datu Beru Takengen.(Foto: Suara Leuser Antara)
Walaupun terluka dengan sebab yang belum diketahui, M. Rusdi ,60, warga Kampung Bintang, terpaksa dilarikan ke UGD RSU Datu Beru Takengen.(Foto: Suara Leuser Antara)
TAKENGEN |SuaraLeuserAntara|: Aksi demo atau serbuan masyarakat ke Perusahan Listrik Tenaga Air mengakibatkan sejumlah korban, walaupun terluka dengan sebab yang belum diketahui, M. Rusdi ,60, warga Kampung Bintang, terpaksa dilarikan ke UGD RSU Datu Beru Takengen.
“ M. Rusdi ,60, jari kelingkingnya patah dan jari manisnya terluka. Kami juga belum mengetahui apa penyebab jari tersebut terluka ,” ungkap dr. Hardi Yanis Kepala Rumah Sakit Datu Beru Takengen, kepada wartawan melalui telefon selulernya, Rabu (26/6/2013).
Sedangkan salah satu korban lagi adalah Sofya ,50, yang terluka di bagian kaki. Namun pria ini tidak dibawa ke rumah sakit, karena dianggap lukanya belum terlalu parah.
Namun sebelumnya, seperti sejumlah data yang dihimpun SLA, beberapa pendemo mencoba mendobrak dan menerobos pagar yang terbuat dari seng di lokasi kerja PLTA di Kampung Bale, Kecamatan Lut Tawar, Takengen, Aceh Tengah.
Ratusan masyarakat korban luapan air PLTA ini merasa dibohongi oleh pihak perusahaan milik negara ini, yang telah berjanji akan membayar uang ganti rugi akibat banjir beberapa waktu lalu.
Lalu, puluhan anggota Polres Aceh Tengah dan Puluhan Brimob yang menjaga lokasi LTA tersebut memuntahkan gas air mata, hal tersebut dilakukan karena massa dianggap sudah mulai bringas.
Akibatnya, Rusdi dan Sofyan terluka, namu, Kapolres Aceh Tengah AKBP Artanto membantah dua orang korban yang terluka itu bukan terkena gas air mata, melainkan terkena seng pagar LTA.(izq)

KOPI GAYO

KOPI GAYO 

Geliat Kopi Ala Modern  Di Gayo

Geliat Kopi Ala Modern Di Gayo

suaraleuserantara June 25, 2013 0 TAKENGEN |SuaraLeuserAntara|: Seiring tingginya minat warga untuk menikmati kopi dengan seduan modern yakni mengunakan mesin ekspreso, ternyata para pengusaha mulai melirik bisnis ini. Pantauan media ini, setidaknya sejak 2009 hingga 2013 pengusaha kopi dengan
Read More »
Cold Brew, Cara Baru Menikmati Kopi di Jakarta

Cold Brew, Cara Baru Menikmati Kopi di Jakarta

suaraleuserantara June 20, 2013 0 Jakarta -   Sensasi Kopi  memang belum ada tandingannya. Hal tersebut ditunjukkan dengan makin menjamurnya gerai-gerai kopi di berbagai sudut Jakarta. Di mulai dari berbagai jenis franchaise ataupun kedai-kedai sederhana yang dibangun alakadarnya namun mengutamakan selera.
Read More »
Kopi, Warisan Islam pada Dunia

Kopi, Warisan Islam pada Dunia

suaraleuserantara June 18, 2013 0 Lebih dari 1,6 miliar cangkir kopi diminum setiap hari di seluruh dunia. Jumlah itu cukup untuk memenuhi sekitar 3.000 kolam renang ukuran Olimpiade setiap hari. Kopi telah menjelma menjadi industri global dan menjadi produk
Read More »
Masyarakat Amerika Minati Kopi Indonesia

Masyarakat Amerika Minati Kopi Indonesia

suaraleuserantara June 11, 2013 0 Masyarakat Amerika Utara, khususnya Amerika Serikat, rupanya sangat berminat pada kopi Indonesia. Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, mengatakannya saat berkunjung ke pameran Coffee Fest di Navy Pier, Chicago, pada 7-9 Juni 2013. “Masyarakat setempat
Read More »
Ini Adalah Usia Ideal Tanaman Kopi Produktif

Ini Adalah Usia Ideal Tanaman Kopi Produktif

suaraleuserantara June 10, 2013 0 Jakarta  |SuaraLesuerAntara| -Menurut Ucu Sumirat, peneliti dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) atau Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute (ICCRI) yang selama ini banyak melakukan kegiatan penelitian di Lampung, usia ideal tanaman
Read More »
Bupati Ajak Tingkatkan Produktivitas dan Mutu Kopi Gayo

Bupati Ajak Tingkatkan Produktivitas dan Mutu Kopi Gayo

suaraleuserantara June 6, 2013 0 TAKENGEN |SuaraLeuserAntara|: Budidaya kopi merupakan suatu kesatuan, mulai dari tingkat petani dengan memilih lahan dan bibit yang baik, prosesing pasca panen hingga proses pemasaran Semua tahapan tersebut menurut Bupati Aceh Tengah, Ir. H. Nasaruddin,
Read More »
Jangan Takut Rasa Asam Kopi

Jangan Takut Rasa Asam Kopi

suaraleuserantara June 5, 2013 0 Bagi pecinta kopi, karakteristik rasa kopi memang digilai untuk menikmati sensasinya. Begitu juga rasa asam yang keluar pada jenis kopi tertentu, misalnya Kopi Kintamani asal Bali ataupun Kopi Gayo dari Aceh. Menurut konsultan kopi
Read More »
Kisah Edy Ginting Merawat Kopi Dengan Jeruk Keprok

Kisah Edy Ginting Merawat Kopi Dengan Jeruk Keprok

suaraleuserantara June 3, 2013 0 REDELONG |SuaraLeuserAntara|: Petani kopi dikabupaten Bener Meriah umumnya mempergunakan lamtoro sebagai pelindung kopi, namun lain halnya yang diterapkan Edy Ginting ,39, tahun warga Kampung Belang Benara, Kecamatan Weh Pesam, Kabupaten Bener Meriah. Lelaki tersebut
Read More »
Produktivitas Kopi RI Terancam Menurun

Produktivitas Kopi RI Terancam Menurun

suaraleuserantara June 3, 2013 0 JAKARTA |SuaraLeuserAntara|:Peneliti Pusat Peneilitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka/ICCRI), Ucu Sumirat, Senin 3 Juni 2013, menyatakan perkebunan-perkebunan kopi rakyat di Indonesia kebanyakan sudah melewati usia 30 tahun. Padahal, usia ideal tanaman kopi yang produktif
Read More »
Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim Untuk Keberlanjutan Produksi Kopi

Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim Untuk Keberlanjutan Produksi Kopi

suaraleuserantara May 30, 2013 0 Oleh: Abrar Syarif Conservation International (CI) Indonesia bersama dengan pemerintah daerah kabupaten Aceh Tengah, mengadakan workshop finalisasi rencana aksi kabupaten Aceh Tengah dalam rangka adaptasi terhadap perubahan iklim untuk keberlanjutan produksi kopi Arabika Gayo.

Tapak Tilas Mesir Bebesen, Singgasana Para Ulama Gayo


 Tapak Tilas Mesir Bebesen, Singgasana Para Ulama Gayo

Tapak Tilas Mesir Bebesen, Singgasana Para Ulama Gayo

Oleh: Muhammad Rusydi DR*
MEMANG tidak seperti biasanya jika seorang ulama menyebut dirinya ulama Kebanyakan. Daerah Gayo tepatnya di kawasan yang sering tak tampak di mata kita Mesir Bebesen. Mesir Bebesen sebuah desa yang kecil nan tenang dengan pemandangan hijau dan suara bising alunan mesin kopi Belanda yang menjadi penghibur masyarakatnya ketika suara kicauan burung di pagi hari mulai menghilang.
Awal Kata Mesir Sebagai Singgasana Sang Ulama
Dahulu daerah tersebut merupakan daerah yang terpisah dari sebuah kampung besar kampung Bebesen, di daerah ini sangat terkenal dengan yang namanya mesin kopi Belanda yang masih menggunakan aliran sungai yang kecil namun memiliki arus yang deras dan sungai itu dimanfaatkan oleh masyarakat untuk sekedar mandi mencuci pakaian terawang dan kerawang serta mencari ikan-ikan kecil sebagai lauk tambahan.
“Roda”. Dahulu para masyarakat di luar daerah menamainya dengan Roda dikarenakan terdapat roda besar yang menjadi kincir pembangkit listrik mesin kopi Belanda, dan memang mesin kopi itu adalah mesin kopi termashur pada saat masa itu.
Munculnya kata Mesir ketika pada masa  V.O.C, Agresi Militer Belanda hingga MUNA (Majelis Ulama Nanggroe Aceh) ketika para ulama Aceh yang di pimpin oleh Tgk. Muhammad Daud Beur’ueh mencari beberapa tokoh Gayo saat masa DI\TII bergejolak di bagian semenanjung sumatera bagian barat hingga Aceh, setelah menenemukan Tgk Ilyas Leube dan ketika mereka menanyakan di mana tokoh yang terkenal lainnya di Takengon dahulu disebut “Takingeun” maka masyarakat menjawab “I roda” para ulama Aceh heran bagaimanakah letak  roda maka para masyarakat menjawab “mpesir (terpisah)“, dan ketika masa itu para Ulama Aceh dan Belanda mengenal daerah tersebut dengan nama “mpesir” atau “Mesir” yang saat ini menjadi kawasan singgasana beberapa ulama Gayo.
Beberapa ulama Gayo yang tinggal di Mesir Bebesen
Abu Bakar Syamaun berdiri sebelah kanan dari Tgk Ilyas Leube
Abu Bakar Syamaun berdiri sebelah kanan dari Tgk Ilyas Leube
Abu Bakar Bin Syama’un
Merupakan beberapa tokoh pergerakan masa di DI/TII bersama seorang ulama besar lainnya d daerah kenawat Tgk. Ilyas Leube serta tokoh lainya sangat masyhur terdengar di telinga para pejuang jaman penjajahan hingga pada jaman konflik Aceh para pejuang kemerdekaan Aceh separatis GAM, beliau merupakan salah satu pencetus ideologi Pemerintahan Aceh (Membangun Demokrasi Aceh jilid 1) bersama dengan Tgk Ilyas leube, Hasan Muhammad Di Tiro (Hasan Tiro) dan para pejuang pergerakan lainnya.
Abu Bakar Bin Syamaun adalah seorang tokoh yang di kenal oleh masyarakat bebesen dan masyarakat bagian Danau Laut Tawar. Beliau lahir di Bebesen tahun1933, aktif dalam pergerakan DI/TII. Beliau dan tgk ilyas leube pernah diasingkan di daerah Bireuen dan dihilangkan identitasnya oleh para tokoh PKI masa itu, hingga sekarang sahabat macan dari Takengon ini (Tgk Ilyas Leube) memang tidak pernah menonjolkan dirinya, namun banyak penulis yang memuat tentang dirinya.
Tgk.Harun
Banyak yang kurang mengenal tokoh yang stu ini, Tgk harun merupakan kaum kalangan muda pada masa itu. Tgk Harun adalah tokoh pendidikan, beliau merupakan salah satu ulama yang memiliki kecerdasan di atara sahabatnya, ia juga pernah menjadi salah satu tokoh yang di segani oleh para MUNA pada masa itu namun karena Allah berkehendak lain beliau wafat di usia muda, namun walau demikian banyak kontribusi ygang di salurkannya kepada muda Gayo pada masa itu, hingga sekarang masih sedikit literatur tentang beliau.
Mahmud Ibrahim
Mahmud Ibrahim
Mahmud Ibrahim
Tokoh yang satu ini mungkin masih di kenal luas oleh banyak kalangan, beliau merupakan ulama yang masih hidup diantara beberapa ulama di Mesir. Dengan kecintaanya pada Gayo, ia pernah menjadi sekretaris daerah Aceh Tengah kini tokoh ulama, birokrat dan juga sejarawan ini  berhasil menyelesaikan dan meraih gelar Master of Arts (MA) pada Program Pasca Sarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Dengan judul tesisnya Nilai-nilai Pendidikan dalam Adat Istiadat Gayo, tokoh masyarakat Gayo yang juga Kepala Baitul Mal Kabupaten Aceh Tengah ini sangat dihormati oleh masyarakat sebagai ulama dan orang tua masyarakat Gayo.(muhammadrusydidr@yahoo.com)

Ricuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata Ke Arah Pendemo PLTA

Ricuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata Ke Arah Pendemo PLTA

suaraleuserantara June 26, 2013 
Barikade Brimob dan Polres Aceh Tengah, mengamankan lokasi proyek LTA Pesangan di Kampung Bale, Takengen, Aceh Tengah.(Foto: Suara Leuser Antara)
Barikade Brimob dan Polres Aceh Tengah, mengamankan lokasi proyek LTA Pesangan di Kampung Bale, Takengen, Aceh Tengah.(Foto: Suara Leuser Antara)
TAKENGEN |SuaraLeuserAntara|: Ratusan massa kembali datangi lokasi proyek tanggul Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pesangen, Rabu (26/6/2013). Di sana massa merusak pagar pembatas lokasi, karena kecewa dengan janji PLTA yang akan membayar ganti rugi, hingga harus dikawal ketat pihak kepolisian.
Aksi massa sempat tak terkendali dan petugas akhirnya terpaksa menembakkan gas air mata ke arah kerumunan pendemo.
Kedatangan massa masih terkait buntunya kesepakatan antara pihak PLTA dengan warga, soal ganti rugi korban banjir yang sebelumnya dijanjikan pihak PLTA Peusangen.
Seperti pernah diberitakan SLA sebelumnya, puluhan hektar lahan pertanian warga yang berdekatan lokasi dengan proyek tanggul PLTA Pesusangen, di kawasan kampung Bale Bawah Kecamatam Lut Tawar, terendam bajir. Warga pemilik lahan merugi akibat gagal panen.
Disanalah mencuat masalah bahwa penyebab banjir diakibatkan oleh pembangunan tanggul PLTA yang membendung sebahagian aliran sungai, sebabnya warga meminta pertanggung jawaban ganti rugi dari pihak PLTA.
Persoalan inilah yang semakin larut, karena pihak PLTA tak kunjung menepati janjinya untuk membayar uang ganti rugi tersebut, padahal sudah ada 2 kali kesepakatan yang juga disaksikan Wakil Bupati Aceh Tengah. (Mhd)

Tuesday, June 25, 2013

Seleksi Panwaslu rentan Nepotisme


Sunday, 24 July 2011 13:02    PDF Print E-mail

Seleksi Panwaslu rentan Nepotisme

Warta
WASPADA ONLINE

TAKENGON – Calon anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) terlebih dahulu harus bisa membaca Al Quran. Namun yang jadi persoalan, seleksi baca Al Quran bagi calon panwaslu sendiri dilakukan oleh anggota DPRK Aceh Tengah, bukan lembaga resmi penyeleksi. Dikhawatirkan seleksi calon panwaslu ini rentan nepotisme, serta peluang bisnis untuk meluluskan peserta bagi anggota dewan.

Padahal, selayaknya pengujian tes baca Al Quran 13 calon panwaslu ini dilakukan lembaga LPTQ dan Departemen Agama atau lembaga yang berkompeten. Sehingga diharapkan bisa lebih objektif dan profesional dalam penjaringan tersebut.

Kekecewaan pengujian tes Al Quran yang dilakukan anggota dewan terhormat, dikecam sejumlah peserta calon panwaslu. “Kami khawatir, penjaringan anggota panwaslu kali ini terindikasi ada permainan dengan meluluskan orang-orang tertentu," tegas calon panwaslu kepada Rakyat Aceh.

Tak hanya itu, beberapa staf sekwan Aceh Tengah pun merasa heran dengan tes baca Al-Quran, dilakukan komisi A sendiri, tanpa melibatkan pihak ketiga dari lembaga lain. "Apakah tes ini sah dan seharusnya diserahkan kepada lembaga yang betul-betul serta mengerti dengan hal itu," cetus staf sekwan yang tidak ingin disebut namanya.

Informasi diperoleh, tim panitia seleksi yaitu Komisi A diantaranya Barda Sahidi  dan Samsudin, dengan didampingi empat anggota lain, Wajal Muna, Yurmiza Putra, Syukurdi Iska dan Khalidin. Karena tidak memakai tenaga lembaga dalam pengujian Al Quran, maka anggaran tes wajib dikembalikan ke kas negara.

Sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Zulkarnain, pernah menyatakan tes baca Al-Quran, untuk 13 orang peserta anggota calon panwaslu, tamatan sarjana yang dinyatakan telah lulus tes tulisan, dilakukan oleh lembaga lain, supaya lebih kolektif dan objektif serta transparan.

Sedangkan dana untuk penjaringgan Panwaslu diplotkan sebesar Rp150 juta, dan telah disetujui DPRK Aceh Tengah. Namun, anggaran seleksi calon anggota Panwaslukada Aceh Tengah sampai saat ini belum diterima oleh panitia seleksi, karena Peraturan Bupati sampai saat ini belum juga rampung.

Karena instruksi Bawaslu, bahwa panwaslu harus segera dibentuk dan Komisi Independen Pemilihan (KIP) telah melaksanakan tiga tahap, yaitu penyerahan dukungan KTP oleh pasangan bakal calon (balon) Bupati/Wakil Bupati dari calon perseorangan, tahapan verifikasi faktual terhadap dukungan yang diserahkan, namun tidak ada yang mengawasi, maka perlu segera dibentuk Panwaslu untuk mengawasi tahapan-tahapan Pemilukada 2011.

Dan untuk itu, PPATK seleksi Panwaslu mengunakan dana kas bon untuk melakukan tahapan seleksi Panwaslu. Dikatakan Irfan, bahawa anggaran sudah diplotkan Rp 150 juta. "Namun Perbup yang mengatur pengunaan anggaran belum ditandatangni Bupati, maka dana saat ini masih kas bon namun tidak bisa melebihi 150 juta yang telah disepakati,” ujarnya.

Menanggapi pernyataan ketua DPRK, Wajadal Muna ketua tim seleksi Panwaslu mengatakan tidak ada aturan baku yang mengatur bahwa test uji baca Al-Quran tersebut harus dilakukan pihak ketiga.

Editor: SASTROY BANGUN
(dat06/rakyat aceh)

Friday, June 21, 2013

Ingin Suarakan Anti Korupsi, Pemuda Ini Niat Gabung dengan ICW


/ Ingin Suarakan Anti Korupsi, Pemuda Ini Niat Gabung dengan ICW

Ingin Suarakan Anti Korupsi, Pemuda Ini Niat Gabung dengan ICW

Maharadi
BERSEMANGAT, pemuda itu memperlihatkan namanya yang ikut tertera di antara 20 nama lainnya, dalam daftar lulus seleksi Sekolah Anti Korupsi (Sakti). Di layar laptop miliknya, sebuah pengumuman dari situs resmi Indonesia Corupption Watch (ICW), menjelaskan semuanya.
Berdasarkan daftar rilis dari lembaga ternama di bidang anti korupsi itu. Nama pemuda ini, tercatat diurutan ke 13, yang dijadwalkan akan bertolak ke Jakarta pada 22 Juni 2013, untuk bergabung bersama Sakti ICW.
Dia adalah Maharadi, pemuda 25 tahun asal Aceh Tengah. Pada Sabtu, 15 Juni 2013, putera Gayo ini mengetahui dirinya lulus seleksi setelah mendapat kabar langsung dari pihak ICW di Jakarta, yang menghubunginya via telepon.
Maharadi mengaku, dirinya  dinyatakan lulus untuk mewakili kota Medan, Sumatera Utara. Karena di kota itu, dulunya Ia mendapatkan gelar sarjana pendidikannya, yang kemudian digunakan untuk melengkapi syarat, mengikuti tahapan seleksi ICW.
Perasaan puas dan bangga patutlah menjadi milik pemuda ini. Kerena untuk dapat mengikuti Sakti ICW, harus terlebih dahulu bersaing dengan tingginya minat masyarakat, dari penjuru Indonesia.
Bagi Maharadi, nama ICW bukanlah sesuatu yang asing. Kesadaran terhadap semangat anti korupsi,  telah  sejak lama tertanam dalam dirinya. Ia memang bercita-cita, untuk dapat bergabung bersama lembaga sekelas ICW.
Menurutnya, kesadaran anti korupsi tak boleh hilang dari diri setiap orang di negeri ini. Apalagi di kalangan generasi muda. Walau ia pun mengakui, bahwa kesadaran itu masih sangat kurang. Setidaknya, itu yang ia lihat di tanah kelahirannya Aceh Tengah.
“Saya lebih melihat hal itu akibat kurangnya kepedulian semua pihak, seharusnya generasi muda bisa lebih sering mendapatkan pencerahan dalam memahami lebih jauh tentang persoalan korupsi. Saya kira lembaga penegak hukum seperti kejaksaan dan kepolisian bisa memberikan sosialisasi rutin terkait ini”, pungkas pemuda ini, memberikan pandangannya.
Begitulah Maharadi, harapan yang diutarakannya adalah agar generasi muda saat ini, tak lagi acuh terhadap persoalan korupsi. Baginya, korupsi adalah penyakit yang telah nyata menyebabkan kerusakan di negeri ini.
Mengetahui dirinya mendapat kesempatan, untuk dapat menimba pengetahuan lebih mendalam bersama para pakar di ICW, menjadi satu hal yang menggembirakan bagi pemuda lulusan Universitas Negeri Medan, Sumatera Utara ini.
Berbicara tentang ICW, sosok pemuda yang memiliki hobi menulis  ini, menyebut lembaga itu sebagai tempat berkumpulnya orang-orang yang konsisten, dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat, terkait isu anti korupsi.
“Sekolah Anti Korupsi atau Sakti yang digagas ICW adalah satu bukti”, sebut Mahardi.
Pemuda yang juga aktif berorganisasi dalam keseharian hidupnya ini, melihat bahwa orang-orang berkompeten di ICW seperti Teten Masduki atau sosok lainnya, merupakan sejumlah tokoh muda yang memiliki kredibilitas di bidangnya.
Sekolah Anti Korupsi atau Sakti yang digagas ICW, diyakininya akan mampu menggembleng pemahaman generasi muda, untuk lebih memahami seputar akar masalah yang terjadi, terkait isu korupsi di negeri ini.
“ICW memiliki banyak jaringan pada lembaga-lembaga yang memiliki kepedulian terhadap persoalan korupsi di Indonesia. Lembaga ini juga dalam perjalanannya telah banyak membantu memberikan advokasi di berbagai kasus korupsi yang terjadi di negeri ini”, ujarnya.
Bagi Maharadi, lembaga seperti ICW harus tetap ada. Bahkan, ia mengharapkan lebih banyak lagi kehadiran lembaga-lembaga yang konsisten  seperti ICW, yang menaruh kepedulian untuk negeri ini.
Setelah dinyatakan lulus seleksi Sakti, kesempatan untuk dapat bergabung bersama lembaga tersohor itupun, telah terbuka baginya. Menurutnya, jika berhasil terpilih sebagai yang terbaik di antara peserta Sakti lainnya. Maka kesempatan itu, bisa dibilang sudah di depan mata.
Di mata pemuda yang pernah menjabat ketua Ikatan Mahasiswa Gayo Medan, Sumatera Utara ini, menjadi bagian dari lembaga sekelas ICW merupakan kebanggan tersendiri, yaitu  untuk sebuah pekerjaan mulia dalam membantu memecahkan persoalan korupsi, di negeri ini.
Dan memang sudah selayaknya,  semangat anti korupsi seperti yang dimiliki seorang Maharadi, hendaknya juga dimiliki  dalam diri setiap generasi muda di negeri ini. Agar korupsi, tak lagi menjadi duri, di tanah Ibu Pertiwi tercinta. (Muhady)

Sebanyak 45 Kandidat Komisioner Lolos Ujian Tertulis, Pansel Minta Masukan Masyarakat


Sebanyak 45 Kandidat Komisioner Lolos Ujian Tertulis, Pansel Minta Masukan Masyarakat
26 Maret 20130
Penulis : Admin

Proses Tes Tertulis Seleksi Calon Anggota Komisi Informasi Periode 2013-2017

KI-Online, Sebanyak 45 nama kandidat komisioner Komisi Informasi Pusat (KIP) berhasil lulus ujian tertulis sekaligus penilaian makalah. Untuk mengatahui semua nama calon anggota KIP periode 2013-2017 yang lulus dan akan menghadapi ujian psikotes dan tes wawancara maka masyarakat dapat melihat di kolom Agenda pada laman ini serta di seleksi.kominfo.go.id dan komisiinformasi.go.id di pengumuman Pansel juga di Koran nasional yang terbit Selasa (26/03/2013) ini.
Sekretaris KIP Bambang Hardi Winata mengatakan, berdasarkan hasil rapat pleno panitia seleksi (Pansel) calon anggota KIP yang ditandatangi Ketua Pansel Prof. Hikmahanto Juwana SH.,LLM, PhD telah menetapkan 45 kandidat yang lulus ujian tertulis pada akhir pekan lalu. Menurut Bambang semua peserta yang telah dinyatakan lulus ujian tertulis itu berhak untuk mengikuti ujian  psikotes yang akan dilaksanakan pada tanggal 1-2  April 2013 di Millennium Sirih Hotel Jakarta.
Ia mengatakan, setelah 45 kandidat mengikuti seleksi dalam ujian  psikotes, maka akan dilanjutkan dengan tes wawancara pada 17 dan 18 April 2013.”Mulai dari hari pengumuman mereka yang dinyatakan lulus ujian tertulis hingga 16 April nanti, masyarakat diminta untuk memberikan masukan atau keberatan terhadap 45 calon yang telah dinyatakan lulus tadi,” kata Bambang menjelaskan.
Menurut ia, Pansel juga meminta kepada masyarakat agar dapat memberikan masukan maupun tanggapan terhadap calon anggota komisioner itu baik melalui surat yang ditujukan langsung ke Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Gedung A (Belakang)Lt. IV Jl. Medan Merdeka Barat  No.9 Jakarta atau lewat laman seleksi.kominfo.go.id. Adanya tanggapan dan masukan dari masyarakat terhadap para calon itu diharapkan mampu mendeteksi calon-calon yang memiliki permasalahan sosial, hukum, maupun moralitas.    
.

Sumber : sekretariat-KIP.


Panitia Seleksi Komisi Informasi Ditargetkan Terbentuk Bulan Ini

Panitia Seleksi Komisi Informasi Ditargetkan Terbentuk Bulan Ini

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan Panitia Seleksi (Pansel) Komisi Informasi Pusat dapat terbentuk paling lambat pada akhir September ini atau sebelum lebaran.

"Maksimal akhir September atau sebelum lebaran, Panitia Seleksi sudah terbentuk," kata Dirjen SKDI (Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi) Depkominfo Freddy Tulung usai diskusi mengenai UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang diselenggarakan oleh ISAI (Instititus Studi Arus Informasi) di Jakarta, Rabu.

Freddy menargetkan Pansel terbentuk secepatnya agar panitia tersebut dapat segera bekerja memilih anggota Komisi Informasi Pusat yang diamanatkan UU KIP terbentuk paling lambat April 2009.

"Pansel akan mempunyai waktu sekitar tiga bulan sehingga pada Desember 2008 atau Januari 2009 sudah bisa mengajukan calon anggota Komisi Informasi ke DPR," jelasnya.

Sehingga pemerintah mengharapkan pada Februari atau paling lambat April 2009 sesuai amanat UU KIP, anggota Komisi Informasi Publik bisa dilantik setelah melalui uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di DPR.

Pansel tersebut, kata Freddy, akan beranggotakan 5 sampai 7 orang yang terdiri dari wakil masyarakat dan pemerintah.

"Wakil dari masyarakat diharapkan ada dari akademisi perguruan tinggi bidang hukum, sosial, teknologi informasi dan penegakan hukum yang berpengalaman untuk menyeleksi orang," katanya.

Pemerintah sendiri, lanjut Freddy, akan mengirimkan jumlah calon anggota Komisi Informasi Publik hasil kerja Pansel sebanyak 21 nama atau tiga kali lipat jumlah anggota komisi yang berjumlah tujuh orang.

Selain masalah pansel, katanya, Depkominfo juga sedang berkoordinasi dengan departemen terkait seperti Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, Depadagri dan Depkumham untuk menyiapkan kebutuhan Komisi Informasi Pusat seperti kantor sekretariat, kebutuhan personel dan gaji.

Freddy mengatakan pihaknya mengalami kendala terkait anggaran untuk Komisi Informasi Pusat karena sesuai APBN-P 2008 Depkominfo hanya mempunyai anggaran untuk pembentukan komisi tersebut dan belum ada alokasi anggaran untuk gaji anggota komisi.

Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi I DPR RI Andreas Pareira mengatakan pemerintah perlu memperhatikan komposisi anggota wakil pemerintah dan masyarakat dalam Komisi Informasi Publik tersebut.

Sedangkan Koordinator Program ISAI, Ahmad Faisol mengatakan Depkominfo sebaiknya menjelaskan kepada publik jadwal pembentukan Komisi Informasi Publik karena perhatian masyarakat dan DPR bisa tersedot pada Pemilu 2009.

"Komisi Informasi Publik Pusat harus terbentuk sebelum April 2009 dengan catatan ada komitmen yang sangat kuat dari Komisi I DPR untuk melakukan seleksi atau Komisi Informasi Pusat dibentuk setelah Pemilu 2009," kata Faisol.

Dia mengatakan keberadaan Komisi Informasi Pusat ini merupakan kunci implementasi UU KIP.

"Pemerintah diharapkan dapat memberi dukungan dari sisi administrasi, keuangan dan tata kelola komisi ini," tambahnya.(*)

Hasil Seleksi Awal Komisioner KIP Diumumkan Hari Ini

cihui

Hasil Seleksi Awal Komisioner KIP Diumumkan Hari Ini

Hasil Seleksi Awal Komisioner KIP Diumumkan Hari IniIlustrasi: Logo Komisi Informasi Pusat (KIP)
KBR68H, Jakarta - Komisi Informasi Pusat (KIP) akan mengumumkan sejumlah nama calon komisioner KIP yang lolos seleksi administratif hari ini. Ketua Pansel KIP Hikmahanto Juwana mengatakan, saat ini panitia seleksi sedang melakukan rekapitulasi dari hasil pendaftaran yang baru saja ditutup kemarin sore. Menurut dia, ada sekitar 100 lebih pendaftar calon anggota komisioner.

"Itu yang kita belum, kita mau rekap sekarang ini. Jadi teman-teman sekretariat ini sekarang lagi kerja, mereka akan rekap, lalu besok pansel akan rapat. Kemudian kita akan sama - sama sekretariat akan memutuskan nama-nama tertentu lolos administratif atau tidak, karena ini kan administratif dulu ya. Masalah-salah seperti apakah nanti dia akan menyerahkan persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan ya," jelas Hikmahanto saat dihubungi KBR68H.

Ketua Pansel KIP Hikmahanto Juwana menambahkan, nama-nama yang lolos dapat dilihat langsung di situs resmi KIP. Calon komisioner yang lolos administratif nantinya akan mengikuti tes tertulis yang akan dilaksanakan pada kamis pekan depan.

Komisi Informasi Pusat membutuhkan 7 komisioner untuk masa jabatan empat tahun. KIP sendiri adalah lembaga semi-pengadilan yang berwenang memerintahkan lembaga pemerintah untuk membuka dokumen yang menjadi hak publik.


PortalKBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Pansel Anggota KIP Jaring Masukan Publik

Selasa, 26 Maret 2013

Pansel Anggota KIP Jaring Masukan Publik

Berharap masukan masyarakat lebih mendalam ketimbang seleksi periode terdahulu.
ADY
Panitia seleksi (pansel) calon anggota Komisi Informasi Publik (KIP) tak punya banyak waktu. Dalam kurun waktu empat bulan mereka harus menyeleksi calon anggota KIP. Oleh karenanya Pansel berharap dapat saran dan masukan yang banyak dari masyarakat untuk menjaring calon yang berkualitas.
Wakil Ketua Pansel KIP periode 2013–2017, Suprawoto menjelaskan, sejak pendaftaran dibuka Februari lalu, hampir 200 orang mendaftar. Namun, setelah melewati proses seleksi administrasi dan tes tertulis, jumlah itu berkurang menjadi 45 orang. Untuk tes tertulis, dalam rangka menjunjung objektifitas, Pansel melakukan penilaian tanpa mengetahui nama peserta.
Kemudian, peserta yang lolostes tertulisitu akan mengikuti psikotes awal bulan depan. Lalu, peserta yang mampu melewati psikotes akan diuji kemampuannya dalam menjawab pertanyaan yang diajukan pansel lewat tes wawancara.
Untuk proses wawancara yang bakal digelar pertengahan April 2013 itu, Suprawoto menegaskan Pansel butuh masukan masyarakat tentang bagaimana proses wawancara itu dilakukan, apakah terbuka atau tertutup.
Proses tersebut adalah tahapan sebelum nama-nama calon anggota KIP hasil seleksi Pansel diserahkan kepada Menkominfo, Presiden dan DPR untuk fit and proper test. Dia berharap masukan yang diberikan masyarakat kepada Pansel bentuknya tertulis. “Kami minta masukan dan saran bagaimana agar anggota Komisioner kualitasnya lebih baik dari sebelumnya,” kata dia dalam diskusi di Jakarta, Selasa (26/3).
Tak ketinggalan, Suprawoto menekankan kalau Pansel butuh bantuan dari masyarakat terkait rekam jejak para calon anggota KIP untuk memperketat dalam menyeleksi para calon komisioner. Menurutnya, saat ini Pansel mulai menerima masukan dari masyarakat, salah satunya akan dilakukan oleh sebuah organisasi masyarakat sipil dalam waktu dekat.
Pada kesempatan yang sama salah satu anggota koalisi Freedom Of Information Network Indonesia (FOINI), Paulus Widiyanto, mengatakan butuh orang yang mampu bertindak bijak untuk menjabat sebagai komisioner KIP. Pasalnya, KIP akan menghadapimasyarakat yang melapor dan lembaga negara yang dilaporkan.
Mantan Ketua Pansus RUU Penyiaran itu mengatakan pada saat proses seleksi komisioner KIP periode 2009–2013, organisasi masyrakat sipil melakukan rekam jejak terhadap calon komisioner. Sayangnya, proses itu tidak dilakukan secara mendalam. Sehingga, Paulus menilai masyarakat kurang puas dengan kinerja komisioner KIP saat ini.
Oleh karenanya ke depan, Paulus mengatakan masyarakat butuh komisioner yang mampu memecah persoalan yang ada. Misalnya, apakah komisioner nanti sanggup untuk mendorong terwujudnya keterbukaan informasi di tiap lembaga negara. Pasalnya, Paulus melihat keterbukaan informasi itu belum merata sampai ke daerah. Bahkan dia mengusulkan agar KIP juga dibentuk sampai ke tingkat daerah.
Selain itu, Paulus menekankan bahwa komisioner KIP ke depan harus menjalankan percepatan pelaksanaan UU KIP agar lembaga negara memberikan informasi secara sadar, bukan birokratis. Mengingat perubahan itu berkaitan dengan kebijakan, maka komisioner dituntut untuk mampu mendorong agar kebijakan publik yang ada mendukung terciptanya keterbukaan informasi publik. Lagi-lagi Paulus mengingatkan langkah itu jangan hanya dilakukan untuk lembaga negara di tingkat pusat saja, tapi daerah.
Dari pantauannya, Paulus melihat tak sedikit masyarakat di daerah yang kesulitan mendapat informasi di daerahnya. Misalnya, bagaimana mendapat akses jaminan kesehatan, listrik dan lain sebagainya. Atas dasar itu, keterbukaan publik dirasa penting untuk digelar sampai ke tingkat kecamatan dan kelurahan.
Selaras dengan itu Paulus mengatakan, berhasil atau tidaknya pelaksanaan UU KIP ketika semakin sedikit sengketa informasi. Hal itu membuktikan bahwa lembaga publik semakin terbuka dan tak banyak persoalan terkait akses informasi. Keberhasilan itu menurut Paulus juga didukung oleh kemampuan komisioner untuk melakukan mediasi.
Dalam rangka mewujudkan komisioner KIP yang mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, Paulus mengatakan masyarakat harus mengawal proses seleksi tersebut. Ketika Pansel melakukan rekam jejak terhadap calon komisioner, Paulus menekankan agar biodata para calon itu dipublikasikan. Sehingga, publik dapat mengetahui dan merespon hasil rekam jejak itu. Menurutnya, hal itu dilakukan agar kualitas komisioner KIP sesuai dengan harapan masyarakat . “Kami tidak mau kecewa lagi (seperti kinerja komisioner KIP sekarang,-red),” pungkasnya.

Rentenir : Bank Jalan atau Koperasi Jalan


 Rentenir : Bank Jalan atau Koperasi Jalan

Rentenir : Bank Jalan atau Koperasi Jalan


Drs. Jamhuri Ungel, MA[*]

ilustrasi : fosei-ums.blogspot.com
ilustrasi : fosei-ums.blogspot.com
Praktek rentenir merupakan praktek ekonomi yang menjadi kebiasaan masyarakat jahiliyah yang sangat dibenci oleh Islam, karena perbuatan ini dihukumkan riba. Allah berfirman : “Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba
Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW mengkategorikan riba sebagai salah satu dari tujuh dosa besar yang harus dihindari (HR. Muslim)
Kemudian di Hadits yang lain, Rasulullah saw melaknat kedua belah pihak yang melakukan transaksi riba, juga orang yang menjadi saksi dalam transaksi tersebut (HR Abu Daud).
Kendati dalil Al-Qur’an begitu tegas menyatakan bahwa riba merupakan perbuatan yang sangat dibenci dan hukumnya haram dan menurut nabi Muhammad mereka yang melakukan transaksi ini dikelompokan kepada mereka yang telah melakukan salah satu dari dosa besar, namun praktek riba sangat sulit hilang dari kehidupan masyarakat.
Kasus rentenir dapat kita sebutkan contohnya : yaitu ketika seseorang meminjam uang sebanyak Rp. 1 juta dengan bunga yang diambil sebanyak Rp. 200 ribu perbulan (20 %) dan bila si peminjam uang tidak sanggup membayar bunga yang ditentukan, bunga tersebut akan menjadi batang, jadi uang pinjaman sudah bertambah menjadi Rp. 1juta 200 ribu dan bunga menjadi Rp. 220 ribu dan ini akan bertambah terus selama peminjam tidak sanggup membayar pinjaman dasarnya.
Ketika batang uang pinjaman semakin bertambah dan buga juga bertambah, sudah pasti mereka yang meminjam uang tidak dapat mengembalikannya. Pada saat seperti ini biasanya mereka yang meminjamkan uang akan mengambil barang-barang yang ada di rumah korban dan tidak jarang mereka yang meminjam harus menjual rumah yang ia miliki.
Perlu dipahami oleh semua orang bahwa mereka yang menjadi rentenir sejak awal sudah berniat agar uang yang dipinjamkan tersebut tidak sanggup dikembalikan oleh peminjam. Karena itulah Allah mengeaskan kepada kita seperti ayat di atas : “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” Artinya : antara jual beli dengan riba itu sangat sedikit bedanya, malah masyarakat jahiliyah sebelum datangnya Nabi Muhammad mereka menyamakan antara jual beli dengan riba. Praktek sperti perlakuan zaman jahiliyah masih tetap terlihat dimana para rentenir kebanyakannya memanfaatkan pedagang kecil untuk dipinjami uang.
Karena menyatunya riba dengan kehidupan manusia, Allah tidak dengan cara sekaligus mengharampak  riba tetapi dengan cara bertahap:
Pertama, Allah hanya menegaskan riba bersifat negati. Allah berfirman, “Dan suatu riba (kelebihan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak bertambah di sisi Allah” (Ar-Rum; 39)
Kedua, Allah memberi isyarat tentang keharaman riba melalui kecaman-Nya terhadap praktek riba dikalangan masyarakat Yahudi. Allah berfirman, “Dan disebabkan mereka makan riba, padahal mereka sesungguhnya telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang lain dengan jalan yang bathil. (An-Nia’ 61)
Ketiga, Allah yang mengharamkan riba yang berlipat ganda, Dia berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda. (Ali Imran : 130)
Keempat, Allah mengharamkan riba secara total dalam segala bentuknya, baik yang berlipat ganda ataupun tidak. Allah berfirman : dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (al_Baqarah : 275)
Dalam Islam ada dua bentuk riba :
  1. Riba Fadhl, Yaitu kelebihan salah satu sejenis yang diperjualbelikan dengan ukuran syara’ (timbangan atau takaran). Misal. Seorang menukar beras sbanyak 15 kg dengan16 kg beras yang lainnya, kelebihan 1 kg dalam jual belu ini disebut dengan riba fadhl.
  2. Riba Nasii’ah, Kelebihan ata piutang yang diberikan orang yang berutang, kepada orang yang mengutanginya, karena ada faktor penundaan waktu pembayaran, contoh seperti yang telah disebutkan di atas.




[*] Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Massa Protes Tim Pansel KIP Aceh Tengah

Suara Leuser Antara

Massa Protes Tim Pansel KIP Aceh Tengah

suaraleuserantara June 21, 2013 0
Ketua GMNI Aceh Tengah, Aramiko Aritonang sedang berdialog dengan Tim Pansel KIP. (Foto: Suara Leuser Antara/Mhd)
Ketua GMNI Aceh Tengah, Aramiko Aritonang sedang berdialog dengan Tim Pansel KIP. (Foto: Suara Leuser Antara/Mhd)
TAKENGEN |SuaraLeuserAntara|: Massa tak puas dengan hasil tahapan seleksi calon anggota KIP Aceh Tengah, hari ini mendatangi sekretariat Panitia Seleksi (Pansel) di Kantor DPRK Aceh Tengah, Jumat (21/6/2013). Mereka meminta keterbukaan informasi tahapan seleksi yang telah dilaksanakan.
Mereka terdiri dari kelompok mahasiswa dan sejumlah calon anggota KIP yang dinyatakan tidak lulus tahapan seleksi pada ujian tulis, yang mereka ikuti. Kepada Pansel, massa ini menyampaikan rasa tidak puas dan meminta hasil ujian mereka diperlihatkan.
Di sana, massa menjumpai Ketua Pansel, Hirma Astuty. Keadaan memanas, karena Hirma tidak bersedia memenuhi permintaan massa yang menginginkan hasil tahapan seleksi diperlihatkan.
” Jangan Ibu tutupi, itu hak kami dan hak masyarakat untuk mendapatkan keterbukaan informasi “, hentak seorang diantara kerumunan massa yang memenuhi ruang sekretariat Pansel.
Salah seorang diantara calon anggota KIP yang juga dinyatakan tidak lulus, yaitu Yunadi Harun Rasyid. Tetap bersikeras meminta hasil ujian miliknya diperlihatkan. Kondisi itu membuat suasana semakin memanas karena pihak Pansel tetap tidak bisa menunjukkannya.
Sementara perwakilan aktivis mahasiswa, Aramiko Aritonang, menyampaikan surat tertulis atas nama Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Surat yang disampaikan berisi perihal complain dan tanggapan hasil tes administrasi dan tes tertulis calon anggota KIP Aceh Tengah Periode 2013-2018.
Di sisi lain, massa yang datang juga mempertanyakan perihal kehadiran anggota Pansel pada hari itu. Karena diantara 5 orang panitia, hanya 2 diantaranya yang berada di tempat, yaitu Hirma Astuty dan seorang anggota bernama Nora Dewi.
Sementara 3 anggota lainnya yaitu Mukhariza SH, Suprapto ST dan Suhartini S.HI MH dikatakan Nora Dewi, sedang tidak di tempat karena memiliki aktivitas lain di luar tugas Pansel.
Ketua GMNI Aramiko Aritonang, menyayangkan hal itu, karena menurutnya panitia seleksi harus dapat bekerja penuh waktu.
Pantauan SLA, sampai saat ini massa masih menduduki sekretariat Pansel, di komplek gedung DPRK Aceh Tengah. Massa mengaku akan terus disana, sampai mendapat kejelasan dari pihak Pansel terkait keterbukaan informasi yang mereka pertanyakan. (Mhd)

Diduga Ada Permainan Dalam Perekrutan KIP Aceh Tengah

Diduga Ada Permainan Dalam Perekrutan KIP Aceh Tengah

suaraleuserantara June 21, 2013 0
OLYMPUS DIGITAL CAMERA
TAKENGEN |SuaraLeuserAntara|: Penjarringan dan penyaringan calon anggota KIP Aceh Tengah priode 2013-2018 mulai menuai protes dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Aceh Tengah, mereka menduga ada permainan dalam proses seleksi tersebut.
Sempat terjadi ketegangan dan perang urat saraf antara ketua Pansel Hirma Astuty SH. MH dengan ketua GMNI Aceh Tengah Aramiko Aritonang. Aramiko yang mengenakan baju merah dan lambang kebesaran GMNI memprotes dan mengkritik tajam tentang kinerja pansel yang dinilai tidak sesuai makanisme yang berlaku.
“ Panggil semua panitia Pansel kemari kenapa masih dalam kerja mereka tidak ada disekertariat ini ,” teriak Aramiko berapi-api. Kenapa hanya dua orang Tim pansel disini kemana yang lain? Tanya Aramiko.
Pertanyaan Aramiko dipertegas kembali dengan pertanyaan yang sama kemana panitia yang lain, kepada Nora salah seorang panitia pansel Ia menjawab desakan yang mempertanyakan dimana anggota Pansel yang lain? Nora menjelaskan bahwa ada anggota pansel yang lagi mengawasi proyek irigasi dan ada yang lagi mengajar. Aku Nora kepada puluhan Pendemo yang menguasai Sekertariat Pansel.
Situasi yang semakin memanas di gedung sekertariat pansel, dimana ketua pansel Hirma “ dihujani ” dengan beberapa pertanyaan dan tudingan bahwa pansel telah melakukan kecurangan.
Sementara Yunadi HR yang gagal dalam penjaringan di 30 besar nampak tidak puas dengan hasil yang dia peroleh hanya memiliki angka/nilai 39.“ Selaku peserta saya punya hak untuk mempertanyakan lembaran jawaban saya ” Teriak Yunadi. Ia menambahkan dan mempertanyakan apakah ini rahasia negara, sehingga dia sebagai peserta tidak bisa melihat lembaran jawaban saya.
Kepada SLA Yunadi HR menyampaikan sebelum hadirnya kalangan wartawan disekertariat pansel, ketua Pansel Hirma tadi mengatakan bahwa penjaringan anggota KIP Aceh Tengah ada permainan dan kami semua saksi disini. Ungkap Yunadi dengan.
Ditempat terpisah ketua Pansel Aceh Tengah Hirma Astuty kepada SLA mengatakan, pihaknya telah melaksanakan mekanisme Ujian dan wawancara juga ujian tulis sesuai peraturan dan Qanun No 7 Thn 2007.
Bila ada sanggahan atau protes dalam masa 7 hari ini pihak pansel akan menampung protes tersebut. Menyangkut tentang tuntutan peserta dan aktvis, GMNI menurut Hirma pihaknya akan mengadakan rapat dahulu dan mengenai tuntutan secara tertulis pihak pansel akan menjawab secara tertulis juga.
Hirma Astuty juga menanggapi persoalan adanya peserta seleksi Penjaringan yang meminta lembaran jawaban ujian miliknya itu hak dia,” hak kami juga untuk tidak memberikan hasil lembaran jawaban Jika masih keberatan silakan menempuh jalur hukum ,” tegasnya.
Hingga berita ini dibuat pukul 16.00 Wib masa masih memboikot sekertariat TIM Pansel Aceh Tengah. (BsG)

Thursday, June 20, 2013

‘Iwan Fals Aceh’ Hibur Peserta “Meet and Great”

‘Iwan Fals Aceh’ Hibur Peserta “Meet and Great”

IMG_8497sBanda Aceh – Hesphynosa Risfa, seorang fans berat Iwan Fals asal Lamprit, Banda Aceh, turut memeriahkan acara Meet and Great dengan Iwan Fals.
Acara yang diselenggarakan oleh Top Coffee ini digelar di Hermes Palace Hotel Banda Aceh, pagi tadi, Sabtu (15/6/2013).
Dua buah lagu Iwan Fals, dibawakan oleh magister hukum itu dengan gaya yang sangat ‘Iwan Fals’. Tepuk tangan meriah dari para penonton pun membahana diruangan tersebut.
Tak ayal suara dan gayanya yang memang sangat mirip dengan Iwan Fals membuat peserta Meet and Great yang memeuhi aula Aceh 3 Hemes Hotel memintanya untuk terus bernyanyi.
“Sebenarnya saya gak mau nyanyi tapi karenna kesal sama pengisi acara, tajuk acaranya Meet and Great dengan Iwan Fals kok bawain lagu peyanyi lain, makanya saya maju terus (bernyanyi-red),” ungkap Hesphy.
Setelah memulai dengan lagu berjudul ’22 Januari’ dan ‘Pesawat Tempur’, Pria yang akrab disapa Hesphy itu mengakhiri aksinya dengan lagu berjudu ‘Ibu’.
Beberapa peserta Meet and Great yang tekesan dengan penampilan pria humoris itu pun mendaulatnya sebagai Iwan Fals-nya Aceh. (Arunda)

Antara Didong, Bungong Jeumpa dan Iwan Fals

Antara Didong, Bungong Jeumpa dan Iwan Fals

Iwan FalsBanda Aceh – ‘Bungong Jeumpa’ menjadi lagu perdana Iwan Fals dalam konsernya di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Sabtu (15/6/2013) malam.
Lagu berbahasa Aceh itu dibawakan dengan fasih oleh Iwan Fals dan ikut diiringi tarian Didong asal daerah Gayo yang dimainkan oleh Mahasiswa Peduli Seni Gayo (MPSG).
Sebelumnya, seperti yang acap dilakukan Iwan Fals dalam setiap konsernya, ia menyempatkan diri menyerahkan bibit pohon secara simbolis yang diterima oleh Tomy, Ketua Orang Indonesia (Oi) Aceh Barat.
Penyerahan bibit pohon tersebut merupakan bentuk kepeduliannya terhadap alam dan lingkungan Aceh agar tetap hijau dan lestari. “Mari kita semua menjaga kelestarian alam dan lingkungan Aceh serta seni budaya Aceh,” ujarnya seraya menyampaikan salamnya kepada seluruh mayarakat Aceh.
Saat Iwan Fals menyanyikan ‘Bungong Jeumpa’, ribuan penonton yang memadati Lapangan Blang Padang pun serentak ikut bernyanyi bersama, sementara penari Didong juga dengan semangat menepuk bantal seiring dengan nada petikan gitar Iwan Fals.
Selanjutnya ia membawakan lagu-lagu andalannya yang sudah tidak asing lagi di telinga penikmat musik Indonesia seperti Bento, Ibu, Pesawat Tempur, Kerinduan, Oemar Bakri dan lagu ‘Sampah’ dari album terbarunya yang akan keluar bulan Juli mendatang serta beberapa lagu lainnya.
Klimaks dari penampilan Iwan Fals diakhiri dengan tembang lawas nan menghentak yang berjudul ‘Hio’ dan ditutup dengan lagu ‘Aceh Lon Sayang’ yang juga ikut dinyanyikan bersama oleh ribuan penggemarnya. (Ndar)

Iwan Fals Pukau Ribuan Penonton di Blang Padang

Iwan Fals Pukau Ribuan Penonton di Blang Padang

Iwan Fals 2Banda Aceh – Ribuan orang dari berbagai daerah di Aceh memadati Lapangan Blang Padang Banda Aceh untuk menyaksikan konser Iwan Fals yang disponsori oleh Top Kopi pada Sabtu malam lalu, Minggu (6/06/2013).
Penampilan Iwan Fals dengan lagu-lagunya mampu membuat para penonton terpukau dan asyik mengikuti bait demi bait lagu yang dinyanyikan oleh Iwan Fals dari atas panggung dengan gaya khasnya bersama  gitar dan harmonika yang dimainkan secara bersamaan.
Belasan lagu dinyanyikan oleh Iwan Fals yang dimulai dengan lagu Aceh ‘Bungong Jeumpa’ dan diakhiri pula dengan sebuah lagu Aceh lainnya ‘Aceh Lon Sayang’.
Sementara lagu-lagu hitnya yang dinyanyikan pada malam itu diantaranya Belum Ada Judul, Bangunlah Putra Putri Pertiwi, 15 juli 1996, Tanam Pohon, Bento, Sampah, Umar Bakri, Orang-orang Pedalaman, Ibu, Pesawat Tempur, Laksamana Malahayati dan Hio.
Disela-sela konser, Iwan Fals mengatakan masih merasa sedih karena ia tidak bisa menyumbangkan darahnya untuk  Badrun, seorang anak yang menderita Thalassemia.  ”Akibat penyakit tersebut, Badrun setiap bulan  harus menerima tranfusi darah dari orang lain untuk kelangsungan hidupnya,” terang Iwan Fals.
Namun ia juga mengaku tidak mengerti lebih jauh tentang penyakit tersebut. “Kalau mau tau lebih jauh tentang penyakit tersebut, cari saja di Internet,” ujarnya lagi.
Ketika akan menyanyian lagu ‘Sampah’ dari album terbarunya yang akan keluar bulan depan, Iwan Fals mengungkapkan ribuan ton sampah setiap harinya bertumpuk “Begitu juga yang di sini, biasanya kalau ada kerumunan pasti banyak sampah yang berserakan,” ujarnya.
Ia kemudian meminta kepada penonton agar tidak membuang sampah sembarangan dan kalaupun ada sampah mohon dikutip sehingga esok pagi Blang Padang bersih dan elok dipandang mata. ” Ketika anda nanti mau bergerak pulang, mohon sampah dikutip agar esok hari Blang Padang bersih,” pinta Iwan Fals kepada ribuan penggemarnya. (Ndar)

Arkeolog Temukan Kerangka Vertebrata di Loyang Mendale


Arkeolog Temukan Kerangka Vertebrata di Loyang Mendale

Arkeolog Temukan Kerangka Vertebrata di Loyang Mendale

Kotak gali penelitian arkeologi di Loyang Mendale Takengon. (ist)
Kotak gali penelitian arkeologi di Loyang Mendale Takengon. (ist)

Takengon-LintasGayo : Setelah beberapa hari melakukan lanjutan penelitian Arkeologi (ekskavasi) di Loyang Mendale Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah, tim peneliti Balai Arkeologi (Balar) Medan menemukan kerangka hewan bertulang belakang (Vertebrata) dikedalaman sekitar 3 meter dan diduga berumur lebih dari 7.500 tahun lalu.
Temuan itu, diprediksi memiliki usia  jauh lebih tua dari temuan ras austromelanasoid yang sebelumnya ditemukan dalam satu liang di lokasi sama. Demikian penjelasan ketua tim tersebut, Ketut Wiradnyana, Kamis 20 Juni 2013.
“Dari bentuk tulang cukup besar seperti kerbau dan ditemukan pada kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, kerangka hewan ini saya duga berusia  lebih dari 7.500 tahun. Pun demikian, memastikannya mesti dilakukan penelitian lebih mendalam,” terang Ketut.
Dijelaskan, temuan kerangka ini sendiri tepat berada 20 sentimeter  dibawah letak temuan ras autromelanasoid yang ditemukan dalam penggalian sebelumnya. Sementara  kerangka manusia  yang ditemukan dalam satu liang ini diperkirakan memiliki dua individu yang berbeda.
“Upaya penggalian ini sendiri kami lakukan dalam upaya lanjutan penelitian di tepi danau Lut Tawar Aceh Tengah ini. Kemudian melacak aktifitas  kehidupan, budaya, sejarah yang telah berlangsung setelah 7.500 tahun lalu. Sehingga dapat melengkapi kegiatan penelitian sebelumnya,” terangnya.
Dikatakan, selain tulang belulang hewan yang ditemukan pihaknya di lokasi penggalian loyang Mendale juga ditemukan sejumlah alat-alat dari batu yang diduga menjadi sarana aktifitas saat itu.  Benda temuan sejenis ini telah beberapa kali ditemukan saat penggalian.
“Dalam penelitian kali ini kami menurunkan 6 orang dalam satu tim. Kemungkinan ekskavasi yang kami lakukan di daerah ini akan berlangsung selama 12 hari,” ungkap Ketut seraya menyebutkan penggalian tersebut hingga saat ini telah berjalan selama 5 hari. (LG023)