Mereka terdiri dari kelompok mahasiswa dan sejumlah calon anggota KIP yang dinyatakan tidak lulus tahapan seleksi pada ujian tulis, yang mereka ikuti. Kepada Pansel, massa ini menyampaikan rasa tidak puas dan meminta hasil ujian mereka diperlihatkan.
Di sana, massa menjumpai Ketua Pansel, Hirma Astuty. Keadaan memanas, karena Hirma tidak bersedia memenuhi permintaan massa yang menginginkan hasil tahapan seleksi diperlihatkan.
” Jangan Ibu tutupi, itu hak kami dan hak masyarakat untuk mendapatkan keterbukaan informasi “, hentak seorang diantara kerumunan massa yang memenuhi ruang sekretariat Pansel.
Salah seorang diantara calon anggota KIP yang juga dinyatakan tidak lulus, yaitu Yunadi Harun Rasyid. Tetap bersikeras meminta hasil ujian miliknya diperlihatkan. Kondisi itu membuat suasana semakin memanas karena pihak Pansel tetap tidak bisa menunjukkannya.
Sementara perwakilan aktivis mahasiswa, Aramiko Aritonang, menyampaikan surat tertulis atas nama Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Surat yang disampaikan berisi perihal complain dan tanggapan hasil tes administrasi dan tes tertulis calon anggota KIP Aceh Tengah Periode 2013-2018.
Di sisi lain, massa yang datang juga mempertanyakan perihal kehadiran anggota Pansel pada hari itu. Karena diantara 5 orang panitia, hanya 2 diantaranya yang berada di tempat, yaitu Hirma Astuty dan seorang anggota bernama Nora Dewi.
Sementara 3 anggota lainnya yaitu Mukhariza SH, Suprapto ST dan Suhartini S.HI MH dikatakan Nora Dewi, sedang tidak di tempat karena memiliki aktivitas lain di luar tugas Pansel.
Ketua GMNI Aramiko Aritonang, menyayangkan hal itu, karena menurutnya panitia seleksi harus dapat bekerja penuh waktu.
Pantauan SLA, sampai saat ini massa masih menduduki sekretariat Pansel, di komplek gedung DPRK Aceh Tengah. Massa mengaku akan terus disana, sampai mendapat kejelasan dari pihak Pansel terkait keterbukaan informasi yang mereka pertanyakan. (Mhd)
No comments:
Post a Comment