Search This Blog

Tuesday, June 18, 2013

Hasbi Melakukan Pemurtadan Mulai Dari Keluarga Terdekat


Hasbi Melakukan Pemurtadan Mulai Dari Keluarga Terdekat

suaraleuserantara June 17, 2013 1
index
REDELONG |SuaraLeuserAntara|: Cara Hasbi aman Saidi melakukan pemurtadan dimulai dari keluarga terdekat, kemudian kerabat dan teman. Strategi yang dilakukannya itu agar operasinya berjalan mulus, lancar dan itu terbukti. Belum sampai setahun tiga korban terjerumus dengan rayuannya.
Dari sejumlah sumber yang terpercaya, kepada Suara Leuser Antara mengatakan, Senin (17/6/2013). Hasbi aman Saidi merekrut saudara terdekatnya, agar kelakuannya sebagai agen pemurtadan tidak terendus.
Adapun nama tiga orang saudara Hasbi aman Saidi yang berhasil diajak masuk kristen adalah, Sawaludin (adik ipar), Ucak aman Suharni (adik satu nenek), Edi saudara dari istri Hasbi.
“ Mereka semua adalah warga Tunyang, serta sering di ajak ke Medan dengan alasan bisnis. Namanya aja orang kampung. Ketika mendengar di ajak jalan-jalan ke Medan mereka kegirangan ,” sebut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
Ditempat terpisah, Tgk Syarqawi Abdus Samad Ketua MPU Bener Meriah juga menjelaskan. Timbul persoalan baru saat ini, masyarakat hendak mengusir agen pemurtadan tersebut dari Kampung Tunyang,” hal itu adalah sebagai sanksi adat terhadapnya (Hasbi aman Saidi-Red) ,” ungkapnya.
Bahkan, sejak diketahui masyarakat. Mushala yang sering ditempati Saidi untuk shalat dan azan kini sudah disamak (disucikan), serta dia (Saidi-Red) tidak dibolehkan shalat di masjid-masjid di Tunyang walaupun dia sudah di Syahadatkan oleh pihak MPU Bener Meriah.
“ Apalagi sejak Hasbi masuk Kristen, dia sangat sering berpergian. Ke Medan, Jakarta bahkan ke luar negeri seperti Singapura. Kemungkinan beliau memperdalam ilmu nasrani di daerah tersebut ,” sebut Ketua MPU mengutip pengakuan Saidi.
Bahkan dari sejumlah data yang dihimpun SLA, setiap Hasbi aman Saidi mengajak orang ke Medan, pulangnya selalu membawa uang. Karena dia selalu mengatakan, mengajak orang jalan-jalan sembari berbisnis.
“ Banyak orang yang tergiur, setiap ada tetangga yang ikut bersamanya ke Medan. Sepulang dari sana membawa uang, karena di iming-imingi bisnis yang menguntungkan. Sehingga membuat orang lain tertarik ,” ungkap tetangga Saidi aman Hasbi yang namanya enggan disebutkan.
Namun, kelakuan Hasbi aman Saidi tidak berjalan lama. Labat laun anak-anaknya curiga melihat kelakuan Saidi. Agen pemurtadan yang selama ini kurang suka membaca, tiba-tiba rajin membuka buku pada tengah malam, di saat orang sudah tidur.
“ Lalu kepergok sama anaknya yang curiga, ternyata Saidi membaca kitab injil. Sejak saat itu, kelakuan Saidi mulai menyebar keluar, sehingga pihak MPU bertindak ,” sebut sumber tersebut.(tim)

Kadisbudpar Aceh: Ratu Kopi Nasional Wajib Kunjungi Gayo


 Kadisbudpar Aceh: Ratu Kopi Nasional Wajib Kunjungi Gayo

Kadisbudpar Aceh: Ratu Kopi Nasional Wajib Kunjungi Gayo

adami_umar
Banda Aceh-LintasGayo : Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Adami Umar berharap nantinya Ratu Kopi nasional wajib mengunjungi kebun kopi Gayo, mereka harus memahami dan melihat langsung perkebunan kopi yang berkualitas tinggi.
“Setidaknya mereka harus menikmati kopi dari tiga tempat,” kata Adami Umar pada acara malam silaturahmi seni (Musik,Puisi, dan Kopi) di Haba Cafe, Lampriet, Banda Aceh, Senin 17 Juni 2013.
Menurutnya, ketiga tempat itu adalah minum kopi dibawah pohon kopi, minum kopi langsung dari pabrik kopi, dan meminum kopi di warung kopi.
“Supaya mereka betul-betul menemukan khas kopi yang sebenarnya,” lanjut Adami.
Silaturahmi seni (musik, puisi, dan kopi) penyair Fikar W Eda, Yoppi Nandong, dan Jasin Sello. Turut hadir Kepala Bappeda Aceh Profesor Abubakar Karim, budayawan Risman A Rachman, dan Kepala Penghubung pemerintahan Aceh Badri Ismail.(boby mulya)

Abang Aka Takengon 2013


 Abang Aka Takengon 2013

Abang Aka Takengon 2013


Pemilihan Abang Aka Takengon : Perhelatan Pemilihan Duta Wisata Aceh Tengah atau Abang Aka Takengon 2013 telah berlalu dengan baik, bahkan menurut beberapa pengamat penyelenggaraan ajang itu jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Berikut foto-foto yang direkam Eed, Zen Angkasa dan Kha A Zaghlul pada acara yang berlangsung di ballroom hotel Bayu Hill, Sabtu 15 Juni 2013.
Para finalis Duta Wisata Aceh Tengah berikrar bantu promosi wisata Aceh Tengah. (LGco | Eed)
Para finalis Duta Wisata Aceh Tengah berikrar bantu promosi wisata Aceh Tengah. (LGco | Eed)

Bersama unjuk bakat "Peteri Bensu" bermodalkan latihan sesaat. (LGco | Zen Angkasa)
Bersama unjuk bakat “Peteri Bensu” bermodalkan latihan sesaat. (LGco | Zen Angkasa)

Para dewan Juri saat memberi penilaian terhadap para finalis Abang dan Aka Takengon 2013. (LGco | Kha A Zaghlul)
Para dewan Juri saat memberi penilaian terhadap para finalis Abang dan Aka Takengon 2013. (LGco | Kha A Zaghlul)

Pasangan Duta Wisata Aceh Tengah, Rizki Hawailaina dan Rahmat Akbar bersama Wakil Bupati Aceh Tengah beserta Nyonya Faridah Hanum.
Pasangan Duta Wisata Aceh Tengah, Rizki Hawailaina dan Rahmat Akbar bersama Wakil Bupati Aceh Tengah beserta Nyonya Faridah Hanum.(LGco | Kha A Zaghlul)

Antara Gayo dan Iwan Fals


Antara Gayo dan Iwan Fals

Antara Gayo dan Iwan Fals

Catatan: Ir. andinova
MApesga-dan-Iwan-FalsSABTU, 15 Juni 2013 kemarin, artis top Indonesia Iwan Fals menyambangi fans nya di Banda Aceh. Tak tamggung-tanggung, Bang Iwan melantunkan satu album (15 lagu) guna memuaskan rasa dahaga para penggemarnya.
Lagu-lagu yang telah melegenda dan nyaris dihafal para penggemarnya seperti Bento, Bongkar, Pesawat Tempur mampu membuat suasana hingar-bingar di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh. Tak terbayang, malam minggu itu, rumah Pangdam IM, Kapolda, Wagub Aceh, Ketua DPRA, Walikota yang rumahnya di seputaran Blang Padang, disuguhi live music.
Apakah mereka bisa menikmatinya atau tidak, namun penampilan prima Bang Iwan malam itu cukup memberi warna tersendiri bagi penggemarnya yang sudah teramat lama merindukan sang legend bisa tampil didepan mereka.
Dibalik semua itu, ada satu yang spesial di malam yang diselimuti hujan dan genangan air yang membeceki lapangan Blang Padang. Dimana anak-anak Gayo berbakat, menyuguhkan kesenian tradisional asal Aceh Tengah yakni Didong.
Didong yang sempat masuk museum rekor Indonesia (MURI) saat ditampilkan secara massal di Bener Meriah beberpa waktu lalu, menjadi pembuka konser Bang Iwan. Tentunya, ini sangat membanggakan bagi Urang Gayo. Sebab, mengapa bukan tarian lain, mengapa harus Didong?
Tidak tahu apa sebabnya Didong yang terpilih. Namun yang pasti, dengan tampilnya Didong dipentas dalam sebuah konser musik oleh penyanyi kawakan Indonesia ini membuktikan, bahwa memang kesenian Gayo itu sudah sangat menasional bahkan mendunia.
Berbagai tampilan kesenian Gayo dalam berbagai kesepatan di berbagai acara di sejumlah daerah di Indonesia, perlu kita apresiasi yang mendalam. Banyak pihak yang berusaha memperkenalkan Gayo di tataran nasional dan internasional.
Karenanya, sebagai Urang Gayo, kitapun jangan pernah berhenti untuk terus memperkenalkan Gayo, terutama seni dan budaya Gayo.***

Iwan Fals & Perjuangan Gayo


Iwan Fals & Perjuangan Gayo

Iwan Fals & Perjuangan Gayo

Oleh: Waladan Yoga*
Konser Iwan Fals yang diiringi Didong.(dok. atjehlink.com)
Konser Iwan Fals yang diiringi Didong.(dok. atjehlink.com)
ADA satu suguhan menarik di konser Iwan Fals yang digelar di Blang Padang Banda Aceh (15/6/2013). Diawali dengan Pertunjukan didong yang dipersembahkan oleh Mahasiswa Peduli Sejarah Gayo (Mapesga), diluar dugaan ternyata antara iwan fals dan Mapesga sama sekali tidak pernah latihan untuk perform malam itu. Iwan Fals Berujar “semoga angin dan cuaca malam Banda Aceh yang akan menyatuka irama kita diatas Panggung ini”.
Sungguh menakjubkan iringan tepukan Didong mampu mengiringi setiap petikan gitar dan nada-nada dari nyanyian Iwan Fals, diantara ribuan penonton yang hadir larut dalam lantunan lagu-lagu Iwan Fals. Tepukan Didong mengiringi Iwan Fals diatas panggung, disaat lagu ketiga pembuka iringan tepukan didongpun disudahi dan sambil meneriakan “Bongkar”. Sebelum turun panggung iwan Fals menyalami satu persatu para penepuk didong diatas panggung yang turut disaksikan ribuan padang mata.
Mental dan semangat pemuda Gayo diatas panggung yang megah tersebut haruslah diberikan jempol. Berkolaborasi dengan penyanyi sekelas Iwan Fals bukanlah pekerjaan mudah, terlebih didong ditampilkan diantara ribuan masayarakat pesisir yang hadir. Saya menyaksikan diantara kerumunan penonton yang hadir.
Didong yang ditampilkan ternyat tidak  mendepat tempat dihati para penonton sehingga ejekan dan hinaanpun terus bergema serta meneriakan hal yang tidak pantas, semakin lama teriakan dan hinaan itu semakin kuat. Sempat khawatir, namun iwan fals muncul dan berkolaborasi dengan pemuda Gayo yang tangguh itu sangat menakjubkan. Hinaan dan cacian mereka perlahan tenggelam. Saya dan beberapa teman-teman malam itu, mencari siasat untuk mendiamkan orang yang melontarkan hinaan, saya dan teman-teman lain menyaringkan suara dalam Bahasa Gayo, setidaknya cara ini ampuh untuk mendiamkan orang pesiri disekeliling kami.
Ya… itulah karakter manusia-manusia pesisir yang tidak menghargai budaya Gayo dan tidak peduli terhadapa keberagaman yang ada di Aceh, setidaknya itulah bisikan hati yang terus menggerutu.
Harusnya masyarakat pesisisr yang hadir pada malam konser tersebut bisa lebih menghargai budaya Gayo yang sedang ditampilkan. Bukan, malah mencacinya. Ada juga orang disekitar saya yang berbisik dengan teman-temannya “nyan awak Gayo yang dilakee pemekaran dan yang ditulak Qanun Wali Nanggroe dan Bendera (itu orang-orang Gayo yang minta pemekaran daerah dan yang nolak Qanun Wali Nanggro dan Bendera).
Ternyata perjuangan rakyat Gayo selama ini menjadi ingatan yang sangat luar biasa dibawah alam sadar masyarakat pesisir. Setidaknya contoh sederhana, orang yang menikamati pertunjukan musikpun, jika melihat Budaya dan orang Gayo langsung mengkaitkannya dengan Perlawan Rakyat Gayo terhadap Pemerintahan Aceh. Luar biasa bukan!
Lirik didong yang dimainkan malam itu banyak bercerita tentang tanaman Kopi di Gayo, sehingga Iwan Fals berkali-kali mengucapkan nama Gayo. Bagi saya ini adalah Entri point malam pertunjukan tersebut, sekelas iwan Fals memperkenalkan Gayo dihadapan ribuan penonton yang notabene adalah masyarakat Pesisir, yang awalnya mengejek suguhan didong.
Saya hanya berfikir sederhana, tidak mudah memang mempertahankan Nama dan eksistensi Gayo, terbukti malam konser tersebut penolakan itu selalu muncul ditengah-tengah masyarakat pesisir. Namun demikian jika hanya gara-gara hinaan dan ejekan kemdian kita berhenti mengkampanyekan Gayo adalah sesuatu yang sangat keliru. Pembagian tugas menjadi sangat natural dan penting dalam mensyi’arkan Gayo. Ada teman-teman yang mengkampanyekan Gayo dengan seni, ada yang mengkampanyekan Gayo lewat aksi dan nada yang mengkampanyekan Gayo lewat forum-forum diskusi. Sampaikan pada titik bangsa Gayo tidaklah sehina dan serendah yang difikirkan oleh kebanyakan Masyarakat Pesisir selama ini. Mari Kita Lawan!
Disadari atau tidak perjuangan kolektif Rakyat Gayo sedang tumbuh dan harus terus dikelola dengan baik. Siapapun Bangsa Gayo yang hadir malam konser tersebut pasti akann terbawa emosi saat melihat ejekan kaum pesisir yang hadir dimalam konser tersebut dan terimakasih kepada Bang Iwan Fals yang telah mengajari arti penting sebuah perbedaan dan cara menghargai orang lain. Salam Takjim!(yoga_fh@yahoo.com)
*Pemuda Gayo Berdomisili di Banda Aceh, sehari-hari aktif sebagai Penggiat Gayo Merdeka.