Antara Gayo dan Iwan Fals
Catatan: Ir. andinova
SABTU, 15 Juni 2013 kemarin, artis top Indonesia Iwan Fals menyambangi fans nya di Banda Aceh. Tak tamggung-tanggung, Bang Iwan melantunkan satu album (15 lagu) guna memuaskan rasa dahaga para penggemarnya.
Lagu-lagu yang telah melegenda dan nyaris dihafal para penggemarnya seperti Bento, Bongkar, Pesawat Tempur mampu membuat suasana hingar-bingar di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh. Tak terbayang, malam minggu itu, rumah Pangdam IM, Kapolda, Wagub Aceh, Ketua DPRA, Walikota yang rumahnya di seputaran Blang Padang, disuguhi live music.
Apakah mereka bisa menikmatinya atau tidak, namun penampilan prima Bang Iwan malam itu cukup memberi warna tersendiri bagi penggemarnya yang sudah teramat lama merindukan sang legend bisa tampil didepan mereka.
Dibalik semua itu, ada satu yang spesial di malam yang diselimuti hujan dan genangan air yang membeceki lapangan Blang Padang. Dimana anak-anak Gayo berbakat, menyuguhkan kesenian tradisional asal Aceh Tengah yakni Didong.
Didong yang sempat masuk museum rekor Indonesia (MURI) saat ditampilkan secara massal di Bener Meriah beberpa waktu lalu, menjadi pembuka konser Bang Iwan. Tentunya, ini sangat membanggakan bagi Urang Gayo. Sebab, mengapa bukan tarian lain, mengapa harus Didong?
Tidak tahu apa sebabnya Didong yang terpilih. Namun yang pasti, dengan tampilnya Didong dipentas dalam sebuah konser musik oleh penyanyi kawakan Indonesia ini membuktikan, bahwa memang kesenian Gayo itu sudah sangat menasional bahkan mendunia.
Berbagai tampilan kesenian Gayo dalam berbagai kesepatan di berbagai acara di sejumlah daerah di Indonesia, perlu kita apresiasi yang mendalam. Banyak pihak yang berusaha memperkenalkan Gayo di tataran nasional dan internasional.
Karenanya, sebagai Urang Gayo, kitapun jangan pernah berhenti untuk terus memperkenalkan Gayo, terutama seni dan budaya Gayo.***
SABTU, 15 Juni 2013 kemarin, artis top Indonesia Iwan Fals menyambangi fans nya di Banda Aceh. Tak tamggung-tanggung, Bang Iwan melantunkan satu album (15 lagu) guna memuaskan rasa dahaga para penggemarnya.
Lagu-lagu yang telah melegenda dan nyaris dihafal para penggemarnya seperti Bento, Bongkar, Pesawat Tempur mampu membuat suasana hingar-bingar di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh. Tak terbayang, malam minggu itu, rumah Pangdam IM, Kapolda, Wagub Aceh, Ketua DPRA, Walikota yang rumahnya di seputaran Blang Padang, disuguhi live music.
Apakah mereka bisa menikmatinya atau tidak, namun penampilan prima Bang Iwan malam itu cukup memberi warna tersendiri bagi penggemarnya yang sudah teramat lama merindukan sang legend bisa tampil didepan mereka.
Dibalik semua itu, ada satu yang spesial di malam yang diselimuti hujan dan genangan air yang membeceki lapangan Blang Padang. Dimana anak-anak Gayo berbakat, menyuguhkan kesenian tradisional asal Aceh Tengah yakni Didong.
Didong yang sempat masuk museum rekor Indonesia (MURI) saat ditampilkan secara massal di Bener Meriah beberpa waktu lalu, menjadi pembuka konser Bang Iwan. Tentunya, ini sangat membanggakan bagi Urang Gayo. Sebab, mengapa bukan tarian lain, mengapa harus Didong?
Tidak tahu apa sebabnya Didong yang terpilih. Namun yang pasti, dengan tampilnya Didong dipentas dalam sebuah konser musik oleh penyanyi kawakan Indonesia ini membuktikan, bahwa memang kesenian Gayo itu sudah sangat menasional bahkan mendunia.
Berbagai tampilan kesenian Gayo dalam berbagai kesepatan di berbagai acara di sejumlah daerah di Indonesia, perlu kita apresiasi yang mendalam. Banyak pihak yang berusaha memperkenalkan Gayo di tataran nasional dan internasional.
Karenanya, sebagai Urang Gayo, kitapun jangan pernah berhenti untuk terus memperkenalkan Gayo, terutama seni dan budaya Gayo.***
No comments:
Post a Comment