RING OF FIRE : APAKAH ITU?
Pada tahun 1960-an para ahli mengemukakan sebuah teori yang dinamakan “lempeng tektonik” yang menjelaskan tentang lokasi gunung berapi dan gejala-gejala geologi.
Menurut teori tersebut, permukaan bumi terbentuk dari rangkaian lempeng-lempeng tektonik dengan ketebalan lebih kurang 80 km, dimana lempeng-lempeng tersebut bergerak, berubah posisi dan ukuran dengan kecepatan 1-10 cm per tahun atau bisa disamakan dengan pertumbuhan kuku jari manusia.
Di bawah laut terus menerus terjadi pembentukan kerak bumi akibat lava yang keluar dari gunung berapi bawah laut yang langsung bertemu dengan air laut sehingga mengeras.
Maka untuk memberi ruang pada dasar laut yang baru jadi tadi semua lempeng bumi bergerak, dan saat mereka bergerak terjadilah aktifitas geologi pada tepian lempeng tersebut.
Ketika lempeng bumi bergerak dapat terjadi tiga kemungkinan :
- lempeng-lempeng bergerak saling menjauhi sehingga memberikan ruang untuk dasar laut yang baru.
- lempeng saling bertumbukan yang menyebabkan salah satu lempeng terdesak kebawah dari lempeng yang lain.
- tepian lempeng meluncur tanpa pergesekan yang berarti.
Kepulauan Indonesia secara geografis terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik, yakni lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera – Jawa – Nusa Tenggara dan Sulawesi. Kondisi ini menyebabkan Indonesia memiliki potensi yang tinggi terhadap bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor.
Terletak dalam jalur “ring of fire”, Indonesia memiliki jumlah gunung berapi paling banyak di dunia. Di Indonesia tercatat memiliki 130 gunung berapi yang merupakan 10% dari jumlah keseluruhan dunia. Dari 130 gunung berapi tersebut, 17 di antaranya masih aktif. Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik merupakan daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Dengan cakupan wilayah sepanjang 40.000 km daerah ini berbentuk tapal kuda. Lingkaran Api ini terdiri atas 452 gunung berapi dimana sekitar 75% menjadi rumah bagi gunung berapi dan tidak aktif. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5–6% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika .
Di sisi timur Cincin Api terbentuk akibat lempeng Nazca dan lempeng Cocos bertumbukan mendorong lempeng Amerika Selatan ke arah barat. Lempeng Pasifik dan lempeng kecil Juan de Fuca terdorong ke bawah lempeng Amerika Utara. Sepanjang sisi utara lempeng Pasifik bergerak kearah barat laut terdorong kebawah busur vulkanik Pulau Aleutian. Dibagian barat lempeng Pasifik terdorong sepanjang Semenanjung Kamchatka-Kurile diselatan Jepang. Di bagian selatan Lempeng Pasifik bertumbukan dengan banyak lempeng-lempeng kecil, yang terbentang dari Kepulauan Mariana, Philipina, Bougenville, Tonga sampai Selandia Baru.
Indonesia terltak diantara Cincin Api dan Sabuk Alpide yang membentang dari Nusa Tenggara, Bali, Jawa, Sumatra, terus ke Himalaya, Mediterania dan berujung di Samudra Atlantik. Inilah sebabnya di Indonesia banyak gunung berapi aktif dan banyak terjadi gempa seperti yang baru-baru ini terjadi di Sumatra Barat. Gunung-gunung berapi di Indonesia termasuk yang paling aktif dalam jajaran gunung berapi pada Ring of Fire. Gunung berapi di Indonesia terbentuk dalam zona subduksi lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia.
Ring Of Fire, apakah berhubungan dengan banyaknya kejadian bencana di Indonesia?
Ring of Fire (Cincin Api) adalah zona dimana terdapat banyak aktifitas seismik yang terdiri dari busur vulkanik dan parit-parit (palung) di dasar laut. Cincin Api memiliki panjang lebih dari 40000 km memanjang dari barat daya Amerika Selatan dibagian timur hingga ke sebelah tenggara benua Australia di sebelah barat. Pada zona yang disebut Cincin Api inilah banyak terjadi gempa dan letusan gunung berapi. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar di dunia terjadi di sepanjang Cincin Api ini.
Antar lempeng tersebut berubah posisi dan ukuran dengan kecepatan 1-10 cm per tahun, jika terjadi desakan antar lempeng secara horizontal, maka terjadi gempa bumi, namun apabila terjadi desakan antar lempeng secara vertikal maka akan terjadi letusan gunung berapi. Aktivitas magmatik ini berpotensi menyebabkan gempa bumi. Ketika lempeng bumi bergerak dapat terjadi tiga kemungkinan :
* lempeng-lempeng bergerak saling menjauhi sehingga memberikan ruang untuk dasar laut yang baru.
* lempeng saling bertumbukan yang menyebabkan salah satu lempeng terdesak kebawah dari lempeng yang lain.
* tepian lempeng meluncur tanpa pergesekan yang berarti.
Pergerakan lempeng yang beradu ini juga dapat menimbulkan tsunami. Tsunami adalah gelombang laut yang sangat besar. Indonesia yang merupakan negara yang memiliki titik gempa terbanyak di dunia (mencapai 129 titik) merupakan negara rawan gempa terbesar di dunia yang dapat menimbulkan gelombang tsunami.
Bencana selalu menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar. Untuk menyiasati hal tersebut, yang perlu dilakukan pemerintah adalah membangun dan mendidik masyarakat yang sadar dan tanggap terhadap bencana yang akan dan yang sedang terjadi. Adapun beberapa hal yang dapat disosialisasikan dan dilatihkan ke masyarakat antara lain adalah emerintah sebaiknya menyediakan sistem peringatan dini (misalnya sirine, detektor, alat komunikasi, dan lain-lain) yang dapat diandalkan terutama di daerah rawan bencana. Sehingga saat bencana terjadi, masyarakat langsung tahu apa yang harus dilakukan. Hal ini sudah dilakukan pemerintah, khususnya yang terkait dengan bencana tsunami, melalui TEWS (Tsunami Early Warning System). Penyebab timbulnya korban dengan jumlah yang cukup banyak adalah ketidaksiapan saat terjadi bencana sehingga muncul kepanikan.
About these ads
No comments:
Post a Comment