Proyek Museum Gayo Rp 5 Miliar Gagal
Senin, 2 Januari 2012 12:01 WIB
TAKENGON
- Proyek Pembangunan Museum Gayo di Takengon yang dananya bersumber
dari APBN 2011 senilai Rp 5 miliar dipastikan gagal dan dananya kembali
ke Pusat. Gagalnya proyek itu disebut-sebut karena adanya tarik menarik
kepentingan antara pejabat provinsi dengan Pemkab Aceh Tengah.
Dalam perencanaannya, Museum Gayo akan dijadikan wadah penyimpanan, iventarisasi, dan penyimpan situs sejarah Gayo. Museum itu sendiri direncanakan dibangun di lokasi Rumah Pitu Ruang (rumah adat Gayo) di Kampung Kemili, Kecamtan Bebesen, Aceh Tengah.
Anggota Komisi X DPR RI asal Aceh, Raihan Iskandar Lc, Minggu (1/1) mengatakan, biaya pembangunan Museum Gayo sudah dianggarkan dalam APBN 2011 sebesar Rp 5 miliar, namun hingga berakhirnya tahun anggaran 2011, proyek itu tidak terlaksana.
“Kegagalan itu tidak terlepas dari adanya perbedaan kepentingan bahkan tarik menarik antara sejumlah pejabat provinsi dengan Pemkab Aceh Tengah. Dana Rp 5 miliar yang berada pada Departemen Pariwisata dan Budaya RI kembali ke Pusat,” ungkap Raihan.
Menurut Raihan, selain untuk pembangunan museum, Pemerintah Pusat juga membantu pembangunan dermaga wisata di Kecamatan Lut Tawar, pinggiran Danau Laut Tawar senilai Rp 4 miliar. “itu juga gagal. Sangat kita sayangkan gagalnya kedua proyek tersebut,” kata Raihan.
Seharusnya, lanjut Raihan, pemerintah daerah tidak mengutamakan kepentingan pribadi dan tarik-menarik antara kepentingan Pemerintah Aceh dengan Pemkab Aceh Tengah. Apalagi, katanya, dana yang diplotkan itu merupakan dana pemerintah pusat melalui Direktorat Permeseuman Kementerian Pariwisata RI. “Seharusnya saling mendukung untuk merealisasikan proyek tersebut,” kata Raihan tanpa merinci bagaimana bentuk tarik menarik kepentingan tersebut.(min)
Dalam perencanaannya, Museum Gayo akan dijadikan wadah penyimpanan, iventarisasi, dan penyimpan situs sejarah Gayo. Museum itu sendiri direncanakan dibangun di lokasi Rumah Pitu Ruang (rumah adat Gayo) di Kampung Kemili, Kecamtan Bebesen, Aceh Tengah.
Anggota Komisi X DPR RI asal Aceh, Raihan Iskandar Lc, Minggu (1/1) mengatakan, biaya pembangunan Museum Gayo sudah dianggarkan dalam APBN 2011 sebesar Rp 5 miliar, namun hingga berakhirnya tahun anggaran 2011, proyek itu tidak terlaksana.
“Kegagalan itu tidak terlepas dari adanya perbedaan kepentingan bahkan tarik menarik antara sejumlah pejabat provinsi dengan Pemkab Aceh Tengah. Dana Rp 5 miliar yang berada pada Departemen Pariwisata dan Budaya RI kembali ke Pusat,” ungkap Raihan.
Menurut Raihan, selain untuk pembangunan museum, Pemerintah Pusat juga membantu pembangunan dermaga wisata di Kecamatan Lut Tawar, pinggiran Danau Laut Tawar senilai Rp 4 miliar. “itu juga gagal. Sangat kita sayangkan gagalnya kedua proyek tersebut,” kata Raihan.
Seharusnya, lanjut Raihan, pemerintah daerah tidak mengutamakan kepentingan pribadi dan tarik-menarik antara kepentingan Pemerintah Aceh dengan Pemkab Aceh Tengah. Apalagi, katanya, dana yang diplotkan itu merupakan dana pemerintah pusat melalui Direktorat Permeseuman Kementerian Pariwisata RI. “Seharusnya saling mendukung untuk merealisasikan proyek tersebut,” kata Raihan tanpa merinci bagaimana bentuk tarik menarik kepentingan tersebut.(min)
Editor : bakri
No comments:
Post a Comment