REDELONG |SuaraLeuserAntara|: Meski berada didaerah pedalaman,
semangat masyarakat setempat untuk mengibarkan merah putih terlihat di
Kampung Perdamaian, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah.
Menurut warga setempat, semenjak seruan mengibarkan merah putih
sebagai bentuk penolakan terhadap bendera dan lambang Aceh, sampai saat
ini kami masih mengibarkan Merah putih siang dan malam ungkap Nasri,
warga setempat kepada Susra Leuaer Antara, Sabtu (4/5/2013).
“ Kami sebenarnya tidak paham dengan kisruh bendera dan lambang Aceh
saat ini, karena kekurangan informasi dan tak ada informasi apapun
tentang bendera tersebut ”. Ujarnya.
“ Namun demikian sebagai warga negara Indonesia, mengibarkan merah
putih, menurut saya pasti tidak salah. Kecuali bendera lain yang
melanggar hukum.” Ungkap Nasri.
“ Kami tidak menurunkan bendera ini sebelum ada pemberitahuan untuk diturunkan” jelas Nasri.
Kampung Perdamain berjarak 20 kilo meter dari Kampung Belang Rakal,
mayoritas masyarakatnya untuk menopang ekonomi keluarga sebagai petani
kopi. Meski kampung tersebut masih terisolir namun semangat kecintaan
terhadap NKRI masih mereka tunjukan.
Semasa konplik Aceh kampung tersebut banyak ditinggalkan para warga
petani disana, akibatnya banyak kebun terlantar. Menurut Nasri kampung
ini dulunya sudah ramai, namun sekarang tidak seramai dahulu kenang
Nasri.
“ Awalnya saya juga bertanya-tanya dalam hati, kenapa mengibarkan
bendera siang dan malam ? Hal ini mengingatkan saya semasa konflik Aceh.
Akhirnya seorang tetangga yang mengetahui alasan mengibarkan bendera
ini adalah bentuk penolakan terhadap bendera dan lambang Aceh.” Pungkas
Nasri. (BsG)
No comments:
Post a Comment