Gol A Gong : Menulis itu Ibadah, Mengabdi Kepada Pembaca
Takengon | Lintas Gayo – Menjadi
seorang penulis ternyata merupakan pekerjaan yang mengaysikkan, selain
bisa bermanfaat bagi orang lain, menulis juga akan mengasah huruf-huruf
yang tertidur didalam otak. Itu kata Gol A Gong seorang penulis novel
saat berbagi pengalamannya di Wahana Apresiasi (Wapres) Cafe, Selasa, 7
Mei 2013. Ternyata ingin mengabdi kepada pembacanya lewat novel-novel
yang ditulisnya.
“Saya jadi penulis, karena ingin
mengabdi kepada pembaca, ini merupakan pesan yang selalu ditanamkan oleh
orang tua saya dan istri tercinta”, kata pemilik nama asli Heri
Hendrayana Harris ini.
Dia menceritakan, dengan mengabdi kepada
pembaca dirinya memancangkan niat untuk menciptakan generasi penulis
dan generasi pembaca. ”Keuntungan menjadi penulis adalah kaya hati,
karena menulis ibadah dengan membuat orang membaca menjadi terhibur
sekaligus memberikan pencerahan”, ujarnya.
Pengabdian kepada pembaca, dilakukannya
karena tidak meratanya dunia literasi di Indonesia. “Dunia literasi
tidak merata di Indonesia, literasi hanya dimiliki oleh kalangan
intelektual saja sedangkan yang lain tidak, contohnya kita berbicara
menulis disini belum tentu tukang becak bisa mengerti apa yang kita
bicarakan”, lanjutnya.
Karena itulah, Gol A Gong yang mendapat
persetujuan istrinya mendirikan Rumah Dunia yang dijadikannya sebagai
pusat sumber belajar bagi semua kalangan yang ingin menulis dan mambaca.
“Rumah Dunia yang saya dirikan, tidak
hanya diikuti oleh kalangan intelektual saja akan tetapi semua kalangan
yang ingin belajar boleh kesana, dan saat ini saya telah membimbing
beberapa orang yang awalnya tak paham literasi untuk menulis, dan kini
mereka rata-rata telah memiliki buku”, ungkap Gol A Gong.
Gol A Gong juga pernah merasa bersalah
kepada anak-anaknya, dikesibukannya membimbing orang-orang untuk bisa
menjadi penulis, ternyata ada yang terlupakan untuk bisa mencurahkan
perhatiannya kepada anak-anaknya. ”Saya juga merasa bersalah kepada
anak-anak saya, saya jarang membimbing mereka “, kata Gol A Gong
terharu.
Namun, ditengah kesibukannya di Rumah
Dunia untuk membimbing orang-orang yang belajar disana, sang anak juga
turut memperhatikan apa yang dijarkan oleh ayahnya itu, alhasil setahun
setelahnya, anak Gol A Gong sudah merampungkan sebuah novel.
“Saya terkejut, anak saya bisa membuat
novel, setelah ada penerbit yang mau menerbitkan novel anak saya, saya
tidak berani membacanya, hanya memberikan kepada istri”, kenang Gol A
Gong.
Diskusi menulis bersama si penulis
Balada si Roy ini difasilitasi Komunitas Seni Budaya Lintas Gayo
(KSB-LG) bekerjasama dengan Wapres Cafe Takengon. Moderator acara ini
dipercayakan kepada pembina KSB-LG, Khalisuddin. Acara berlangsung
semarak penuh keakraban serta diisi beberapa pembacaan puisi dan lagu
Gayo. (Darmawan Masri/red.03)
No comments:
Post a Comment