Rabu, 15 Agustus 2012
SEJARAH GAYO (KEKEBEREN): Kerajaan Linge, Kerajaan Islam Pertama Di Aceh
Berikut
ini rekaman wawancara tentang Kekeberen / Sejarah Gayo (Khususnya) dan
Aceh (umumnya), yang disampaikan oleh Alm. Tengku Hadji Ilyas Leube
disuatu malam pada tanggal 26 Oktober 1976.
Dari rekaman berformat mp3 (56,9 MB) yang berdurasi 121 menit 18 detik ini, kita akan mengetahui secara detail cerita tentang asal usul suku Gayo. Mulai dari kisah Kerajaan Linge yang dipimpin oleh Raja Genali, seorang raja beragama Islam, yang berasal dari Rum (Turki). Beliau lebih dikenal dengan sebutan Tengku Kawe Tepat (oleh orang Aceh) atau Tengku Kik Betul (sebutan oleh orang Gayo). Termasuk kisah perjalanan dari masing-masing keturunannya, mulai dari Raja Linge yang Pertama hingga keturunan Raja Linge ke 17.
Dalam rekaman ini juga mengisahkan bagaimana Tengku Abdullah Kanaan (berasal dari Arab) bersama 300 muridnya (termasuk Tengku Johansyah, putra Raja Linge ke I ) menyebarkan Islam dari Wih Ben (Bahasa Gayo) atau Bayeun (Bahasa Aceh) ke Pereulak, kemudian Linge, Angkup, Tamar, Geulumpang hingga ke wilayah Kerajaan Kute Reje di Blang Krak Sibreh.
Menurut Alm. Tengku Ilyas Leube, cerita Kekeberen (Sejarah Gayo) ini diperoleh dari Kakeknya, selain itu juga hasil penyelidikan oleh Alm. Tengku M.Yunus Jamil, yaitu seorang Ahli Sejarah Gayo dan Aceh, yang pernah tinggal di Ulee Lheu.
Dari cerita yang dibagi 2 sesi ini, dikatakan bahwa Kerajaan Linge (di Buntul Linge, Tanah Gayo) lebih dulu mengenal Islam daripada kerajaan-kerajaan di Aceh. Disebutkan juga Raja-raja yang memerintah di Aceh merupakan keturunan Raja Linge. Seperti Meurah Silu adalah Sultan Malikussaleh (dalam bahasa arab), dia merupakan Orang Gayo yang menyatukan sejumlah kerajaan kecil di daerah Peureulak, yang akhirnya menjadi Sultan Pertama di Kerajaan Pasai yang berada di daerah Samudera Geudong, Aceh Utara dan Meurah Johan atau Johansyah yang kemudian menjadi Sultan Aceh Pertama yang memimpin Kesultanan Kute Reje.
Setelah mendengarkan potongan cerita ini, kita juga akan mengetahui (bagi yang belum pernah dengar/mengetahui), apa yang tertulis pada Bendera milik Kerajaan Linge. Tidak hanya itu, beberapa hal lainnya seperti kisah pertempuran antara Kerajaan Pereulak dengan Kerajaan Sriwijaya selama 20 tahun, kenapa negeri Isaq tidak boleh disebut Isak (pakai huruf K), apa arti dan makna kata Gayo (dalam beberapa versi), awal mula fungsi Guel Canang, benarkah marga Ginting Pase (sebuah marga yang minoritas dan terasing di Tanah Karo) adalah keluarga dari Kerajaan Pase yang keluar dari Lhokseumawe karena tidak mau masuk islam, Siapakah wanita terbaik Aceh yang berasal dari Tanah Gayo, hingga mengapa semua Raja-raja di Aceh harus “ber-abang†(tutur abang) kepada Raja Linge.
Kemudian, apa yang membuat kerajaan Aceh mengirimkan 801 buah armada Kapal Perangnya (termasuk Armada Cakra Donya) dan mau membantu Malaysia (malaka) bertempur melawan Portugis? Dan apa hadiah yang diberikan Sultan Johor kepada Raja Linge ke 12, setelah sukses memimpin pasukan dalam menaklukkan Portugis? Lalu benarkah Gajah Putih yang selama ini disebut-sebut sebagai jelmaan Bener Merie (Bener Meriah, saat ini menjadi salah satu nama Kabupaten di Aceh) hanya berawal dari Gambar seekor Gajah yang dilihat oleh Puteri dari sebuah Goresan Kapur Mangas, yang ditulis oleh Sengeda diatas Pelepah Pinang yang terletak pada pagar Istana? Darimana asal nama Daerah Timang Gajah (di Bener Meriah) dan Sigli serta kaitannya dengan proses pencarian Gajah Putih? Serta Bagaimana hubungan antara Gayo, Karo dan Aceh serta daerah-daerah disekitarnya pada saat itu?
Semua jawaban dan penjelasan akan anda dapatkan setelah mendengarkan rangkaian Cerita berbahasa Gayo yang disampaikan oleh Seorang Ulama, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Perjuangan keturunan Raja Linge yang berasal dari Tanah Gayo ini.
Sumber : www.uwein.multiply.com - www.kuldonk.multiply.com - www.fajriboy.multiply.com - www.uranggayo.wordpress.com
Dari rekaman berformat mp3 (56,9 MB) yang berdurasi 121 menit 18 detik ini, kita akan mengetahui secara detail cerita tentang asal usul suku Gayo. Mulai dari kisah Kerajaan Linge yang dipimpin oleh Raja Genali, seorang raja beragama Islam, yang berasal dari Rum (Turki). Beliau lebih dikenal dengan sebutan Tengku Kawe Tepat (oleh orang Aceh) atau Tengku Kik Betul (sebutan oleh orang Gayo). Termasuk kisah perjalanan dari masing-masing keturunannya, mulai dari Raja Linge yang Pertama hingga keturunan Raja Linge ke 17.
Dalam rekaman ini juga mengisahkan bagaimana Tengku Abdullah Kanaan (berasal dari Arab) bersama 300 muridnya (termasuk Tengku Johansyah, putra Raja Linge ke I ) menyebarkan Islam dari Wih Ben (Bahasa Gayo) atau Bayeun (Bahasa Aceh) ke Pereulak, kemudian Linge, Angkup, Tamar, Geulumpang hingga ke wilayah Kerajaan Kute Reje di Blang Krak Sibreh.
Menurut Alm. Tengku Ilyas Leube, cerita Kekeberen (Sejarah Gayo) ini diperoleh dari Kakeknya, selain itu juga hasil penyelidikan oleh Alm. Tengku M.Yunus Jamil, yaitu seorang Ahli Sejarah Gayo dan Aceh, yang pernah tinggal di Ulee Lheu.
Dari cerita yang dibagi 2 sesi ini, dikatakan bahwa Kerajaan Linge (di Buntul Linge, Tanah Gayo) lebih dulu mengenal Islam daripada kerajaan-kerajaan di Aceh. Disebutkan juga Raja-raja yang memerintah di Aceh merupakan keturunan Raja Linge. Seperti Meurah Silu adalah Sultan Malikussaleh (dalam bahasa arab), dia merupakan Orang Gayo yang menyatukan sejumlah kerajaan kecil di daerah Peureulak, yang akhirnya menjadi Sultan Pertama di Kerajaan Pasai yang berada di daerah Samudera Geudong, Aceh Utara dan Meurah Johan atau Johansyah yang kemudian menjadi Sultan Aceh Pertama yang memimpin Kesultanan Kute Reje.
Setelah mendengarkan potongan cerita ini, kita juga akan mengetahui (bagi yang belum pernah dengar/mengetahui), apa yang tertulis pada Bendera milik Kerajaan Linge. Tidak hanya itu, beberapa hal lainnya seperti kisah pertempuran antara Kerajaan Pereulak dengan Kerajaan Sriwijaya selama 20 tahun, kenapa negeri Isaq tidak boleh disebut Isak (pakai huruf K), apa arti dan makna kata Gayo (dalam beberapa versi), awal mula fungsi Guel Canang, benarkah marga Ginting Pase (sebuah marga yang minoritas dan terasing di Tanah Karo) adalah keluarga dari Kerajaan Pase yang keluar dari Lhokseumawe karena tidak mau masuk islam, Siapakah wanita terbaik Aceh yang berasal dari Tanah Gayo, hingga mengapa semua Raja-raja di Aceh harus “ber-abang†(tutur abang) kepada Raja Linge.
Kemudian, apa yang membuat kerajaan Aceh mengirimkan 801 buah armada Kapal Perangnya (termasuk Armada Cakra Donya) dan mau membantu Malaysia (malaka) bertempur melawan Portugis? Dan apa hadiah yang diberikan Sultan Johor kepada Raja Linge ke 12, setelah sukses memimpin pasukan dalam menaklukkan Portugis? Lalu benarkah Gajah Putih yang selama ini disebut-sebut sebagai jelmaan Bener Merie (Bener Meriah, saat ini menjadi salah satu nama Kabupaten di Aceh) hanya berawal dari Gambar seekor Gajah yang dilihat oleh Puteri dari sebuah Goresan Kapur Mangas, yang ditulis oleh Sengeda diatas Pelepah Pinang yang terletak pada pagar Istana? Darimana asal nama Daerah Timang Gajah (di Bener Meriah) dan Sigli serta kaitannya dengan proses pencarian Gajah Putih? Serta Bagaimana hubungan antara Gayo, Karo dan Aceh serta daerah-daerah disekitarnya pada saat itu?
Semua jawaban dan penjelasan akan anda dapatkan setelah mendengarkan rangkaian Cerita berbahasa Gayo yang disampaikan oleh Seorang Ulama, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Perjuangan keturunan Raja Linge yang berasal dari Tanah Gayo ini.
Sumber : www.uwein.multiply.com - www.kuldonk.multiply.com - www.fajriboy.multiply.com - www.uranggayo.wordpress.com
No comments:
Post a Comment