Gayo Lebih Tua dari Batak, apalagi Jepang
Konjen Jepang; Ruar Biasa ! Gayo Lebih Tua dari Batak, apalagi Jepang
Takengon | Lintas Gayo - Consulate-General (Konjen) Jepang untuk wilayah pulau Sumatera, Yuji Hamada beberapa kali menyebut “Luar Biasa” atas penemuan artefak dan ekofak kehidupan manusia pra sejarah di Tanoh Gayo oleh para Arkeolog Medan pimpinan Ketut Wiradnyana.
Ungkapan apreasiasi ini dilontarkan saat berkunjung ke lokasi ekskavasi (penggalian penelitian arkeologi) loyang (gua-red) Ujung Karang Kebayakan Aceh Tengah, Jum’at 21 September 2012 ditemani Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Aceh Tengah, Drs. Ishak.
“Saya baru pertama kali datang ke Takengon, dan saya sangat terharu melihat bukti kehidupan pra sejarah manusia Asia ditemukan di sini,” kata Yuji Hamada kepada Lintas Gayo.
Dia lebih takjub saat mengetahui jika bukti kehidupan pra sejarah di Gayo ternyata lebih kuno (tua-red) dari Batak Sumatera Utara. “Disini, di Takengon ternyata ada bukti kehidupan Melayu Kuno, luar biasa sekali,” cetus Yuji Hamada yang ternyata berlatarbelakang akademik Antropologi tersebut.
Atas bukti sejarah tersebut, dia menegaskan dunia harus tau. “Ini bukan saja kekayaan sejarah Indonesia, tapi dunia khususnya Asia pasifik, karena rata-rata Austronesia tersebar di Asia Pasifik termasuk juga Amerika dan Madagaskar. Jepang saja masih 2000 tahun yang lalu, ini 7000 tahun lalu, luar biasa,” kata Yuji Hamada.
Ditanya tujuan lain atas kunjungannya ke Aceh Tengah, Konjen yang sangat fasih berbahasa Indonesia ini mengaku untuk meninjau proses pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan namun dia ingin melihat temuan bukti sejarah tersebut untuk kesempatan pertama tiba di Takengon.
Janji Upayakan Seminar Internasional
Dia berjanji akan menyampaikan yang dilihatnya di loyang Ujung Karang tersebut kepada siapapun yang dia biasa dan akan menjajaki kemungkinan digelarnya seminar internasional membahas sejarah Gayo, khususnya terkait temuan tersebut.
Takengon | Lintas Gayo - Consulate-General (Konjen) Jepang untuk wilayah pulau Sumatera, Yuji Hamada beberapa kali menyebut “Luar Biasa” atas penemuan artefak dan ekofak kehidupan manusia pra sejarah di Tanoh Gayo oleh para Arkeolog Medan pimpinan Ketut Wiradnyana.
Ungkapan apreasiasi ini dilontarkan saat berkunjung ke lokasi ekskavasi (penggalian penelitian arkeologi) loyang (gua-red) Ujung Karang Kebayakan Aceh Tengah, Jum’at 21 September 2012 ditemani Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Aceh Tengah, Drs. Ishak.
“Saya baru pertama kali datang ke Takengon, dan saya sangat terharu melihat bukti kehidupan pra sejarah manusia Asia ditemukan di sini,” kata Yuji Hamada kepada Lintas Gayo.
Dia lebih takjub saat mengetahui jika bukti kehidupan pra sejarah di Gayo ternyata lebih kuno (tua-red) dari Batak Sumatera Utara. “Disini, di Takengon ternyata ada bukti kehidupan Melayu Kuno, luar biasa sekali,” cetus Yuji Hamada yang ternyata berlatarbelakang akademik Antropologi tersebut.
Atas bukti sejarah tersebut, dia menegaskan dunia harus tau. “Ini bukan saja kekayaan sejarah Indonesia, tapi dunia khususnya Asia pasifik, karena rata-rata Austronesia tersebar di Asia Pasifik termasuk juga Amerika dan Madagaskar. Jepang saja masih 2000 tahun yang lalu, ini 7000 tahun lalu, luar biasa,” kata Yuji Hamada.
Ditanya tujuan lain atas kunjungannya ke Aceh Tengah, Konjen yang sangat fasih berbahasa Indonesia ini mengaku untuk meninjau proses pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan namun dia ingin melihat temuan bukti sejarah tersebut untuk kesempatan pertama tiba di Takengon.
Janji Upayakan Seminar Internasional
Dia berjanji akan menyampaikan yang dilihatnya di loyang Ujung Karang tersebut kepada siapapun yang dia biasa dan akan menjajaki kemungkinan digelarnya seminar internasional membahas sejarah Gayo, khususnya terkait temuan tersebut.
Klik gambar untuk perbesar
No comments:
Post a Comment