Selogan Lambang Kerajaan Kutai Mulawarman
Selogan Lambang Kerajaan Kutai Mulawarman adalah “TUAH EMBA ARAI’ Mengenai lambang Kerajaan Kutai Martapura adalah “LEMBU NGERAM’
oleh
Selogan lambang Kerajaan Kutai Martapura adalah “TUAH EMBA ARAI’ yang mengadung arti dan makna sebagai berikut :
Tuah adalah sesuatu yang
bermanfaat dapat disebut ilmu, atau kekuatan dan kesaktian seseorang,
bahkan suatu keberuntungan karma dalam keseharian orang kutai selalu
menyebut “mudah mudahan anaku beuntung betuah” atau jika anaknya
mendapat sesuatu yang dapat membanggakan orang lain dan keluarganya maka
orang kutai menyebutnya “andok anak beuntung betuah” itulah semacam
kebanggaan dan penghargaan pada sang anak.
Emba artinya mencari alas an
untuk hidup dimana manusia harus berusaha mencari sesuatu yang
dijadikan bekal hidup yang lebih baik, dalam hidup dan mati manusia
harus meninggalkan hal yang berguna bagi dirinya, keluarga, dan
bangsanya, karena hidup ini harus dipenuhi dengan nafkah menutut ilmu
maupun nafkah secara batin.
Arai artinya menciptakan
sesuatu karya yang bermanfaat bagi kehidupan baik keluarga maupun
bermasyarakat sehingga dihargai, adapun karya itu berbagai hal
menyangkut kehidupan manusia di dunia dan dapat dirasakan oleh orang
lain.
Mengenai lambang Kerajaan Kutai Martapura
adalah “LEMBU NGERAM’ yang mengadung arti dan makna secara yogini
menurut ritus agama hindu aliran siswatis yang dianut oleh para
raja-raja kutai jaman dahulu sebagai berikut :
Telur Sakan adal lambang
cikal bakal keturunan yang melahirkan raja-raja dari keturunan orang
yang dihargai dan di hormati serta dianggap sakti dan berdarah peri,
karma hanya orang berdarah bangsawanlah yang boleh menjadi raja.
Wujud lembu ngeram di
gambarkan berbadan binatang lembu (sapi atau kerbau), bersayap
rembewang, berkepala dan berparuh serta bermahkota tumbau, berkuku
sakan, artinya :
Badan lembu, adalah seorang
raja harus memiliki jiwa raga baik jasmani maupun rohani yang suci dan
tulus serta iklas seperti lembu tunggangan batara guru yang iklas
membawanya kemana pergi dalam memberikan petuah pada umatnya lambang
dewa batara guru inilah menjadi dasar-dasar falsafah penegak derajat
hidup kaum bangsawa dalam mengaromi rakyatnya.
Bersayap rembewang artinya
rembewang adalah gaganeswara seekor burung yang dapat menjangkau bumi,
air, laut, dan angkasa dalam menegakan kekuasan dan dapat menaungi
wilayah kekuasannya artinya raja dapat menjaga ketentraman hidup rakyat
disegala penjuru wilayah kekuasaanya.
Berkepala, berparuh dan
bermahkota tumbau, artinya raja itu mempunyai kepandaian dengan
berdiplomasi raja dapat menundukan lawanya, karma itu titah atau sabda
raja adalah hukum bagi kaula dan rakyatnya, dan mahkota tumbau adalah
lambang dewa kresna yang memiliki keagungan budi pekerti dan kepandaian
serta sebagai dewa pemelihara alam.
Berkuku sakan, artinya
kekuatan raja dalam menegakan hukum dan aturan, adalah senjata dalam
mempertahankan kekuasaan serta melindungi rakyatnya.
Begitula mistis yang terkandung dalam
cerita legenda tersebut, mengenai berbagai persoalan terjadi di negeri
kutai sejaman itulah kerajaan ini telah pula dikenal sampai ke luar
negeri bahkan kerajaan kutai ini berkuasa selama 1255 tahu lamanya,
hingga Negara kerajaan ini menjadi Negara kerajaan pertama di Nusantara.
Berdirinya ayu dan rebahnya ayu mengandung arti dan makna bahwa upacara
tersebut memiliki awal dan akhir, serta upacara besawai menjamu,
merangin, berarti upacara ini mempunyai wawasan luas menghormati semua
kemumulan, kejuntaian, serta pengalasan yang ada ditanah Kutai pada
zaman dahulu.
No comments:
Post a Comment