MISTERI NASKAH LAUT MATI
Pada pertengahan abad 20, sekitar setengah abad yang lalu,
terdapat dua penemuan arkeologi yang menggemparkan bagi dunia Kristen.
Pertama, penemuan teks Injil Thomas di Nag Hamadi-Mesir pada tahun
1945. Dua tahun setelahnya, 1947, terjadi penemuan kedua berupa
gulungan manuskrip di Qumran dekat Laut Mati, yang kemudian dikenal
dengan Gulungan Laut Mati (The Dead Sea ScroIIs).
Bagi
sebagian orang, dua peristiwa besar ini juga penemuan-penemuan
arkeologis Iain yang berkaitan-, terkadang disikapi sebagai peristiwa
biasa yang menghiasi majalah dan koran-koran di Barat -di Indonesia
informasi tentang haI ini amatlah jarang ditemukan-. Namun jika kita
mengikuti perintah Allah
dalam al-Qur'an agar kita selalu melihat dan merenungkan kejadian di
dunia ini, maka dua penemuan itu menjadi hal yang sangat luar biasa,
apalagi bagi para pengkaji agama, khususnya bagi mereka yang getol
menyuarakan paham pluralisme agama. Sebab dua penemuan tersebut
tidaklah berhenti sebatas penemuan arkeologi, namun berlanjut pada
kajian-kajian yang berpengaruh terhadap mainstream kehidupan beragama
bagi pemeluk agama tertentu (Kristiani) yang pada gilirannya
mempengaruhi hubungan antar agama, khususnya pada kedekatan pemahaman
teologis.
Kajian-kajian tentang the Dead Sea Scrolls amatlah banyak, diantaranya yang membuat geger dunia Kristen adalah laporan Barbara Theiring, dalam bukunya "Jesus the Man". Dari penelitiannya selama 20 tahun terhadap naskah Laut Mati, Barbara Theiring mampu menyuguhkan sosok Yesus sebagai seorang manusia, yang menikah (bahkan berpoligami), juga meninggal secara wajar dan bukan ditiang salib. Secara umum, kajian terhadap Naskah Laut Mati, lebih menempatkan Yesus sebagai sosok manusia yang pernah ada dalam sejarah, dan bukan sosok imajiner yang kemudian di mitoskan dan disembah. Setidaknya, inilah inti terpenting dari hasil kajian Naskah Laut Mati.
Kajian-kajian tentang the Dead Sea Scrolls amatlah banyak, diantaranya yang membuat geger dunia Kristen adalah laporan Barbara Theiring, dalam bukunya "Jesus the Man". Dari penelitiannya selama 20 tahun terhadap naskah Laut Mati, Barbara Theiring mampu menyuguhkan sosok Yesus sebagai seorang manusia, yang menikah (bahkan berpoligami), juga meninggal secara wajar dan bukan ditiang salib. Secara umum, kajian terhadap Naskah Laut Mati, lebih menempatkan Yesus sebagai sosok manusia yang pernah ada dalam sejarah, dan bukan sosok imajiner yang kemudian di mitoskan dan disembah. Setidaknya, inilah inti terpenting dari hasil kajian Naskah Laut Mati.
No comments:
Post a Comment