Misi kristenisasi di Indonesia
Oleh: Ustadz Bernard Abdul Jabbar (Mantan Misionaris) |
Misi kristenisasi di Indonesia : Menyambut impian 2020 sebagai tahun tuaian (masa panen) Kristen
- Riwayat kristenisasi di Indonesia serentang dengan datangnya penjahat
kolonial, selama lebih dari tiga abad Indonesia dijajah oleh Spanyol,
Portugis, Belanda dan Inggris. Status sebagai negara berpenduduk Muslim
terbesar di dunia sekaligus memiliki kekayaan alam yang melimpah
menjadikan Indonesia menjadi ladang subur dan target penting bagi misionaris dan kolonialis, ibaratnya Indonesia adalah bunga desa yang banyak dipuja yang menjadi rebutan.
VOC atau perusahaan Belanda di Hindia Timur yang dibentuk pada
tahun1602 merupakan wakil imperialisme di Asia Tenggara. Latourette
dalam “A History of Cristianity” mengakui,” prinsip dan kaidah Kristen
dalam kebijakan-kebijakan imperialisme memerankan peranan yang sangat
banyak “. Aqib Suminto dalam Politik Islam Hindia Belanda menuturkan
bagaimana pada 1661 VOC melarang umat Islam untuk melaksanakan ibadah
Haji, kebijakan ini merupakan realisasi anjuran Bogart, seorang Katholik
ekstrim di parlemen Belanda. Bogart menilai para haji sangat berbahaya
secara politis, karena itu melarang perjalanan ibadah haji jauh lebih
baik ketimbang menembak mati para haji itu.
Dalam menjalankan misi kristenisasi,
VOC meniru cara-cara yang dilakukan Spanyol dan Portugis yaitu cara
memaksa, penjajah Belanda memaksa rakyat pribumi untuk menerima ajaran
Kristen, sebaliknya jika ada belanda yang masuk Islam maka akan
dihentikan segala pembelanjaannya dan orang itu akan ditangkap dan
dikeluarkan dari wilayahnya. Perlindungan kaum imperialis kepada
misionaris memiliki posisi penting dimasyarakat,Ketika Indonesia
merdeka, orang orang Kristen menduduki jabatan-jabatan penting dalam
pemerintahan dan memiliki pengaruh besar dalam percaturan politik.
Perubahan dalam mukadimah UUD 45 dari ”Ketuhanan yang Maha Esa dengan
menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan
yang Maha Esa”, merupakan contoh kuatnya pengaruh Kristen di Indonesia,.
Selanjutnya setiap rancangan undang-undang atau peraturan pemerintah
yang dianggap menguntungkan kaum Muslimin selalu ditolak keras oleh
kalangan Kristen, misal dalam rencana undang undang peradilan agama1989.
Sebaliknya, yang dianggap dapat menjauhkan kaum Muslimin dari ajaran
Islam selalu didukung penuh, seperti dalam perdebatan RUU perkawinan
1973. Juga berbagai konflik sejak dulu sampai sekarang yang melibatkan
pemeluk Islam dan Kristen di Kalimantan , NTT, Poso, Maluku, Irian,
Ambon, sebenarnya adalah buah dari aktivitas Kristenisasi yang tak
kunjung padam dan dipadamkan. Lebih lagi ketika mereka mencanangkan
untuk menguasai Indonesia menjadi Negara Kristen sebagai batas target
tahun2020 dijadikan sebagai tahun tuaian(panenan) untuk menjadikan
Indonesia menjadi 50% orang Kristen dan 50% orang Islam maka mereka
mengupayakan pulau Kalimantan menjadi Island Christ (pulau Kristus),
Manokrawi menjadi kota Injil, Papua atau Irian menjadi tanah Yesus.
Bahkan dalam Jubelium memperingati 150 tahun Berdirinya HKBP pada hari
Minggu tanggal 4 Desember 2011 di gelora senayan, yang juga di hadiri
oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono, Ephorius(pemimpin) HKBP meminta
untuk menjadikan Tapanuli utara sebagai propinsi tersendiri yang akan
dipimpin oleh orang suku batak yang Kristen.
Amanat Agung yang mereka jalankan
Dasar mereka menjalankan misi
ini adalah didasari karena perintah agama sebagai mana termaktub dalam
surat Matius pasal 28 ayat 19-20 : “Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dengan nama Bapak, anak dan
Roh kudus. Dan ajarlah mereka melakukan sesuatuyang telah kuperintahkan
kepadamu,.”
Ayat ini dikenal sebagai “AMANAT AGUNG” (The Great Commandment) sebagai
perintah yang sangat kuat, walaupun sebenarnya menurut pakar kristologi
dari golongan mereka menyatakan ini adalah ayat palsu yang ditambahkan
sebagai upaya melegitimasi apa yang mereka lakukan.
Karena itu mereka sangat ngotot menjalankan misi
ini, tak mengherankan juga seluruh komponen dikerahkan merumuskan
berbagai strategi cara untuk serta merta mengkristenkan dunia ini.
Seribu jalan kristenisasi Menuju Negara Kristen Republik Indonesia
Banyak jalan yang ditempuh misionaris
guna dapat memuluskan target besar mereka untuk dapat menjadikan
Indonesia ini Negara Kristen seperti yang diungkap Media Dakwah (edisi
Juni 1990 ) yang memuat bocoran keputusan dewan gereja Indonesia di
Jakarta Tanggal 31 September 1979 perihal program jangka panjang
kristenisasi 50 tahun di Indonesia yang jatuh pada tahun 2020 nanti dan
juga program kristenisasi di Indonesia yang disadur majalah Cresent
terbitan Kanada yang intinya bertujuan untuk meningkatkan populasi umat
Kristen agar sama dengan umat Islam di Indonesia. Ini dilakukan dengan
mempropagandakan program keluarga berencana kepada kaum Muslimin dengan
membatasi jumlah kelahiran dengan slogan “dua anak cukup”, “perempuan
laki sama saja” dan mengharamkanya bagi kalangan Kristen, bahkan mereka
dianjurkan untuk memperbanyak jumlah anak bahkan doktrin yang banyak
tersebar dikalangan Kristen sendiri adalah barang siapa yang
mempraktekkan KB akan menanggung dosa dan melawan doktrin gereja dan
barang siapa yang melakukan pembatasan kelahiran dianggap sebagai
pembunuh orang Kristen dan telah hilang kemuliaan ini sesuai dengan
perintah bible kitab kejadian pasal 1 ayat 27 – 28. Sejalan dengan
perkembangan waktu dan cara ini kemudian dirubah dengan cara halus
dengan program “cesarisasi” bagi ibu-ibu muslim yang akan melahirkan
dengan mengupayakan memperbanyak dokter- dokter sepesialis kebidanan
dan kandungan dari golongan mereka,membangun klinik dan rumah sakit
bersalin, bekerja sama dengan bidan-bidan untuk merujuk ke rumah
bersalin dan klinik mereka dengan imbalan yang menggiurkan.
Sejalan dengan itu pula dibidang pemerintahan jabatan jabatan strategis
harus dipegang oleh orang Kristen baik ditingkat Eksekutif ataupun
Yudikatif, Gubernur, Bupati, Walikota ataupun jabatan-jabatan strategis
lainnya sehingga mereka dengan mudah mengontrol seluruh jalanya
pemerintahan, karena itu peran partai Kristen sangat diperlukan untuk
usaha tersebut. Mereka mendirikan Partai Damai Sejaterah (PDS) yang
sampai hari ini gagal mengikuti pemilu 2014 karena tdk masuk dalam
klarifikasi partai peserta pemilu. Partai ini diketuai oleh seorang
pendeta yaitu DR.Ruyandi Hutasoit yang pada tahun 2005 di Surabaya
pernah mengatakan, “sudah saatnya umat Kristen harus menguasai struktur
dan sistem walaupun kita tidak menguasai massa, tetapi kalau kita kuasai
sistem itu, disini kita punya tantangan yang besar dan salah satu yang
harus kita garap kuat adalah KPK(komisi Pemberantasan Korupsi) itu sudah
jelas banyak orang yang beragama Kristen disitu dan kita punya target
juga kita akan bongkar semua, khususnya para tokoh-tokoh pejabat Muslim
ini, untuk bisa dibongkar semua kasus korupsinya hingga bisa rusak citra
mereka dimata umum, jadi ini sekenario besar dan terselubung yang ….apa
namanya harus dirancang secara sistematik ke depan buat kita, terus
menyiapkan kader-kader PDS ke semua jajaran terutama di yudikatif itu
adalah lembaga yang sangat pontensial dimana banyak SDM Kristen yang
punya kekuatan punya kemampuan untuk didalam ini, sudah punya kekuatan
yuridis juga melakukan judifikasi terhadap pejabat-pejabat yang sudah
keluar dari jalur moral, etika ataupun sistem yang ada. Nah kita
budayakan dan manfaatkan link kita di KPK supaya itu harus terus
berlanjut semakin lama semakin hari juga akan menegakan eksistensi orang
orang Kristen yang ada dipemerintahan, dengan memberikan negative
tinking kepada pejabat-pejabat Muslim.” Dan lebih lanjut lagi DR
Ruyandi Hutasoit mengemukakan : “Sudah saatnya istana Negara, terpampang
lukisan Tuhan Yesus, atau lukisan perjamuan kudus, sudah saatnya di
istana berkumandang lagu pujian dan penyembahan bagi sang raja disurga,
sudah saatnya dari istana Negara dinaikan doa doa syukur ! sudah saatnya
di istana merdeka diadakan kebaktian, ibadah, persekutuan doa dari
orang-orang Kristen! Ingat ! kita adalah pemenang mari kita bersatu dan
mari kita bergandeng tangan!.”
Dengan ambisi yang begitu besar ini, mereka ingin menguasai beberapa
pulau seperti Kalimantan, Papua, dan juga Jawa. Mereka berusaha untuk
memenangkan pilkada atau pilgub ditempat masing-masing dan ini terlihat
banyak kekalahan mayoritas Islam disetiap pemilihan kepala daerah
seperti di Kalimantan barat dan tengah yang mayoritas muslim, dapat
dikalahkan oleh minoritas kristen karena memang Kalimantan adalah target
untuk dikuasai dengan menjadikan sebagai pulau Kristus. Tak menutup
kemungkinan pulau pulau lainnya seperti Jawa, Sumatra menjadi sasaran
untuk mereka kuasai.
Rencana dan setrategi baru
Pada tahun 2005 kaum Kristen telah merencanakan manuver baru dalam
merealisasikan rencana tuaian 2020 dengan mempergunakan strategi Matius
10 ayat 16 “licik seperti ular santun bagai merpati” dengan menamakan
gerakan penuaian jiwa dan transformasi sebagai proyek kristenisasi
terbesar dengan melibatkan semua element baik Kristen protestan ataupun
Kristen Khatolik dan di tahun 2020 ditargetkan sebagai tahun
keberhasilan sebagaimana disampaikan oleh pendeta DR Jeff Hammond dalam
bukunya “Transformasi Indonesa”. Sejak peristiwa G30S PKI, terjadi masa
Koiros (tuaian/panen) di Indonesia sehingga dalam enam tahun ada lebih
dari 7 juta orang di pulau Jawa yang menerima Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juru Selamat dan fokus tahun 2005 sebagai awal tahun tuaian
atau masa panen dan tahun 2020 sebagai tahun penggenapan amanat agung.
Masa tuaian (panen)
Masa inilah yang dinantikan oleh umat Kristiani yang selalu memanfaatkan
keadaan lemah dari suatu masyarakat, bangsa dan Negara dimanapun mereka
berada. Ketika di Rusia komunis dalam keadaan goyah dan hampir runtuh,
begitu pula yang terjadi di Berlin, Jerman, dengan jebolnya tembok
Berlin serta juga peperangan yang terus-menerus di Afghanistan,
Pakistan, Irak, Iran dan negara -negara Timur Tengah juga Afrika, maka
daerah-daerah tersebut menjadi terbuka untuk Injil dan orang orang
Kristen dari barat, mereka datang berduyun-duyun ke wilayah tersebut,
tak terkecuali mereka datang ke Indonesia disaat bangsa ini dilanda
keputusasaan ,penderitaan, krisis kepercayaan kepemimpinan, dan juga
berbagai kondisi buruk lainnya. Mmembuat para misionaris
percaya diri bahwa Indonesia menjadi lahan subur untuk siap tuai
panenan, hal ini disampaikan oleh pendeta Gembala sidang (GBKP). Ia
mengatakan : “Indonesia adalah ladang yang sedang menguning yang sangat
besar tuaiannya dan Indonesia siap mengalami tansformasi yang besar hal
ini bukan suatu kerinduaan yang hampa, namun suatu peryataan iman
terhadap janji firman Tuhan dan Indonesia cocok bagi tuaian besar yang
Tuhan rencanakan.”
Konsilidasi kaum Kristiani
Di berbagai belahan dunia kaum Nasrani melakukan berbagai konsolidasi
do’a bersama dan puasa nasional dengan mendatangkan para tokoh-tokoh
Kristen baik itu pendeta, misionaris,
penginjil, zending ataupun sebangsanya dengan tujuan untuk menguatkan
iman Kristen. Konsolidasi ini telah dilakukan pada tanggal 12 sampai 16
Mei tahun 2003 bertempat di gelora Bung Karno Senayan dengan tajuk
pemulihan bangsa dengan mendatangkan para pendeta, evengelis dan juga
tokoh-tokoh Kristen dunia dan dihadiri tidak kurang dari 80.000 orang
Kristen dan 10.000 pemimpin Kristen dari berbagai Negara. Dan acara ini
sempat menghebohkan umat Islam Indonesia dengan pemberkatan
(pembaptisan) yang dilakukan kepada Gus Dur yang saat itu menjabat
Presiden RI di mana dia juga memberikan sambutan, serta menyambut baik
gerakan transformasi ini, dan pada tahun 2005 dicanangkan sebagai
genderang awal gerakan transformasi dimulai. Kegiatan ini terus
dilakukan setiap tahunnya dan pada tanggal 25 -28 Oktober 2011 yang lalu
bertempat di JHCC Sentul Bogor, diadakan acara serupa dengan
menghadirkan 4000 para misionaris dan juga pendeta se-Asia yang juga
dihadiri dihari terakhir acara 10.000 orang Kristiani untuk diberkati.
Acara ini bertajuk sama dengan acara-acara sebelumnya yaitu konsolidasi
dan pemberkatan keselamatan untuk bangsa- bangsa di dunia ini khususnya
Indonesia yang menjadi lahan subur garapan mereka. Kerap kali mereka
juga mengadakan pertemuan dan diskusi-diskusi tentang keagamaan dan juga
lintas agama sebagai upaya untuk melihat sejauh mana kesiapan mereka
dan juga tantangan dari umat lainya terhadap program yang mereka
lakukan.
Persiapan SDM dan Infrastruktur
Untuk merealisasikan tahun tuaian dan NKRI( Negara Kristen Republik
Indonesia) ini mereka melakukan berbagai persiapan-persiapan yang sangat
matang ,terencana dan sistematis,termasuk persiapan SDM dan juga
infrastruktur seperti Gereja, sekolah tinggi teologi dan lain
sebagainya. Sebagaimana yang dikatakan oleh pendeta Bambang Wijaya
dalam bukuya “Transformasi Indonesia,” petani yang bijaksana saat
melihat tuaian sudah diambang pintu, ia akan segera mempersiapkan tenaga
penuai sebanyak-banyaknya, karena itu ia tidak akan menyia-nyiakan
ladangnya, itulah sebabnya tidak mengherankan apaabila Tuhan Yesus
Kristus bekata : ”Tuaian memang banyak tapi pekerja sedikit, maka
mintalah tuaian pada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan
pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Jika selama ini yang kita dengar hanya pendeta, misionaris, atau orang tertentu saja yang menjalankan misi pengkristenan
maka dengan lahirnya gerakan transformasi banyak gereja harus secara
aktif menjadikan semua jemaatnya menjadi tenaga penuai atau pengkabar
baik.
Termasuk salah satu persiapan sumber daya manusia adalah dengan
membangun dan mengaktifkan serta merekrut kembali para laskar-laskar
Kristus yang selama ini berperan dalam menjaga dan mengamankankan
aset-aset yang dimiliki oleh Kristen dan juga mereka selalu terjun
didaerah- daerah konflik seperti, Poso, Ambon juga didaerah- daerah
perseteruan gereja, seperti di Ciketing Bekasi dan gereja Yasmin di
Bogor, Tanggerang Lippo bahkan mereka juga punya andil dalam menurunkan
Suharto sebagai presiden RI waktu tahun1998.
Mereka juga mempersiapkan kader-kader gereja yang dipersiapkan dengan
matang, handal dan bermental baja yang bisa masuk kemana saja baik di
jajaran birokrasi, yudikatif atau pun eksekutif dan disemua lini karena
mereka adalah sel tuaian besar abad 21.
Mendirikan Sekolah Tinggi International Harvest (HITS) yang bekerja sama
dengan 2000 gereja se Indonesia guna untuk mendirikan sekolah Al- kitab
di dalam gereja, dalam brosur yang disebarkan itu ada paket gratis
dengan jaminan 2000 gereja lokal untuk mempersiapkan 200.000 pemimpin
perintis gereja yang akan diterjukan kepada umat dalam menyambut tahun
tuaian 2020 nanti.
Memperbanyak jumlah gereja sebagai sarana untuk menampung hasil tuaian,
dan mereka menyadari bahwa transformasi tidak akan berjalan tanpa
mengikuti master plant yang telah direncanakan maka pendirian gereja
harus diperbanyak walaupun hanya satu orang yang mengisinya sebagaimana
yang diungkapkan oleh pendeta DR Eddy Leo.Mth. Maka salah satu yang
harus juga diperhatikan adalah gereja karena gereja adalah merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari tubuh Kristus. Dan kita
melihat sekarang ini tingkat pertumbuhan yang sangat tajam dari jumlah
gereja diberbagai tempat yang meningkat hingga 300% dibanding dengan
pertumbuhan masjid yang hanya 60% setiap tahunya menurut data
Kementrian Agama, walaupun didalam pembangunan gereja yang mereka
dirikan banyak timbul masalah dan tidak sesuai dengan aturan hingga pada
akhirnya banyak timbul gesekan dimana gereja itu dibangun, seperti
pemalsuan KTP, tidak ada IMB, menipu dan membohongi masyarakat dan lain
sebagainya.
Mereka juga telah mempersiapkan buku panduan dan aturan dalam
melaksanakan tuaian atau pengkristenan yang sudah di terjemahkan kedalam
20 bahasa berjudul ”The Final Sing” yang dikarang oleh pendeta DR.
Peter Youngren asal Kanada yang berisi pelajaran mengenai tuaian akhir
zaman dibagikan secara gratis yang pembagianya dalam pengawasan salah
satu organisasi Kristen “World Impact Ministries and The Global Harvest
Force” dibagikan kepada sekitar 10.000.000 pekerja tuaian dari berbagai
Negara yang khusus untuk pelayanan akhir zaman.
Membentuk lembaga atau organisasi-organisasi, kepemudaan, sosial,
bantuan-bantuan kemanusiaan, pendanaan, persekutuan gereja, pendidikan
dan lain sebagainya diantaranya adalah:
Melihat kondisi ini apakah impian mereka untuk menjadikan tahun 2020 sebagai tahun tuaian bisa tercapai atau pada akhirnya Negara Kristen Indonesia terwujud? Maka umat Islam harus waspada dan bersatu mempersiapkan diri dan jangan terkecoh dengan apa yang mereka lakukan di negri ini. Ummat Islam harus selalu memahami agamanya dengan benar agar tidak terjebak masuk pada perangkap mereka dan selalu waspada untuk menghadang apa yang mereka rencanakan. wallahua’lam bishawab.1. BAMAG (badan musyawarah antar agama).
Suatu lembaga yang didirikan untuk memperluas jangkauan misi antar gereja sehingga di setiap gereja di kota dan wilayah melebur dengan lembaga yang sama, ini adalah elemen kekuatan gabungan Kristen yang mewadahi gereja-gereja di Indonesia.2. FGBMFI (Full Gospel Business Men’s Fellowship International)
Gabungan dari pengusaha–pengusaha Kristen yang banyak membantu pendanaan untuk misi kristenisasi di Indonesia termasuk perusahaan-perusahaan besar di Indonesia seperti Lippo Group, Ciputra, Intiland, Sumarecon, Sedayu Group dan dipimpim oleh James Riyadi (group Lippo).3. NCFI (Nation Care For Indonesia)
Badan atau lembaga Kristen yang menaungi advokasi bantuan hukum dan investigasi bagi mereka yang tersandung masalah hukum yang berkait perseteruan dengan umat lainya.4. YMCA ( Young Men’s Christian Asociation)
Gabungan para pemuda-pemudi Kristen dari semua elemen pemuda Kristen yang bergerak menangani dan mengurusi setiap kegiatan pemuda Kristen.5. Yayasan Gideon Internasional
Lembaga yang dibentuk dari kalangan professional yang memfokuskan diri pada bidang percetakan dan penerbitanIinjil untuk dibagikan sebagai amunisi secara gratis ke sekolah, hotel, rumah sakit dan lain sebagainya.
Allah berfirman “Janganlah kalian terperdaya dengan gerak-gerik mereka (orang-orang kafir) di negeri kamu.”
Mohon Cantumkan Link ini ⇨ http://lets-learn-about-islam.blogspot.com/2013/06/misi-kristenisasi-di-indonesia.html#ixzz2Zjbqf0j8
Follow us: @Kaze_kate on Twitter
No comments:
Post a Comment