Demokrasi Vs Khilafah
Langsa – DPD II Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Langsa melaksanakan Halqah Islam dan Peradaban (HIP) yang bertajuk “Demokrasi vs Khilafah” di Aula Dakwah STAIN ZCK Langsa, Minggu (28/4/2013).
Acara ini menghadirkan tiga pembicara
yaitu DR Muhammad Bin A Bakar MA Kepala Prodi Ilmu Politik FISIP Unimal,
DR Arim Nasim MSi Akt Direktur PKPEI UPI Bandung/LM DPP HTI dan DR
Zulkarnaini MA Ketua STAIN ZCK Langsa.
Ketua STAIN ZCK Langsa DR Zulkarnaini MA
memaparkan bahwa kondisi umat Islam sekarang ini sangat jauh mengalami
kemunduran dan penjajahan akibat kebodohan.
Umat harus segera bebas dari penjajahan
intelektual dan bangkit dari kemunduran dengan mengoptimalkan pendidikan
karena dengan pendidikan maka umat akan terbebas dari kebodohan.
Zulkarnaini mencontohkan kondisi umat
Islam di Cordoba dan Baghdad dimasa Khilafah Abbasiyah, pada masa itu
umat Islam menjadi marcusuar dunia yang dikagumi oleh umat manusia.
“Kondisi umat Islam mengalami kemunduran
dan penjajahan akibat kebodohan dan cara untuk mengatasi semua itu
adalah dengan pendidikan dan hal itu akan semakin terwujud dengan
Khilafah,” ungkap Zulkarnaini.
Kemunduran umat Islam merupakan bukti
bahwa umat membutuhkan pemimpin yang amanah, umat membutuhkan sistem
yang benar-benar mensejahterakan dan umat membutuhkan perubahan itu
secepatnya.
Sistem Demokrasi yang mengatur umat
sekarang ini adalah sistem rusak dan tidak mambuktikan kesejahteraan.
Suara rakyat adalah suara Tuhan merupakan warna dari sistem rusak
tersebut yang tidak boleh diadopsi oleh umat Islam.
Selain itu, sistem demokrasi juga telah
terbukti gagal melahirkan sosok pemimpin yang amanah dan adil melainkan
sistem tersebut telah melahirkan sosok pemimpin yang korup dan tidak
islami.
Sementara itu, pembicara pertama Dr
Muhammad Bin A Bakar MA menjelaskan, bahwa esensi kepemimpinan dan
pemerintahan dalam Islam harus memenuhi tiga hal yaitu keadilan, tauhid
dan dan amanah sebagai esensi kekuasaan. Dimana Syari’ah memiliki
supremasi tertinggi.
“Untuk mewujudkan kesejahteraan, umat
haruslah memilih pemimpin yang paham Islam. Sosok pemimpin itu haruslah
memahami tiga hal yaitu keadilan, tauhid juga sadar tentang
pertanggungjawabanya di akhir kelak,” papar Kepala Prodi Ilmu Politik
FISIP Unimal tersebut.
Semengtara itu DR Arim Nasim, selaku
pembicara kedua dalam acara tersebut menjelaskan, Khilafah adalah
kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslimin di dunia untuk menegakkan
hukum syara’.
Arim juga menambahkan juga menambahkan
bahwa Khilafah dibangun dalam empat pilar yakni kedaulatan di tangan
syara’, kekuasaan di tangan umat, mengangkat satu orang khalifah menjadi
kewajiban atas seluruh kaum muslimin, serta tabanni (adopsi)
terhadap hukum-hukum syara menjadi otoritas khalifah. Sehingga esensi
Khilafah adalah untuk peneggakan Syariah secara kaffah dan menyatukan
umat Islam di seluruh dunia.
“Sedangkan demokrasi dibangun oleh
beberapa pilar diantaranya adalah pemisahan agama dengan kehidupan
(sekulerisme), kedaulatan berada ditangan rakyat dan suara mayoritas.
Sehingga, inti dari demokrasi adalah menjadikan manusia sebagai Tuhan
dalam membuat hukum,” ujarnya.
Arim Nasim menyimpulkan, Khilafah adalah
satu-satunya bentuk pemerintahan yang wajib ditegakkan oleh umat Islam
dan mengganti demokrasi yang telah gagal mensejahterakan umat, serta
memalingkan manusia dari Syariat Allah.
Acara diakhiri dengan seruan hangat DPD
II Hizbut Tahrir Indonesia Kota Langsa untuk umat dalam rangka menggugah
kesadaran umat dan menyatukan potensi umat demi terwujudnya Islam yang
menebar rahmat dalam Khilafah Islamiyah, dengan ikut serta hadir untuk
menyukseskan acara Muktamar Khilafah yang akan diadakan di Stadion
Lampineung Kota Banda Aceh pada tanggal 26 Mei 2013. (Musri)
No comments:
Post a Comment