Akhiruddin GeRAK : Kaji Ulang Nilai Bantuan Rumah Gempa Gayo
Takengon – LintasGayo : Pernyataan Presiden SBY bahwa Pemerintah Pusat akan membantu pembangunan rumah korban gempa Gayo saat berkunjung ke lokasi gempa di Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah, Selasa 9 Juli 2013 dinilai tidak didasari perhitungan kebutuhan riil.
Dinyatakan SBY, untuk rumah rusak berat dibantu Rp.40 juta, rusak sedang Rp.20 juta dan ringan sebesar Rp.10 juta.
“Ini adalah pernyataan yang instan tanpa
suatu perhitungan yang matang dan sesuai kondisi lapangan. Saat ini
saja alokasi rumah dhuafa yang dialokasikan oleh pemerintah Aceh melalui
APBA sebesar Rp 60 juta per unit,” kata Akhiruddin Mahyudin pengamat
kebijakan publik dan aktivis GeRAK, dalam siaran persnya, Selasa 9 Juli
2013.
Itu harga ketika belum ada kebijakan
kenaikan BBM, timpal Akhiruddin. Konon lagi gempa Gayo terjadi saat
kebijakan kenaikan harga BBM, bertepatan dengan tahun ajaran baru, awal
Ramadhan dan dalam suasana bencana itu sendiri.
“Kesemua hal tadi menjadi faktor
pendorong kenaikan harga-harga bahan baku rumah, apalagi wilayah Gayo
jauh dari sumber material,” ujar Akhiruddin.
Lebih jauh dikatakan aktivis GeRAK ini,
jika kebijakan ini tidak direvisi dan tetap dilaksanakan, maka ini
merupakan kebijakan pemiskinan struktural, dimana kebijakan yang diambil
dapat mengakibatkan masyarakat korban miskin secara permanen.
“Dengan alokasi anggaran Rp 40 juta per
unit, maka itu tidak akan mencukupi membangun satu unit rumah yang layak
huni, akhirnya korban akan menggunakan dana tersebut untuk menyewa
rumah selama satu tahun dan selebihnya digunakan untuk biaya hidup,”
kata Akhiruddin.
Alhasil, kata dia lagi, satu tahun
kemudian korban tidak punya tempat tinggal, bahkan tidak menutup
kemungkinan dalam jangka panjang korban akan menjual lahan pertanian,
kebun kopi, tebu yang merupakan satu-satunya mata pencaharian masyarakat
korban gempa Gayo yang mayoritas sebagai petani kopi atau tebu.
Demikian Akhiruddin. (SP/Red.03)
No comments:
Post a Comment