Peranan Gereja dalam Kristenisasi dan Pemurtadan
Minggu, 21/10/2012 10:53:58 | Shodiq Ramadhan.
H. Bernard Abdul Jabbar
Ketua DDII Bekasi
Umat Kristiani terus saja memprovokasi umat Islam sasaranya sangat jelas sekali agar umat Islam menjadi berang dan marah, jika umat Islam sudah marah maka akan melakukan tindakan anarkis dengan melakukan tindakan pengrusakan, aparat dan penguasa akan bertindak untuk melakukan intimidasi, penangkapan bahkan pembunuhan terhadap umat Islam, pasal terorispun dikenakan untuk menjerat para aktivis dakwa targetnya apalagi kalu bukan untuk melemahkan kekuatan umat Islam yang akhirnya berujung pada aksi pemurtadan.
Aksi provokasi yang masih belum hilang dari benak umat Islam adalah pnerbitan peraturan daerah (PERDA) kota Injil di Manokwari yang diantaranya perda itu memuat tentang pasal pasal larangan berkaitan dengan pengunaan simbol simbol Islam, antara lain melarang jilbab, melarang suara azan, serta pelarangan meronovasi dan pendirian masjid yang ijinnya sangat dipersulit, perda itu langsung menyulut kemarahan umat Islam Manokwari yang hanya berjumlah 30 % tapi tidak seyogyanya perda tersebut diberlakukan, kegelisahan umat Islam Manokwari semakin memuncak ketika Bupati dan sebagian anggota DPRD Manokwari yang beragama Kristen menyetujuinya dan mendukung perda tersebut diberlakukan.
Aksi provokasi yang paling mutakhir saat ini adalah yang dilakukan oleh jemaat HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) yang mereka lakukan di daerah Ciketing, Mustika Jaya, Bekasi Timur yang akhirnya menjadi issu yang cukup hangat dan membanjiri headline media nasional ataupun media internasional yang melakukan kebaktian liar sehingga menimbulkan masalah sosial di lingkungan setempat hal ini semakin mencuat dan bergaung respon demi respon dilakukan baik dari tingkatan aparatur negara yang paling bawah sampai kepada presiden hingga akhirnya muncul wacana dari berbagai pihak yang dimotori oleh salah satu partai dan juga LSM-LSM liberal untuk merevisi atau bahkan sampai mencabut Peraturan Bersama Dua Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 8/9 tahun 2006 yang mengatur tentang pelaksanan pembangunan tempat/rumah ibadah
Sebenarnya apa sih yang dimaui oleh orang orang Kristen itu? Sampai dengan arogansinya dan kengototanya untuk mendirikan gereja dan apa sebenarnya peran gereja dalam upaya Kristenisasi dan pemurtadan?. Sebelum menjawab pertanyaan diatas baiknya kita lihat terlebih dahulu instruksi Paus II tentang upaya peran gereja Vatikan untuk mengKristenkan dunia yang tertulis dalam berita bulanan majalah “The Straits Time” edisi 24 Januari 1991 sebagai fatwa atau edaran kepada ummat khatolik dunia yang disebut sebagai “Redemtory Missio atau “The Churchs Missionary Mandate".
Instruksi Paus Paulus Yohanes II sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik:
”Diserukan agar semua umat Katolik dan gereja harus mengambil tindakan untuk meyebarkan agama Katolik dan melakukan Kristenisasi terhadap semua bagian dunia (to evangelise in all part of the world) termasuk pada negri negri Islam dimana hukum Islam melarang perpindahan agama dan dia menyerukan “Open the doors to Christ” bukalah pintu untuk Yesus.
Seruan Paus Benedictus XVI dalam fatwanya di Balkon Residen Castelgando pada 10 April 2007 dia mengatakan ”Chatolics
should take their faith all over the world, should not fear showing
their faith in the furthest corners of the world. Evangelism was one of
the meaning of easter, urgent that men and women of our era know and
meet with Jessus.” (Katolik seyogyanya meletakan imannya keseluruh
dunia, tidak sepantasnya takut menabur iman jauh ke pelosok dunia.
Evangel (missionaris) salah satu dari makna paskah sangat mendesak kaum
laki laki dan perempuan dalam era sekarang mengenal dan bertemu dengan
Yesus.”Ketua DDII Bekasi
Umat Kristiani terus saja memprovokasi umat Islam sasaranya sangat jelas sekali agar umat Islam menjadi berang dan marah, jika umat Islam sudah marah maka akan melakukan tindakan anarkis dengan melakukan tindakan pengrusakan, aparat dan penguasa akan bertindak untuk melakukan intimidasi, penangkapan bahkan pembunuhan terhadap umat Islam, pasal terorispun dikenakan untuk menjerat para aktivis dakwa targetnya apalagi kalu bukan untuk melemahkan kekuatan umat Islam yang akhirnya berujung pada aksi pemurtadan.
Aksi provokasi yang masih belum hilang dari benak umat Islam adalah pnerbitan peraturan daerah (PERDA) kota Injil di Manokwari yang diantaranya perda itu memuat tentang pasal pasal larangan berkaitan dengan pengunaan simbol simbol Islam, antara lain melarang jilbab, melarang suara azan, serta pelarangan meronovasi dan pendirian masjid yang ijinnya sangat dipersulit, perda itu langsung menyulut kemarahan umat Islam Manokwari yang hanya berjumlah 30 % tapi tidak seyogyanya perda tersebut diberlakukan, kegelisahan umat Islam Manokwari semakin memuncak ketika Bupati dan sebagian anggota DPRD Manokwari yang beragama Kristen menyetujuinya dan mendukung perda tersebut diberlakukan.
Aksi provokasi yang paling mutakhir saat ini adalah yang dilakukan oleh jemaat HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) yang mereka lakukan di daerah Ciketing, Mustika Jaya, Bekasi Timur yang akhirnya menjadi issu yang cukup hangat dan membanjiri headline media nasional ataupun media internasional yang melakukan kebaktian liar sehingga menimbulkan masalah sosial di lingkungan setempat hal ini semakin mencuat dan bergaung respon demi respon dilakukan baik dari tingkatan aparatur negara yang paling bawah sampai kepada presiden hingga akhirnya muncul wacana dari berbagai pihak yang dimotori oleh salah satu partai dan juga LSM-LSM liberal untuk merevisi atau bahkan sampai mencabut Peraturan Bersama Dua Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 8/9 tahun 2006 yang mengatur tentang pelaksanan pembangunan tempat/rumah ibadah
Sebenarnya apa sih yang dimaui oleh orang orang Kristen itu? Sampai dengan arogansinya dan kengototanya untuk mendirikan gereja dan apa sebenarnya peran gereja dalam upaya Kristenisasi dan pemurtadan?. Sebelum menjawab pertanyaan diatas baiknya kita lihat terlebih dahulu instruksi Paus II tentang upaya peran gereja Vatikan untuk mengKristenkan dunia yang tertulis dalam berita bulanan majalah “The Straits Time” edisi 24 Januari 1991 sebagai fatwa atau edaran kepada ummat khatolik dunia yang disebut sebagai “Redemtory Missio atau “The Churchs Missionary Mandate".
Instruksi Paus Paulus Yohanes II sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik:
”Diserukan agar semua umat Katolik dan gereja harus mengambil tindakan untuk meyebarkan agama Katolik dan melakukan Kristenisasi terhadap semua bagian dunia (to evangelise in all part of the world) termasuk pada negri negri Islam dimana hukum Islam melarang perpindahan agama dan dia menyerukan “Open the doors to Christ” bukalah pintu untuk Yesus.
Seruan misi Kristen Protestan
Dr Berkhof mengatakan,”Boleh kita simpulkan bahwa Indonesia adalah suatu daerah pengkabaran injil yang diberkati Tuhan dengan hasil yang indah dan besar atas penaburan bibit firman Tuhan.” Jumlah umat Kristen Protestan lebih sedikit di banding dengan jumlah umat Islam yang mayoritas jadi tugas zending-zending muda di benua ini adalah sangat berat bukanlah sisa kaum kafir yang tak seberapah banyak yang perlu untuk mendengar pengkabaran kesukaan itu.
Tapi juga kaum muslimin yang besar yang merupakan benteng agama yang besar yang sukar dikalahkan oleh pahlawan pahlawan Injil akan tetapi bukan hanya rakyat jelata lapisan bawah yang harus ditaklukan oleh Kristus tapi juga pada masyarakat kaum cendikiawan, golongan atas dan tengah.
Mark Freer (Direktur Lembaga Misi Amerika untuk Indonesia) dalam sambutan Kongres Gereja Kristen Injili Indonesia di Malang pada tanggal 4 – 7 Januari 2001 mengatakan, ”Untuk menggencarkan missi Kristen kususnya di Indonesia maka perlu dimanesfestasikan peranan gereja dan juga merujuk kepada strategi Matius 10 : 16, ”lihat Aku mengutus kamu seperti domba ketengah tengah srigala karena itu hendaklah kalian cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati."
Jika anda tidak mampu mempesonakan mereka secara brilliant (kemampuan intelektual) maka silakan mereka dengan tipu daya.
Dr Roy D Mason (Direktur Global Evangelism Ministries/GEM) dalam sambutannya pada pertemuan missionaris dunia di Narita Jepang, 12- 13 Okktober 2003 mengatakan,”Gereja berada dalam pinggiran dunia belum menjadi suatu gereja untuk dunia seharusnya penginjilan diberi pemaknaan sebagai petualangan dalam memenangkan teman teman sendiri dan mempengaruhi orang lain.”
Peran Gereja dalam Upaya Kristenisasi dan Pemurtadan
Dalam dunia misi Kristen dikenal dengan istilah “Misi Global” yaitu sebuah gerakan religius untuk menguasai dunia baik secara strutural maupun cultural yang dilakukan oleh gereja dan komponen kekristenan dengan berbagai aliran gerakan ini adalah merupakan amanat dari kitab injil mereka agar semuabangsa ini menjadi pengikut Yesus Kristus seperti yang termaktub dalam injil Matius 28 : 19-20
“Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dengan nama bapak dan anak dan roh kudus,20dan ajarlah mereka melakukan segalah sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu ,”
Ayat tersebut diatas dikenal dengan sebutan ”AMANAT AGUNG” (the great commandment) dan ditinjau dari tipologi kalimat yang termasuk jenis kalimat perintah dan statusnya adakah kalimat perintah yang sangat kuat maka tidak heran seluruh gerakan kekristenan untuk merumuskan berbagai cara untuk serta merta mengkristenkan dunia.
Karena misi agama dibarengi dengan masuknya secara kolonialisme dan juga cara imperalisme dan cara cara yang menipu dan kedustaan yang juga dilegalkan apabilah dilakukan atas nama agama maka ia bergerak secara dinamis dogmatis yang akhirnya mendorong umat Kristen sangat bersemangat dalam menyebarkan ajaran ini dan juga menopang dengan selalu mengikuti anjuran anjuran gereja yang sangat dipatuhi sebagai institusi yang menyatukan mereka dan sebagai pusat komando dan segalah informasi.
Maka tak mengherankan seluruh komponen dikerakan untuk mewujudkan misi mereka termasuk mengoptimalkan peran gereja yang memiliki kontribusi yang sangat dominan dalam menjalankan misi pemurtadan diseluruh dunia khususnya Indonesia sebagai lahan subur untuk menyambut tahun 2020.
Sebagai tahun tuaian (panen) umat Kristiani sebagai program jangka panjang yang telah dicanangkan sejak tahun 1970 untuk menjadikan Indonesia sebagai daerah Kristen.
Tidak heran juga, bila lembaga lembaga misi berkeliaran dimana-mana juga gereja-gereja muncul dimana-mana hingga angka pertumbuhan yang sangat signifikan di Indonesia ini pertahun saja sudah mencapai 160 % sedangkan di Bekasi yang pada tahun 1980 hanya ada 3 gereja kini di tahun 2010 sudah mencapai 360-an gereja baik yang berizin ataupun yang liar.
Diantara lembaga lembaga yang dibentuk oleh gereja sebagai upaya melancarkan misi dan program mereka yang berskala nasional maupun internasional.
Organisasi /Lembaga yang bersekala International :
1. Christian Service International (CSI)
Yaitu gabungan gereja gereja seluruh dunia yang bersatu padu baik Kristen ataupun Katolik dalam usaha untuk mempersatukan misi dan kekuatan Kristen dari berbagai aliran yang ada hal ini didorong untuk mengagas rumusan theology yang di sebut dengan "Theology of Unity in Diversity" yaitu teologi kebersatuan dan keberbedaan sebagai follow up dari ayat Bibel yang menekankan perlu adanya “Kesatuan Tubuh Kristus” agar seluruh komponen merekatkan diri dalam mengkristenkan dunia.
2. Christianity Without The Religion
Suatu organisasi yang bergerak dan merambah ke dunia multimedia untuk memanisfetasikan model penginjilan dan dalam rangkah infitrasi nilai-nilai kekristenan dalam dunia multimedia dan televisi sloganya adalah ”Hancurkan nilai nilai yang ada dan tiupkan nilai-nilai baru" yaitu nilai- nilai Kristus dipimpin oleh seorang pastor Greg Albercht.
3. Alpha World Evangelism Ministries
Suatu lembaga para misionaris dunia yang dikumpulkan dalam satu wadah atau lembaga misionaris guna menyamakan persepsi dan tujuan yang mengarah pada globalisasi agama menuju terciptanya “SATU DUNIA SATU AGAMA” berpusat di California USA.
4. Compassion
Lembaga misi Amerika yang khusus menangani pendidikan bagi anak anak yang tidak mampu untuk diberikan tunjangan buku buku pelajaran, biaya sekolah, beasiswa, kebutuhan pokok, gizi, kesehatan bahkan mendirikan tempat tempat kursus bagi anak-anak yang tidak mampu memberikan pelatihan keterampilan bimbingan belajar di gereja dengan fasilitas gratis, dsb. Bertempat di Colorado Amerika Serikat dan banyak bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia
5. OMS (Oriental Mission society)
Lembaga ini beraliran Wesleyan. Penganut ajaran Jhon Wesley ini mendukung sarana dan prasarana Gereja Kristen Injili Nusantara (GKIN) yang mendirikan Sekolah Seminari Alkitab Nusantara (SAN) di Malang, juga Sekolah Tinggi Theologi Nusantara (STTN) di Salatiga.
Organisasi/Lembaga yang bersifat nasional :
1. Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG)
Suatu lembaga/badan yang didirikan untuk memperluas jangkauan misi sehingga antar gereja di setiap gereja di kota dan wilayah melebur dengan lembaga yang sama dan ini adalah elemen kekuatan gabungan Kristen yang mewadai gereja-gereja di Indonesia.
2. Nation Care for Indonesia (NCFI)
Lembaga Kristen yang menaungi berbagai gabungan element Kristen untuk advokasi bantuan hukum, investigasi dan lain sebagainya.
3.YMCA (Young Mens Christian Associatian)
Lembaga kepemudaan dari semua unsur- unsur Kristen yang bergerak menangani seluruh kegiatan pemuda-pemudi Kristen.
4. FGBMFI (Full Gospel Business Men’s Fellowship International)
Yaitu perkumpulan para pengusaha Kristen yang banyak membantu pendanaan di bidang misi dan merupakan sumber donatur untuk kegiatan Kristenisasi dan juga pemurtadan.
5. GIDEON INTERNATIONAL
Perkumpulan para propesional dalam segala bidang yang memfokuskan diri dalam penerbitan Alkitab dan dibagikan secara gratis, ke hotel-hotel, rumah sakit, sekolah dan lain sebagainya.
6. Christian Marketplace
Perkumpulan para missionaris lokal dari berbagai denominasi gereja yang berkonsentrasi menjalankan aksi- aksi terselubung dalam misinya seperti menyelusup, mengadakan tipu daya, berpura-pura Islam, mencari target wanita muslimah untuk dipacari kemudian dinikahi dan dimurtadkan dan tugas-tugas lainya yang sangat banyak dan bervariatif.
Kristenisasi dilakukan dengan berbagai wajah yang hampir sebagian besar terselubung topeng inilah yang dimaksud dengan Kristenisasi terselubung (hidden mission) wajahnya Yesus tapi topengnya kemanusiaan, sosial, dan bentuk bentuk kemanusiaan yang lainnya sehingga banyak menyebabkan umat Islam yang tertipu sekarang ini banyak kita dapati dengan nama festival, karnaval dan lain sebagainya.
Oleh karena itu gereja sebagai intitusi tempat berkumpulnya kalangan Kristen dan juga sebagai lambang kesatuan umat harus lebih memliki kapasitas yang optimal dan mengambil peranan yang sangat besar.
Sebagai satu gagasan perlunya menyatukan kekuatan Kristen dalam satu rumusan teologi yang disebut dengan “theology of unity in diversity”. Teologi kebersatuan dan keberbedaan sebagai follow up dari ayat Bibel yang menekankan perlunya adanya “Kesatuan tubuh Kristus” agar seluruh komponen kekristenan merekatkan diri dalam rangka “mengkristenkan dunia” dalam Alkitab perjanjian baru khususnya surat surat Paulus dikatakan bahwa gereja, umat Kristen, dan berbagai komponen kekristenan adalah anggota tubuh Kristus agar tubuh bisa bergerak normal dan leluasa, maka seluruh anggota tubuh harus bersinergi dan bekerja sama untuk mencapai efektifitas dan optimalisasi misi mereka (Roma 12 : 4-5, Korintus 12 : 12-27, Efsius 4 : 16).
No comments:
Post a Comment