[Essay Foto] Perjalanan ke Merah Mege
PERJALANAN bersama dua orang turis Hugo Jensen asal Francis dan Joe Bierly asal Inggris yang didampingi LG Touris Guide menuju Merah Mege pada Minggu, 21 April 2013, diawali dengan melihat latihan pacuan kuda tradisional Gayo di lapangan pacuan kuda Blang Bebangka Pegasing, Hugo dan Jo sempat menunggangi kuda pacu Gayo yang sedang melakukan latihan pacu, latihan ini rutin dilaksanakan tiap hari minggu ujar drh. Bahrawati seorang pemilik kuda yang sedang mengamati kudanya berlatih dan menyempatkan diri menunggangi kuda menemani turis asal Inggris Jo berkeliling disekitar tribun pacuan kuda Blang Bebangka.Perjalanan kembali dilanjutkan menuju arah selatan Blang Bebangka hingga Kampung Gelelungi mengikuti jalan mulus bermarka menaiki perbukitan dan pegunungan hingga tim berhenti diatas bukit dikawasan Linung Ayu memperhatikan sejenak lereng gunung dengan kemiringan lebih dari 45 derajat yang dijadikan lahan perkebunan kopi, turis asal Inggris Jo berkomentar apakah tidak sebaiknya dibuat terasering?, Ria seorang guide dari LG Touris Guide berusaha menjawab berbagai kendala kenapa petani tidak membuat terasering. Begitu juga dengan Hugo, dia menanyakan tentang pupuk organik apakah yang digunakan oleh petani sambil merekam dengan kamera videonya dan menarasikan semua yang dia lihat dan didapatnya dari keterangan Ria yang diterjemahkannya dalam bentuk narasi berbahasa Francis ke mikrofon kameranya. Hugo seorang jurnalis yang berusaha membuat sebuah Film Dokumenter tentang Kopi dan perjalanannya di Gayo.
Tiba di kampung Merah Mege Kecamatan Atu Lintang, rombongan langsung menuju lahan perkebunan milik Pak Zaini, seorang petani kopi berprestasi yang telah membawa nama Kopi Gayo sebagai Juara ditingkat Nasional sebagai Kopi terbaik pada saat penyelenggaraan Lomba di Bali. disini Pak Zaini banyak menjelaskan kepada Hugo dan Jo berbagai masalah tentang kopi organik Gayo yang telah mendunia sambil menikmati minuman kopi buatan sendiri Pak Zaini di atas balai-balai yang didirikan ditengah kebun Pak Zaini sambil menceritakan tentang pengalamannya berkebunkopi Pak Zaini mengatakan “Inilah namanya minum kopi di tengah kebun kopi”.
Setelah dijamu makan siang rombonganpun ditemani oleh Pak Zaini melihat pembudidayaan kopi musang atau yang lebih dikenal dengan kopi Luwak di Kampung tetangga Pak Zaini tepatnya di Kampung Gayo Aseli.(Narasi/Foto: Munawardi)
No comments:
Post a Comment