Aceh Punya Empat Potensi Bencana Geologi
Jumat, 5 Juli 2013 15:28 WIB
SERAMBI/MAHYADI
Salah
seorang korban gempa yang mendapat perawatan di Posko Puskesmas,
Lampahan, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, Selasa
(2/7/2013). Puluhan warga Bener Meriah, menjadi korban dalam musibah
itu. (SERAMBI/MAHYADI)
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Yarmen Dinamika
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Perwakilan Aceh, Faizal Adriansyah mengatakan, secara empirik Aceh memiliki empat kerawanan bencana geologi yang harus selalu diwaspadai.
Empat kerawanan tersebut yakni gempa tektonik, tsunami, letusan gunung api, dan tanah longsor. Keempat bencana geologi ini memang tidak saling terkait secara langsung, karena masing-masing memiliki karekteristik geologis sebagai penyebabnya.
"Namun, secara tidak langsung satu sama lain bisa menjadi pemicu," kata Faizal Adriansyah kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Jumat (5/7/2013) pagi.
Ia juga menyebutkan contoh bahwa getaran yang ditimbulkan gempa tektonik dapat menyebabkan stabilitas lereng terganggu dan hal ini bisa menyebabkan terjadinya longsor pada daerah-daerah pegunungan, perbukitan, atau pada tepi-tepi jalan yang pemotongan lerengnya curam.
Gempa tektonik, menurutnya, juga bisa mengganggu posisi magma di dalam perut gunung api. Malah magma bisa menyusup ke rekahan yang terbentuk dalam perut bumi, sehingga energi tekanan magma ke perut gunung api berkurang.
"Namun sebaliknya, bisa juga tekanan magma dalam perut bumi semakin meningkat yang menyebakan gunung api lebih aktif dari sebelumnya," sebut Faizal.
Ia tambahkan, wilayah Aceh yang rawan gempa tektonik dari sumber gempa di laut adalah seluruh pesisir pantai barat dan selatan Aceh. Gempa yang berpusat di laut ini dapat memicu terjadinya tsunami.
Adapun wilayah yang rawan gempa tektonik dari sumber gempa darat adalah Patahan Semangko (Semangko Fault). "Wilayah ini umumnya membelah bagian tengah wilayah Aceh searah dengan Bukit Barisan," ujarnya.
Faizal merinci, Patahan Semangko juga memiliki patahan-patahan kecil yang menyebar pada beberapa wilayah Aceh, baik di utara maupun selatan. Misalnya, Patahan Lokop-Kutacane, Patahan Blangkeujeren-Mamas, Patahan Kla-Alas, Patahan Reunget-Blangkeujeren, Patahan Anu-Batee, Patahan Samalanga-Sipopoh, Patahan Banda Aceh-Anu, dan Patahan Lamteuba-Baro.
Wilayah yang dilalui Patahan Semangko ini juga sangat rentan terhadap longsor. Oleh karena itu, Faizal menyarankan perlu penanganan teknis yang tepat untuk pemotongan lereng dan pembuatan jalan di daerah tersebut.Perlu juga diwaspadai adanya longsoran atau gerakan tanah sepanjang wilayah tengah Aceh akibat terganggunya kestabilan lereng pascagempa 6,2 SR pada 2 Juli lalu.
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Perwakilan Aceh, Faizal Adriansyah mengatakan, secara empirik Aceh memiliki empat kerawanan bencana geologi yang harus selalu diwaspadai.
Empat kerawanan tersebut yakni gempa tektonik, tsunami, letusan gunung api, dan tanah longsor. Keempat bencana geologi ini memang tidak saling terkait secara langsung, karena masing-masing memiliki karekteristik geologis sebagai penyebabnya.
"Namun, secara tidak langsung satu sama lain bisa menjadi pemicu," kata Faizal Adriansyah kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Jumat (5/7/2013) pagi.
Ia juga menyebutkan contoh bahwa getaran yang ditimbulkan gempa tektonik dapat menyebabkan stabilitas lereng terganggu dan hal ini bisa menyebabkan terjadinya longsor pada daerah-daerah pegunungan, perbukitan, atau pada tepi-tepi jalan yang pemotongan lerengnya curam.
Gempa tektonik, menurutnya, juga bisa mengganggu posisi magma di dalam perut gunung api. Malah magma bisa menyusup ke rekahan yang terbentuk dalam perut bumi, sehingga energi tekanan magma ke perut gunung api berkurang.
"Namun sebaliknya, bisa juga tekanan magma dalam perut bumi semakin meningkat yang menyebakan gunung api lebih aktif dari sebelumnya," sebut Faizal.
Ia tambahkan, wilayah Aceh yang rawan gempa tektonik dari sumber gempa di laut adalah seluruh pesisir pantai barat dan selatan Aceh. Gempa yang berpusat di laut ini dapat memicu terjadinya tsunami.
Adapun wilayah yang rawan gempa tektonik dari sumber gempa darat adalah Patahan Semangko (Semangko Fault). "Wilayah ini umumnya membelah bagian tengah wilayah Aceh searah dengan Bukit Barisan," ujarnya.
Faizal merinci, Patahan Semangko juga memiliki patahan-patahan kecil yang menyebar pada beberapa wilayah Aceh, baik di utara maupun selatan. Misalnya, Patahan Lokop-Kutacane, Patahan Blangkeujeren-Mamas, Patahan Kla-Alas, Patahan Reunget-Blangkeujeren, Patahan Anu-Batee, Patahan Samalanga-Sipopoh, Patahan Banda Aceh-Anu, dan Patahan Lamteuba-Baro.
Wilayah yang dilalui Patahan Semangko ini juga sangat rentan terhadap longsor. Oleh karena itu, Faizal menyarankan perlu penanganan teknis yang tepat untuk pemotongan lereng dan pembuatan jalan di daerah tersebut.Perlu juga diwaspadai adanya longsoran atau gerakan tanah sepanjang wilayah tengah Aceh akibat terganggunya kestabilan lereng pascagempa 6,2 SR pada 2 Juli lalu.
Berita Terkait: Gempa di Aceh
Editor: sanusi
Sumber: Serambi Indonesia
No comments:
Post a Comment