Tuntutan Sosial Ekonomi dan Dampak Global Warming
(Oleh: Lentina Sitohang)
Kesehatan akan tercipta jika kita hidup
di lingkungan yang bersih. Namun, di era globalisasi ini, kita sulit
untuk menemukan lingkungan yang bersih tersebut dan kebanyakan masalah
lingkungan sekarang ini datangnya dari diri kita sendiri. Kita terlalu
berambisi dengan kegiatan sosial ekonomi yang kita kerjakan, sehingga
kita lupa atau bahkan tidak tahu-menahu mengenai dampak terhadap
lingkungan. Buruknya lingkungan tersebut akan berpengaruh terhadap bumi,
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Persoalan global yang dihadapi masyarakat di dunia sekarang ini adalah global warming.
Di saat bumi menerima energi yang dipancarkan oleh matahari akan
menjadi hangat dan akan menjadi dingin jika melepaskan energi ke ruang
angkasa. Apabila energi berada dalam keseimbangan, suhu bumi juga akan
tetap stabil. Jika konsentrasi gas di udara (gas rumah kaca) yang
berfungsi mencegah lepasnya energi ke ruang angkasa meningkat,
terjadilah ketidakseimbangan dan suhu permukaan bumi akan meningkat.
Meningkatnya suhu rata-rata bumi berakibat pada melonjaknya jumlah
penyakit menular seperti malaria, flu, demam kuning, dan lain-lain.
Global warming disebabkan oleh
kegiatan manusia yang mengasilkan emisi gas rumah kaca dari industri,
kendaraan bermotor, pembangkit listrik bahkan menggunaan listrik
berlebihan. Sadar atau tidak, pemanasan global dan dampaknya bagi
kesehatan kita terjadi atas perbuatan kita sendiri. Kita dapat menilik
lingkungan sekitar kita pada saat ini. Hampir semua orang telah memiliki
kendaraan bermotor mulai dari perkotaan hingga pedesaan, dan mulai dari
para pekerja hingga para pelajar. Kendaraan bermotor kini tidak hanya
digunakan untuk bepergian jauh, bahkan untuk pergi ke rumah tetangga
sebelah saja harus menggunakan kendaraan bermotor. Sungguh boros, dan cueknya kita akan kebersihan lingkungan.
Kita juga telah melihat begitu banyak
gedung yang berlomba-lomba untuk mencapai langit biru, dan begitu banyak
lahan pepohonan yang ditebang hanya untuk dijadikan lahan pembangunan
perusahaan/pabrik. Tidak masalah jika perusahaan/pabrik tersebut
bersenyawa dengan alam, akan tetapi jarang sekali ada perusahaan yang
demikian. Karena rata-rata perusahaan di negara kita ini, pasti
mengakibatkan polusi atau limbah.
Nitrogen oksida dan hidrokarbon yang
dilepaskan dari kendaraan bermotor dan pabrik merupakan polutan primer
dimana oksidan foto kimia ini memiliki sifat keasaman yang tinggi, dalam
konsentrasi tinggi memberikan rangsangan pada mata atau tenggorokan,
mengganggu organ pernafasan, dan juga pada produk pertanian.
Selain itu, asap rokok dan kotoran hewan
juga sangat berpengaruh dalam pemanasan global. Asap rokok kini banyak
ditemui di lingkungan kita, karena mulai dari orang dewasa hingga
anak-anak sudah mengkonsumsi rokok. Padahal rokok mengandung berbagai
zat berbahaya seperti benzo-α-pyrene dan formaldehid yang dapat
menimbulkan bermacam-macam penyakit seperti gangguan pernafasan,
penyakit jantung dan kanker paru-paru. Kotoran hewan membantu
meningkatkan efek rumah kaca dan mengakibatkan pemanasan global yang
sangat berdampak besar bagi lingkungan dan kesehatan kita.
Beberapa hal di atas merupakan sedikit
penyebab pemanasan global dalam kehidupan kita sehari-hari, dan yang
harus segera dicari jalan keluar guna mengatasinya. Apakah pernah
terpikir dalam benak kita bagaimana cara mencegah atau meminimalisasi
pemanasan global ini? Atau kita hanya berpikir bagaimana cara termudah
untuk mencari kebahagiaan semata tanpa mengingat kesehatan kita?
Pemanasan global sudah dianggap oleh
banyak orang sebagai masalah besar yang harus segera diatasi secara
kolektif, pemerintah harus bekerja sama dengan mempromosikan kesadaran
lingkungan kepada masyarakat, bagaimana mereka memberikan kontribusi
dalam upaya mengatasi situasi yang amat serius ini tanpa mementingkan
diri sendiri. Karena pemerintah juga memiliki tanggung jawab dalam
melindungi bumi dan generasi kita mendatang.
Dalam tulisan (Belantara Indonesia.2013. 10 Dampak Pemanasan Global. 25 April 2013) dikatakan bahwa : “Akibat
Global Warming, sedikitnya 2000 pulau kecil di kepulauan Indonesia
mungkin akan hilang sebelum yahun 2030 dan hal ini diperparah sebagai
konsekuensi penambangan liar dan aktivitas lain yang merusak lingkungan.
Indonesia hingga saat ini telah kehilangan sedikitnya 24 dari 17.500
pulau – pulau di wilayahnya.”
Setiap orang dapat memberikan kontribusi
dengan cara sederhana kita masing-masing dalam mencegah atau
meminimalisasi pemanasan global ini. Kita harus memulainya dari diri
kita sendiri, lingkungan kecil kita sendiri, misalnya mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor, merokok lah jika tidak mengganggu
orang-orang di dekat kita, dan manfaatkanlah kotoran hewan sebagai pupuk
organik.
Andaikan saja kita dapat mendengar jerit
tangis generasi penerus kita, dan andai saja kita dapat menerawang
kondisi bumi kita di masa yang akan datang, kita pasti akan segera
mencegah akibat dari pemanasan globalisasi ini. Jikalau pun tidak
demikian, seharusnya kita tetap bertindak mencegah atau
meminimalisasikannya, Ibarat pepatah mengatakan “sediakan payung sebelum hujan”.
Indonesia terletak di garis khatulistiwa, merupakan negara yang pertama sekali akan merasakan dampak global warming.
Dampak tersebut telah dirasakan yaitu pada 1998 menjadi tahun dengan
suhu udara terpanas dan semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
Banyak orang memperkirakan bahwa 20 tahun ke depan Indonesia akan
tenggalam akibat kenaikan permukaan air laut.
Nah, sebelum hal itu terjadi, mari kita bersama-sama atasi global warming
dengan melakukan penghematan energi listrik, mengurangi penggunaan
kendaraan pribadi, menghentikan penebangan dan pembakaran hutan,
mengurangi hisap rokok bagi pecandu, dan menjaga kelestarian lingkungan
kita, agar tercipta kesehatan yang baik.
Dalam penyerahan 5.000 bibit pohon di Aceh Timur pada Jumat, 28 April 2013, Aris Jatmiko mengatakan; “Mengatasi global warming
jangan hanya didengungkan saja tanpa berbuat sesuatu”. Maka dari itu,
mari kita melakukan gerakan perubahan. Kebahagiaan tanpa memikirkan
kesehatan hanya dapat kita rasakan sekejap saja. Untuk apa kita bersusah
payah mencari kekayaan atau kesuksesan, jika kesehatan kita harus kita
pertaruhkan. Semua yang kita kerjakan sama saja dengan nihil. (op)
(Penulis adalah Mahasiswi Teknik Kimia, Universitas Malikussaleh)
No comments:
Post a Comment