Rima Arami, Bangun Prestasi Demi Mama dan Gayo
MENCARI dara berkulit
putih ini tidak perlu susah-susah, karena dia pasti sedang berada di
lokasi event seni. Dia begitu, lantaran jiwa seni sulit dipisah darinya,
karena dia memang “seniman” muda yang mencintai tradisi.
Rima Arami adalah putri keempat pelantun
tradisi Gayo Fatimatuzahraini yang populer disapa Zuhra. Darah seni
Ibunya mengalir deras dalam dirinya, bahkan lebih, karena Rima memang
mampu memainkan beberapa alat musik seperti Biola, suling, Keyboard dan
nanyi juga.
“Aku paling suka alat musik tradisional,” kata dara latah yang cantik ini.
Latah? ya Rima memang latah, tetapi
diporsi yang mengasyikan. Dimanapun dia, teman-teman menyukainya,
apalagi kata spontannya, kerap bikin geeeer..Bersamanya, tak terasa
waktu mengalir.
Kemampuannya berkesenian bukan berarti
Rima lantas bercita-cita menjadi artis. Katanya, kalau besar nanti dia
ingin menjadi Dokter. “Banyak cita-cita Rima, pengen juga menjadi
pramugari,” ujar siswa kelas 2 SMAN 1 Takengon ini.
Bakat seni dara kelahiran Takengon 27
Oktober 1996 silam ini bukan sekedar bahasa. Rima adalah penyenandung
“pepongoten” (melagukan Syair tradisional Gayo) dan vocal solo terbaik
tingkat SMA di Takengon, penari tunggal Dwi Cakradonya, dan juga menjadi
juara 1 Fashion Show se kabupaten Aceh Tengah.
“Di sekolah dasar (SD) pernah juara paduan suara se-kabupaten Aceh Tengah. Itu sampe sekarang,” cerita Rima
Oh, Rima juga rupanya seorang penari
tradisional Gayo, dan pernah menjadi juara tari tradisi Gayo. Sedangkan
di tingkat nasional harapan 1. “Bersama teman-teman pernah mendapat
juara 3 drama musikal se-Aceh,” jelasnya.
Sekarang, perempuan berpipi merah ini
tercatat sebagai anggota sanggar pendopo pimpinan ibu Afini Nasaruddin,
yang juga sanggar sang ibu, Zuhra. Rima tercatat pula sebagai Anggota
paduan suara Gayo Chair dan kelompok Teater “R”.
Catatan yang paling Rima tekankan,
seluruh prestasinya itu dia persembahkan untuk membahagiakan kedua orang
tuanya. Tetapi, tentu saja Rima juga ingin memberi yang terbaik untuk
“Gayo”. Begitulah keinginan mulia Rima Arami. (Atia)
No comments:
Post a Comment